20. Rumah Arsyi

3.6K 244 0
                                    

Pagi ini, Arsyi dan beberapa yg lainnya masih tertidur pulas. Karena semalam mereka sampai ke rumah tengah malam.

"Adek, bangun, udah siang." Ucap Bunda sambil menggoyangkan tubuh Arsyi pelan.

"Nanti, bunda." Ucap Arsyi sambil menarik selimutnya kembali.

"Bangun, nak. Sudah Dzuhur." Ucap Bunda lembut.

"Huaa bunda, aku ngantuk banget." Rengek Arsyi.

"Ayo, ah, bangun. Habis itu sholat, selesai sholat kita makan." Ucap Bunda.

"Iya iya bunda." Balas Arsyi.

"Iya iya, buka mata kamu." Ucap Bunda sambil memutar kedua bola matanya.

"Iya, ini dibuka nii."Ucap Arsyi sambil membuka mata.

"Bagus, jangan lupa bangunin yg lainnya."Ucap Bunda lalu ke luar kamar.

"Ima, bangun, sholat Dzuhur." Ucap Arsyi menggoyangkan tubuh Ima kencang.

"Astagfirullah."

"Bangun, sholat Dzuhur." Ucap Arsyi.

"Iya iya. Lain kali bangunnya pelan pelan aja." Ucap Ima kesal.

"Aziq, bangun dek, sholat Dzuhur dulu." Ucap Arsyi sambil menepuk pelan pipinya.

"Nanti, aunty." Ucap Raziq.

"Sholat dulu, nanti lanjut lagi tidurnya. Kalo gak sholat diomelin ayah loh."Ucap Arsyi.

"Syi, aku sholat duluan ya." Ucap Ima yang baru saja keluar dari kamar mandi.

"Iya."

"Aziq ngantuk, mau bobo." Ucap Raziq lalu menutup kembali kedua matanya.

"Aziq, nanti di omelin ayah loh." Ucap Arsyi.

Tiba tiba saja pintu kamar Arsyi terbuka, menampilkan Daffa yang memakai sarung.
"Loh, kok belum bangu, hm?"

"Ngantuk katanya." Ucap Arsyi.

"Ayok, kita sholat dulu."Ucap Daffa sambil mendudukkan Raziq.

"HUAAA AYAH, AZIQ KAN NGANTUK." Ucap Raziq berteriak.

"Aziq, gak boleh teriak. Aunty Ima lagi sholat, ayo kita juga sholat."Ucap Daffa lalu membawa Raziq keluar kamar.

Arsyi pun langsung berjalan menuju kamar mandinya untuk mengambil wudhu.

***

Selesai makan siang, Arsyi langsung pergi ke taman belakang rumahnya, karena keluarganya sedang menghabiskan waktunya di sana.

"Bunda, Ayah dan yang lainnya. Ima pamit pulang ya" Pamit Ima yang baru saja datang bersama tas di punggungnya.

"Iya. Ayah anterin, ya?" Tawar Ayah.

"Gak usah, Ayah. Ima udah di jemput sama sepupu Ima kok" Tolak Ima dengan halus.

"Oh gitu, Yaudah hati hati ya." Ucap Ayah.

"Hati hati ya, Ma."Ucap Bunda.

"Iya, Bunda, Ayah."

Ima pun mencium punggung tangan Bunda, Hanna dan Ulya, sedangkan dengan para laki-lakinya Ima hanya menaruh tangan di depan dadanya.

"Ayo, aku antarin sampai depan." Ucap Arsyi.

Mereka pun berjalan berdua sampai depan gerbang rumah Arsyi. Saat di depan gerbang, sudah terdapat mobil berwarna putih. Ima pun masuk ke dalam mobil tersebut.

ARSYILA || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang