Happy Reading!
5 Tahun kemudian.
Terdengar suara anak kecil dengan sangat lantang. Kedua anak kecil tersebut saling mengejar. Sepertinya, mereka sedang meributkan mainan.
"Naufal, Atha, tidak boleh lari-larian." Ucap seorang Ibu dari kedua anak tersebut.
"Bunda, Abang ambil mainan Atha." Adu seorang anak kecil perempuan.
"Naufal, tidak boleh mengganggu adikmu. Kamu sudah ada mainan sendiri, kan?" Ujar seorang pria dari tangga.
"Iya, Ayah." Anak kecil laki-laki tersebut pun langsung memberikan mainannya kepada sang Adik.
"Bunda, Naufal mau main di lumah Tante Ulya."
"Bilang Ayah, anak."
"Stor hafalan dulu," Ucap Ayah.
"Iya, Ayah."
Bunda dari dua anak tersebut tersenyum melihat ke arah suami dan anaknya itu. Arsyi sungguh bahagia mempunyai kedua anak yang menjadi pelengkap keluarga ini.
Alfarezel Naufal Athailah dan Agatha Naura Athailah, mereka hanya selisih satu tahun saja.
"Bunda siapin cemilan dulu, ya."
"Iya, Bunda."
Beberapa lama kemudian, Arsyi pun berjalan ke ruang keluarga dengan membawa cemilan untuk anak-anaknya.
"Wah, susu!" Ucap Atha dengan berlari menghampiri Arsyi.
"Sabar, Atha."
Arsyi pun langsung memberikan segelas susu untuk Agatha. Agatha pun langsung meminum susu tersebut hingga lupa bahwa ia sedang berdiri.
"Atha, kalau minum itu duduk." Ujar Ayah memperingati Agatha.
"Hehehe, Atha lupa, Ayah."
Billal pun menggeleng melihat kelakuan anak perempuannya ini. "Jangan dibiasakan, Atha."
"Iya, Ayah."
"Abang, sini makan cemilan dulu. Nanti lanjut hafalannya," Ucap Arsyi.
"Iya, Bunda."
"Bunda, Atha mau susu lagi." Ucap Agatha.
Arsyi tau kalau ini akan terjadi, pasalnya Atha ini sangat suka susu apalagi susu strawberry. Arsyi pun langsung mengambil gelas yang berada di tangan Atha.
"Nggak usah, Bunda. Atha minum punya aku saja." Ucap Naufa membuat Arsyi yang ingin melangkah langsung terhenti.
"Atha, lain kali nggak boleh buat Bunda repot." Ucap Naufal kepada Agatha dengan memberikan susu miliknya.
"Iya, Abang."
"Bunda nggak repot, kok. Abang kenapa bisa mikir kayak begitu?"
"Abang cuma sering lihat Bunda bersih-bersih rumah sendiri, itu pasti capek banget. Terus, Bunda harus ngurusin kita." Ucap Naufal membuat Arsyi dan Billal terkejut akan ucapan Naufal.
"Naufal, Bunda nggak capek. Kamu jangan berpikir kaya begitu."
"Iya, Bunda."
***
Sore ini, rumah hanya di isi oleh sepasang suami istri. Karena, kedua anaknya sedang main di rumah Ulya. Saat ini, mereka sedang berada di taman belakang rumahnya.
"Mas, nggak kerasa, ya, kita sudah punya dua anak." Ucap Arsyi dengan menaruh kepalanya di bahu Billal.
"Iya,"
"Mas, Naufal dewasa sebelum waktunya,"
"Tidak apa-apa, Syi. Naufal sudah mempunyai tanggung jawab yaitu jagain Atha disaat kita sedang sibuk."
"Tapi aku takut, Mas,"
"Takut apa?"
"Nanti Naufal nggal bisa manja sama aku."
"Yaudah, kamu yang manja ke Naufal."
"Mas, ih!"
"Hahaha,"
"Mas, terima kasih sudah bertahan sama Arsyi,"
"Mas yang harusnya terima kasih sama kamu,"
"Karena kalau saat itu kamu nggak nerima Mas untuk jadi suami kamu, Mas pasti sudah sama pilihan Abi."
"Kenapa saat itu Mas menolak untuk di jodohin? Kan katanya pilihan orang tua itu yang tebaik."
"Pilihan orang tua itu pasti yang terbaik, itu benar. Tapi, Mas, nggak bisa hidup selamanya dengan orang yang Mas nggak cinta. Mas, tau, cinta itu datang karena terpaksa. Tapi, Mas hanya takut itu akan mempengaruhi untuk kedepannya,"
"Disaat itu, Mas, juga sudah suka sama kamu. Disaat Mas mau mengejar kamu, Abi bilang akan menjodohkanku. Aku menolak dan bilang bahwa ada seseorang yang berhasil memikat hatiku, yaitu kamu,"
"Mas bilang ke Abi, kalau aku melamarmu dan kamu menolak, Mas ikhlas untuk dijodohkan saat itu. Tapi, Alhamdulillah, kamu menerima lamaran, Mas."
Arsyi yang mendengar itu pun tersenyum lebar kearah Billal, Arsyi langsung saja memeluk Billal dengan erat seakan-akan tak mau melepaskannya.
"Tetap disamping 'ku, jangan pernah berfikir untuk pergi dari hidupku. Kalau kau pergi, aku akan tetap mencarimu walaupun harus ke ujung dunia."
"Ana Uhibbuka Fillah, Mas."
"Ahabbakalladziahbabtani lahu,"
-TAMAT-
***
Detik berganti menit, menit berganti jam, jam berganti hari. Tak terasa, bagian ini sudah di ujung cerita. Di setiap pertemuan, pasti ada perpisahan. Begitu juga dengan cerita ini. Terima kasih karena sudah membaca ceritaku ini.
Maaf kalau cerita ini banyak kekurangannya, kalau kalian ada masukan atau apapun silakan komen saja! TERIMA KASIH.
Walaupun cerita ini berakhir, masih ada cerita-cerita lain yang akan aku buat!
Jangan lupa follow untuk mengetahui aku akan mempublish cerita-ceritaku!
Sekali lagi, TERIMA KASIH!
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSYILA || END
RomanceAdiva Arsyila Savina, gadis yang sering dipanggil dengan sebutan Arsyi itu adalah seorang mahasiswi disalah satu kampus yang cukup terkenal. Arsyi mengikuti segala macam ekstrakurikuler yang diadakan oleh kampus tersebut, salah satunya ada kegiatan...