Happy reading-!
Malam ini, keluarga Arsyi akan mengadakan bakar-bakar. Tentu saja dihadiri oleh Billal dan juga kedua adiknya sesuai permintaan Bunda tadi.
"Kak Arsyi kemana, Bunda?" Tanya Bilqis kepada Bunda.
"Iya, nggak kelihatan dari tadi." Sambung Balqis.
"Kak Arsyi lagi di kamarnya, nanti juga keluar." Balas Bunda.
"Ima, ajak kedua twins ini." Ucap Bunda kepada Ima yang baru saja keluar dari Villa.
"Ayok, kita main sama Raziq dan Malika." Ajak Ima kepada Balqis dan juga Bilqis.
Mereka pun berjalan kearah Raziq dan juga Malika yang berada di saung. Disaung terdapat Kak hanna dan juga Kak Ulya yang sedng menyiapkan bahan-bahan untuk bakar-bakaran.
"Halo Raziq, Malika." Sapa Bilqis kepada Raziq dan juga Malika.
"Halo juga, Kakak."
"Kakak kok mukanya mirip?" Tanya Malika polos. Kepolosan Malika membuat mereka tertawa.
"Kami kembar, Malika." Ucap Balqis.
"Kembar?" Tanya Malika bingung.
"Mamah, apa itu kembar?" Tanya Malika kepada Hanna.
"Kembar itu ya seperti Kak Balqis dan juga Kak Bilqis." Balas Hanna yang juga bingung menjelaskan kepada Malika.
"Mukanya sama?" Tanya Malika. Hanna hanya menganggukan kepalanya saja mengiyakan.
"Malika mau punya adik kembar, Mamah!" Ucap Malika membuat mereka terkejut.
"Hah?!"
"Malika, kamu minta ke Papah saja sana." Ucap Hanna yang sudah pusing menanggapi Malika.
Malika pun turun dari saung dan berlari menuu Daffa yang sedang menyalakan api bersama Ayah, Fadli, Ardi dan juga Billal.
"Papah!" Panggil Malika dengan suara yang kencang. Hal itu membuat para lelaki menatapnya.
"Malika mau punya adik kembar!" Ucap Malika membuat para lelaki terkejuut.
"Kamu mau apa, sayang?" Tanya Daffa memastikan.
"Mau punya adik kembar kayak Kak Balqis dan juga Kak Bilqis." Ucap Malika.
"Astagfirullah."
"Iya, nanti, ya." Ucap Daffa membuat Malika besorak bahagia dan langsung pergi meninggalkan Papahnya dengan rasa bahagia.
"Bang, beneran mau dibikinin?" Tanya Fadli sambil menatap Daffa dengan Bingung.
"Nggak tau." Balas Daffa.
Fadli pun bertepuk tangan. "Keren keren, kalau bisa kembar tiga, ya, Bang."
"Matamu." Ucap Daffa.
Dilain sisi, Arsyi baru saja keluar dari kamarnya, ia berjalan menuju halaman Villa nya. Arsyi pun menghampiri Bunda yang sedang berada di saung.
"Bunda." Panggil Arsyi lalu memeluk Bunda.
"Kok keluar? Kalau nggak kuat di dalam saja." Ucap Bunda.
"Tidak apa-apa." Ucap Arsyi sambil tiduran di paha Bunda.
"Sudah minum obat?" Tanya Bunda.
Arsyi pun menggeleng sebagai jawabannya.
"Loh, kenapa?" Tanya Bunda.
"Obatnya habis." Jawab Arsyi membuat Bunda menepuk keningnya.
"Bunda lupa beli lagi." Ucap Bunda.
"Kak." Panggil Balqis.
"Kenapa?" Tanya Arsyi sambil bangun dari tidurnya.
"Ini ada obat, diminum ya." Ucap Balqis sambil memberikan plastik yang ada ditangannya kepada Arsyi.
"Makasih. Dari siapa?" Tanya Arsyi.
"Bang Billal." Ucap Balqis membuat Arsyi terdiam sebentar.
Arsyi hanya bisa menganggukkan kepalanya saja lalu Arsyi bersender di bahu Bunda.
"Kalo sakit manja banget." Cibir Ulya.
"Diem, Bumil." Ucap Arsyi.
****
Saat ini, mereka sudah selesai acar bakar-membakar. Sekarang saatnya untuk menyantap makanan yang sudah di bakar. Kebeutlan Bagas juga sudah datang.
"Utututu, ada yang sakit, nih?" Tanya Bagas sambil mengusap kepala Arsyi.
"Diem, deh, Bang." Ucap Arsyi sambil menyingkirkan tangan Bagas.
"Sudah sudah, mending makan dulu." Ucap Ayah.
"Arsyi mau makan pakai apa?" Tanya Bunda.
"Ayam."
"Apa lagi?"
"Itu aja, Bunda."
"Mau disuapin atau makan sendiri?"
"Suapin."
Bunda pun tersenyum dan langsung menyuapi Arsyi. Hal itu tentu saja mendapat cibiran dari Bagas dn juga Fadli. Namun, Arsyi hanya diam karena sudah tidak ada energi untuk membalas mereka.
"Billal gimana proses nya?" Tanya Ayah kepada Billal.
"Proses apa, Yah?" Tanya Billal bingung.
"Loh, bukannya kamu mau menikah?" Ujar Ayah .
"Tidak, Yah." Ucap Billal membuat Arsyi terkejut.
"Loh, kenapa? Bukannya kamu sudah dijodohkan?" Tanya Bunda.
"Awalnya memang seperti itu. Tapi, Billal minta untuk tidak menjodohkan Billal dengan wanita tersebut." Jelas Billal.
"Kenapa?" Bukan, bukan Bunda ataupun Ayah yang bertanya, melainkan Arsyi.
"Mau memperjuangkan wanita yang saya sukai." Balas Billal.
"Ekhem. Kalau boleh tau, siapa itu?" Ujar Bagas.
"Spill dong, Bang." Sambung Fadli.
"Kalian ini kepo sekali, nanti Billal kasih taunya kalau sudah sebar undangan." Ucap Ayah.
"Kelamaan itu, Yah." Balas Fadli.
"Tidak boleh terlalu kepo, Fadli." Ucap Bunda memperingati.
****
Billal POV.
Sehabis sholat Isya, keluarga Billal mengumpul sebentar di ruang keluarga. Dikarenakan Billal ingin mengatakn sesuatu.
"Ada apa, Billal? Tidak mungkin bukan kamu jauh-jauh menghampiri Abi dan Ummi tanpa sebab?" Ujar Ayah membuka suara.
"Betul,"
"Abi, Billal ingin membatalkan perjodohan ini." Ucap Billal membuat mereka semua terkejut.
"Kenapa, Billal?" Tanya Abi.
"Sudah ada wanita yang Billal sukai, Abi." Balas Billal dengan menundukkan wajahnya. Ucapan Billal tentu saja membuat Ummi, Abi, dan juga kedua adiknya terkejut.
"Siapa wanita itu, Billal?" Tanya Abi.
"Seorang wanita yang Billal temukan di kampus, wanita yang selalu mejaga pandangannya saat berbicara kepada lawan jenis, wanita dengan akhlak yang baik." Jelas Billal tanpa sadar tersenyum saat mendeskripsikan wanita tersebut.
"Hush! Jaga pikiran kamu, Billal." Ucap Ummi memperingati.
"Iya, Ummi,"
"Abi, Billal mohon untuk tidak menjodohkan Billal dengan wanita pilihan Abi," Ucap Billal.
"Billal tau, wanita pilihan Abi sudah pasti yang terbaik. Tetapi izinkan Billal untuk memperjuangkan wanita yang Billal sukai terlebih dahulu." Lanjut Billal sembari mentap kedua mata Abi.
*****

KAMU SEDANG MEMBACA
ARSYILA || END
RomanceAdiva Arsyila Savina, gadis yang sering dipanggil dengan sebutan Arsyi itu adalah seorang mahasiswi disalah satu kampus yang cukup terkenal. Arsyi mengikuti segala macam ekstrakurikuler yang diadakan oleh kampus tersebut, salah satunya ada kegiatan...