Pagi ini, Arsyi terbangun dengan mata yang bengkak karena menangis sampai subuh. Entah kenapa semenjak bertemu dengan orang itu kembali, Arsyi sangat ketakutan dan selalu mengeluarkan air mata.
Tok..tok..tok..
Suara ketukan pintu membuat lamunan Arsyi hancur.
"Masuk" Ucap Arsyi sambil membetulkan khimarnya.
"Syi, kamu gak papa?"
Ternyata orang itu adalah Ima, ia memasuki kamar Arsyi dengan wajah khawatir.
"Kok disini? Bukannya harus kuliah?" Tanya Arsyi.
"Di undur, dosennya lagi ada urusan katanya. Kamu gak liat grup ya?"
"Kamu belum jawab pertanyaan aku tadi, kamu gak papa?" Lanjut Ima.
"Gak papa. Oh iya, nanti aku izin ya. Kepala ku pusing." Ucap Arsyi.
"Tuh, kamu gak baik baik aja, Syi. Yaudah, pulangnya mau di beliin apa?" Tanya Ima.
"Gak mau, maunya Kak Billal" Ucap Arsyi tanpa sadar.
"Nanti beneran ku bawaain lho, Syi" Ucap Ima.
"Engga, bercanda"
"Liat nanti deh, nanti ku chat aja" Ucap Arsyi.
"Oke"
"Kelas di undur sampai jam berapa?"
"Jam 9, kayaknya kamu gak mau aku di sini ya"
"Enggak gitu. Btw, sekarang udah jam delapan lewat lho. Nanti kamu terlambat"
"Masih lama, Syi"
"Terlambat, percaya deh. Kan dari sini kesana setengah jam, belum macetnya"
"Iya juga sih. Yaudah deh, aku berangkat dulu ya"
"Iya"
"Bye, assalamualaikum"
"Waalaikumsallam warahmatullah"
Ima pun langsung keluar kamar, sedangkan Arsyi langsung berjalan menuju kamar mandinya.
****
Billal POV
"Kok gue ngga ngeliat Arsyi ya tadi sama Ima" Ucap Fari.
"Emang kalo ada lo mau ngapain?" Tanya Farras.
"Ya nggak ngapa-ngapain, sih." balas Fari.
"Iya bener, dia kemana, Lal?" Tanya Jafar.
"Gak tau, jangan nanya gue." Ucap Billal dengan nada dinginnya.
"Eh, itu ada Ima lewat. Nanya aja." Ucap Jafar yang melihat Ima yang sedang berjalan kearahnya.
"Hai Ima" Sapa Fari.
"Iya? Ada apa?" Tanya Ima.
"Mau nanya dong, kok Arsyi gak keliatan? Gak ngampus ya dia?" Tanya Fari.
"Iya, dia lagi sakit"Ucap Ima.
"Sakit apa?" Tanya Jafar.
"Sakit biasa." Balas Ima seadanya, karena Ima sendiri pun masih belum tau jelas masalahnya.
"Yah."
"Gak tau, tadi aja aku dateng udah di suruh pergi ngampus" Ucap Ima.
"Yah, kasian di usir." Ucap Fari, Ima pun yang mendengarnya hanya melirik saja.
"Kita jengukin yok." Ucap Jafar.
"Ayok lah, masa kakak ipar sakit kita nggak jengukin" Ucap Fari.
"Gimana, Lal? Ras?" Tanya Jafar.
"Sorry, gue gak bisa. Istri gue juga lagi mual mual" Ucap Farras.
"Semoga cepet sembuh ya kak istrinya" Ucap Ima.
"Makasih" Ucap Farras.
"Jangan lupa di bawa ke rumah sakit, siapa tau nanti berisi". Ucap Ima.
"Nah lho, jadi suami kok gak peka sih" Ucap Fari.
"Emang gitu? Gue kira istri gue cuma masuk angin biasa aja" Ucap Farras.
"Coba dulu, kak, siapa tau emang beneran udah isi. Ngomong-ngomong emang mualnya dari kapan?" Ucap Ima.
"Subuh tadi" Ucap Farras.
"Coba bawa dulu ke dokter" Ucap Ima.
"Yaudah, gue duluan yaa. Doain semoga beneran lagi isi" Ucap Farras.
"Aamiin"
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam warahmatullah"
Ting!
Ponsel Ima pun berbunyi, ia pun langsung melihat ponselnya.
"Eum, aku duluan yaa, mau beliin titipan bunda nya Arsyi" Ucap Ima sambil menaruh ponselnya di saku gamisnya.
"Bareng aja. Kita juga sekalian mau jengukin Arsyi" Ucap Jafar.
"Iyap, benar" Ucap Fari.
" Yaudah kalau gitu"Ucap Ima.
"Ima bawa kendaraan sendiri apa gimana?" Tanya Jafar.
"Bawa mobil, kok" Ucap Ima.
"Yaudah, kalau gitu langsung gas aja yuk" Ucap Jafar.
"Yok!"
Mereka pun berjalan bersama menuju parkiran tempat mereka menaruh kendaraannya.
****
Saat ini Arsyi sedang berada di dalam kamarnya dengan suasana yang gelap. Walaupun sedang berada disiang hari, suasana kamar Arsyi gelap tidak ada cahaya yang masuk.
Tok..tok..tok..
"Dek, makan yuk" Ucap Bunda di balik pintu kamar Arsyi.
"Nanti, bunda" Ucap Arsyi dengan suara yang serak.
"Kamu mau sampai di kamar mulu? Ayo keluar" Ucap Bunda.
"Nanti, Bunda" Ucap Arsyi. Lagi lagi dibalas dengan nanti.
"Dek, cerita yuk sama bunda" Ucap Bunda.
Arsyi pun yang sedang berada di tempat tidurnya langsung membuka pintu kamarnya, membiarkan bundanya masuk kedalam.
"Kamar mu gelap banget, dek" Ucap Bunda.
"Jangan di nyalain lampu nya dan jangan buka gorden nya, Bunda." Ucap Arsyi.
"Iya iyaa. Sini, cerita sama bunda" Ucap Bunda sambil duduk di pinggir ranjang.
Arsyi pun langsung berjalan mendekati bundanya, ia langsung saja menjadikan paha bundanya sebagai bantal. Lagi lagi, air mata jatuh.
"Ada apa? Cerita yuk" Ucap Bunda sambil mengelus kepala Arsyi.
"Bundaa, Arsyi takut" Ucap Arsyi sambil memeluk bundanya.
"Ada apa?" Tanya Bunda. Tangisan Arsyi pun pecah dipelukan sang bunda.
"Arsyi takut.."
****
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSYILA || END
RomanceAdiva Arsyila Savina, gadis yang sering dipanggil dengan sebutan Arsyi itu adalah seorang mahasiswi disalah satu kampus yang cukup terkenal. Arsyi mengikuti segala macam ekstrakurikuler yang diadakan oleh kampus tersebut, salah satunya ada kegiatan...