Happy reading-!
"Ada apa?" Tanya Bunda. Tangisan Arsyi pun pecah dipelukan sang bunda.
"Arsyi takut, kenapa Arsyi harus ketemu sama dia lagi? Kenapa dia harus datang lagi di kehidupan Arsyi bunda? Kenapa? Apa dia gak puas bikin Arsyi tersiksa sama obsesinya?" Tanya Arsyi kepada Bunda.
"Bunda, kenapa? Apa Arsyi salah kalau Arsyi anggap dia cuma teman?" Tanya Arsyi.
"Arsyi gak salah" Ucap Bunda sambil mengusap kepala Arsyi lembut.
"Bunda, kenapa setelah Arsyi hijrah selalu banyak cobaan?" Tanya Arsyi dengan air mata yang terus mengalir.
"Syi, memang begitu. Keimanan kamu sedang diuji oleh Allah, makanya Allah datangkan beribu-ribu cobaan supaya kamu iman kamu tambah kuat, Syi." Balas Ummi.
Bunda pun sudah ingin menangis melihat anaknya tersakiti. Orang tua mana yang tidak sedih melihat anaknya disakiti? Tentu semua orang tua akan sedih bukan?
"Bunda" Panggil Fadli, di belakang Fadli sudah ada Ima, Billal, Fari dan Jafar.
"Dek, sudah ada Ima." Ucap Bunda. Namun, Arsyi belum mau melepaskan pelukannya.
"Ini bunda makanannya." Ucap Ima sambil memberikan plastik kepada Bunda.
"Dek, makan dulu yuk. Bunda tadi udah nitip makanan sama Ima." Ucap Bunda.
"Gak laper, Bunda" Tolak Arsyi.
"Kak, makan. Kalau kakak gak makan, kakak bikin bunda khawatir. Bukan bunda aja, ayah, kak Alya dan bang Daffa pun juga khawatir. Apa kakak mau bikin mereka khawatir?" Ucap Fadli.
"Engga. Oke, Arsyi makan." Ucap Arsyi lalu melepaskan pelukannya. Saat ia melepaskan pelukannya, ia kaget dengan kehadiran Billal dan teman-temannya.
"Astagfirullah" Gumam Arsyi.
"Ini, makan. Jangan sedih mulu" Ucap Ima sambil memberikan makanan itu kepada Arsyi. Arsyi pun langsung menerimanya.
"Bunda, jangan bilang ke kak Ulya sama Bang Daffa" Ucap Arsyi.
"Telat. Fadli udah ngasih tau" Ucap Fadli.
"Kenapa dikasih tau?!" Tanya Arsyi.
"Bang Daffa nanyain gimana keadaan disini di grup, terus Adli jawab aja dengan jujur. Terus, Bang Daffa lagi di jalan mau kesini. Kak Ulya juga." Ucap Fadli.
"Huaaa, Adli mahh" Kesal Arsyi.
"Udah, Arsyi makan dulu. Nak Billal, duduk dulu, ajak teman-temannya" Ucap Bunda.
"Iya, Bunda" Ucap Billal.
"Yaudah, Bunda turun dulu ya nyiapin cemilan" Ucap Bunda.
"Jadi ngerepotin, tante" Ucap Fari.
"Kan biasanya lo emang ngerepotin, Far" Ucap Jafar.
"Jangan gitu, lah. Malu-maluin aja di depan ortu kakak ipar"Ucap Fari.
"Kalian ada ada aja"
"Bunda nyalain lampunya" Ucap Bunda.
Sebelum bunda keluar, bunda pun menyalakan lampunya dan membuka kaca kamar Arsyi agar ada udara yang masuk. Setelah itu ia langsung keluar bersama Fadli.
"Syi, Syi, kamar mu gelap banget" Ucap Ima.
"Hmm"
"Gimana? Masih pusing?" Tanya Ima.
"Lumayan." Balas Arsyi.
"Arsyi keliatan beda banget ya kalau abis nangis." Ucap Jafar.
"Kenapa nangisnya? Jangan nangis atuh. Kalau ada yang jahatin, bilang aja sama kita. Nanti kita bantai" Ucap Fari membuat Arsyi tertawa kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSYILA || END
RomanceAdiva Arsyila Savina, gadis yang sering dipanggil dengan sebutan Arsyi itu adalah seorang mahasiswi disalah satu kampus yang cukup terkenal. Arsyi mengikuti segala macam ekstrakurikuler yang diadakan oleh kampus tersebut, salah satunya ada kegiatan...