51. Ngambek

2.9K 175 0
                                    

Happy Reading-!





Saat ini, Arsyi, Billal dan Fadli sudah sampai dirumah. Mereka sedang berada di ruang keluarga. Arsyi sedang menonton suami dan adiknya itu yang sedang bermain game di televisi.

“Fad, kamu mau pulang kapan?” Tanya Arsyi.

“Nanti malam, Kak.”

“Astaghfirullah, sekarang aja.”

“Lagi main game ini, Kak.”

“Mas,” Panggil Arsyi kepada sang Suami yang sedang fokus dengan gamenya.

“Hm,” Jawab Billal tanpa menoleh kearah Arsyi.

“Mas,” Panggil Arsyi lagi.

“Apa?”

“Tau, ah.”

Arsyi yang kesal dengan suaminya itu pun langsung melangkahkan kakinya menuju kamarnya yang berada di lantai dua.

Sesampainya di lantai dua, Arsyi langsung menaiki ranjangnya dan kemudian air matanya menetes begitu saja. Tak terasa, Arsyi pun mulai terlelap.







***








Jam sudah menunjukkan pukul lima sore, Arsyi pun sudah mulai terbangun dari tidurnya. Perut Arsyi sudah berbunyi, tertanda ingin segera diisi.

Arsyi pun mengambil ponsel miliknya dan mulai memesan makanan lewat online.

Selagi menunggu pesanannya sampai, Arsyi memutuskan untuk membersihkan dirinya terlebih dahulu.

Tiga puluh menit kemudian, Arsyi pun keluar kamar mandi dengan baju tidur. Tiba-tiba ponselnya berbunyi, ia pun mengangkat panggilan tersebut. Ternyata itu adalah dari ojol yang membawa pesanan Arsyi.

Sebelum turun, Arsyi memakai mukena untuk menutupi rambutnya. Setelah itu, ia pun keluar kamar.

Disaat di anak tangga terakhir, ia melihat suami dan adiknya itu belum selesai bermain game. Tanpa memperdulikan mereka, Arsyi berjalan melewati mereka begitu saja.

Setelah mengambil pesanan makanan, Arsyi pun kembali berjalan menuju dapur. Tetapi, saat di depan ruang keluarga ia melirik kearah suami dan adiknya itu yang juga sedang meliriknya.

“Kak, beli apa, tuh?” Tanya Fadli.

“Makanan.”

“Mau, dong.”

“Beli sendiri.”

Tanpa perduli, Arsyi pun berjalan begitu saja. Sesampainya di meja makan, Arsyi langsung membuka makanannya.

Saat Arsyi sedang mengambil piring, ia dikagetkan dengan tangan yang sedang membantunya mengambil piring. Saat ia menoleh ternyata tangan tersebut adalah tangan Billal.

“Makasih.”

Setelah berucap seperti itu, Arsyi pun menaruh beberapa makanan untuknya di piring yang berada di tangannya.

“Masih ada sisa, ambil aja.” Ucap Arsyi kepada Fadli yang memang sedang duduk di kursi meja makan.

Setelah itu, Arsyi hanya memasang muka datar dan melangkahkan kakinya meninggalkan mereka berdua.

“Bang, kenapa, tuh?” Tanya Fadli yang bingung dengan sikap sang Kakak.

“Sebentar,”

Billal pun berjalan mengejar istrinya itu. Sesampainya di kamar, ia melihat sang Istri yang sedang makan di balkon kamarnya.

ARSYILA || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang