50. Back to home

2.7K 178 0
                                    

Happy Reading-!





Sepasang suami istri berjalan beriringan dengan membawa koper masing-masing. Sepasang suami istri tersebut berjalan keluar dari Airport.

"Mas, Fadli mana, sih?" Tanya Arsyi dengan mendudukkan dirinya di sebuah kursi panjang yang memang sudah tersedia.

"Sebentar lagi sampai katanya,"

"Mas, dari tadi sebentar mulu ngomongnya."

"Syi, sabar. Fadli bilang dia tadi lagi main dekat sini juga kok."

Arsyi yang kelelahan pun menaruh kepalanya dipundak sang suaminya itu. Billal yang melihat itu mengusap kepala Arsyi dengan lembut.

"Mas, Arsyi capek." Arsyi pun mulai memeluk sang suami dari samping.

"Tidur aja, nanti kalau Fadli sudah sampai Mas bangunin."

"Kasian sama, Mas. Pasti, Mas, juga capek."

"Nggak apa-apa. Udah, tidur aja,"

"Enggak, deh, Mas."

"Mas, mau beli kopi," Ucap Arsyi sembari melihat stand kopi dari kejauhan.

"Mau?"

"Iya, Mas."

"Kamu tunggu sini, ya. Mas, beliin dulu."

"Mau ikut."

Billal hanya mengangguk lalu menggandeng tangan istrinya itu. Mereka berjalan beriringan menuju stand kopi.

Sesampainya di stand kopi, Billal langsung memesan kopi untuknya dan juga untuk sang Istri tak lupa Billal beli untuk Fadli yang sedang berada di perjalanan.

"Mas, kok beli tiga?" Tanya Arsyi saat melihat Billal membawa tiga kopi.

"Buat Fadli,"

"Syi, kamu minum kopi jangan banyak-banyak. Nggak baik untuk kesehatan."

Arsyi yang sedang meminum kopi pun langsung melihat kearah Billal. "Loh, Mas juga sering minum kopi."

Billal hanya bisa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal itu.

Tak berselang lama kemudian, tiba-tiba ponsel Billal berbunyi. Billal melihat nama Fadli tertera di layar ponselnya. Billal pun segera mengangkat panggilan tersebut.

"....."

"Waalaikumsallam,"

"....."

"Kamu dimana? Biar kami yang samperin aja."

"....."

"Oke. Assalamualaikum,"

"....."

Tut.
Panggilan terputus. Billal pun kembali menaruh ponselnya disaku celananya.

"Fadli sudah di depan," Ucap Billal memberitahukan kepada Arsyi.

"Yaudah, ayok ke Fadli."

Mereka pun mulai melangkahkan kakinya menuju depan Airport. Beberapa lama kemudian, mereka pun akhirnya menemukan Fadli yang sedang berdiri di samping mobil.

"Woi, Fad!" Panggil Arsyi.

"Ape manggil-manggil." Ucap Fadli dengan nada sinis.

"Dih, sinis banget."

"Bang, ini mau langsung pulang kerumah atau mau ke rumah Bunda?" Tanya Fadli kepada Billal tanpa menghiraukan sang Kakak.

Billal pun menghampiri Kakak beradik itu setelah menaruh koper-kopernya kedalam bagasi mobil. "Ke rumah aja, Fad. Kasihan Kakakmu kecapekan, mungkin besok kita kesana."

ARSYILA || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang