Happy Reading-!
Hari ini adalah hari yang sakral bagi Billal maupun Arsyi. Karena hari ini adalah hari Billal mengucapkan Ijab Kabul.
Hari ini, Arsyi sudah sangat cantik dengan gaun yang melekat ditubuhnya. Saat ini, Arsyi berada di dalam kamarnya bersama dengan Bunda.
Tanpa mereka sadari, Arsyi meneteskan air matanya. Ia tak menyangka kalau ia akan menikah hari ini. Ia melihat Bunda dari kaca, terlihat bunda yang tersenyum membuat Arsyi tersenyum.
“Nak, kamu akan menikah. Harus bahagia, nggak boleh sedih.” Ucap Bunda yang melihat Arsyi meneteskan air mata.
“Arsyi nggak sedih, Bunda. Arsyi bahagia.”
“Arsyi.” Panggil Ayah yang baru saja masuk bersama Fadli.
“Ayah.” Arsyi pun langsung memeluk Ayah dengan sangat erat.
“MasyaAllah, kamu cantik sekali.” Puji Ayah yang melihat Arsyi begitu sangat cantik.
“Terima kasih.”
“Keluarga Bang Billal sama anak-anak santri dikit lagi sudah mau sampai.” Ucap Fadli.
“Nak, Billal sudah mau sampai.” Ucap Ayah.
“Ayah, terima kasih sudah membesarkan Arsyi hingga saat ini. Maaf kalau selama ini Arsyi kurang baik, maaf kalau Arsyi suka susah dibilangin.”
“Tidak usah berterima kasih, itu sudah menjadi tanggung jawab Ayah dalam membesarkan kamu.”
“Kamu masih menjadi tanggung jawab kami, tetapi tanggung jawab sepenuhnya atas kamu itu adalah suamimu, Billal. Hormatilah Billal seperti kamu menghormati kami.” Ucap Bunda membuat Arsyi meneteskan air mata.
“Jangan menangis, nanti make up nya luntur. Kamu nggak cantik lagi.” Ledek Ayah membuat Arsyi melepaskan pelukannya.
“Hahaha, sudah. Ayah mau ke bawah, keluarga Billal sudah mau sampai.” Ucap Ayah dengan mengelus kepala Arsyi dengan lembut.
Ayah dan Billal pun keluar dari kamar Arsyi. Tak lama, datanglah Kakak-kakak Arsyi yang memasuki kamar Arsyi.
“Arsyi!”
“MasyaAllah, kamu cantik sekali.” Ucap Hanin.
“Cie yang mau nikah.” Ledek Ulya dengan nada menggoda.
“Apa sih, Kak.”
“Itu keluarga Billal.” Ucap Bunda membuat Ulya yang ingin berbicara langsung berhenti dan melihat kearah layar televisi yang menampilkan keluarga Billal turun dari mobil.
Billal berjalan memasuki rumah Arsyi dengan Abi dan Umi yang berada disampingnya dan teman teman Billal yang berada dibelakangnya.
“Syi, jantung aman?” Tanya Amel.
“Engga." Balas Arsyi polos dengan menggelengkan kepalanya.
“Hahaha.”
Arsyi melihat Billal sudah duduk di depan Sang Ayah. Jantungnya benar-benar tidak bisa dikendalikan.
Beberapa menit kemudian, Billal menjabat tangan Ayah. Mereka yang di dalam kamar pun tah henti henti berdoa.
“Bismillahirrahmanirrahim,”
“Ankahtuka wazawwajtuka mahktubataka Adiva Arsyila Savina binti Rizal Putra alal mahri surah Ar-Rahman dan mas 100 gram hallan.”
“Qobiltu nikahaha watazwijaha alal mahril madzkur wa radhiitu bihi, Wallahu Waliyut Taufiq.”
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSYILA || END
RomanceAdiva Arsyila Savina, gadis yang sering dipanggil dengan sebutan Arsyi itu adalah seorang mahasiswi disalah satu kampus yang cukup terkenal. Arsyi mengikuti segala macam ekstrakurikuler yang diadakan oleh kampus tersebut, salah satunya ada kegiatan...