14. Panti Asuhan

3.8K 251 0
                                    

Hari ini, Arsyi dan Ima mengikuti kegiatan dari salah satu organisasi di kampus 'nya. Saat ini, ia sedang berada di Masjid kampusnya bersama dengan anggota yang lainnya.

Mereka sedang membahas perjalanan untuk ke Panti Asuhan tempat biasa mereka berkunjung. Di dalam Masjid tersebut juga terdapat Billal dan teman-temannya.

Hal  itu membuat Arsyi harus dengan extra menjauh dari Billal dan teman-temannya.

Kalau ditanya kenapa Arsyi menjauh dari Billal dan teman-temannya, jawabannya adalah karena Arsyi belum siap untuk berteu Billal. Bahkan untuk berpapasan saja, Arsyi rasa ia tak siap.

"Ima, kamu bawa kendaraan?" Tanya Farras.

"Tidak, Kak." Balas Ima.

"Arsyi?" Tanya Farras.

"Tidak, Kak." Bukan, bukan Arsyi yang menjawab melainkan Ima.

"Ya sudah, berarti Arsyi, Ima, Bagas kalian dimobil Billal." Ucap Farras membuat Arsyi terkejut.

"Tidak." Ucap Arsyi membuat semua mata tertuju kepadanya.

"Kenapa, Syi?" Tanya Bagas.

"Arsyi bisa naik ojol, Kak, tidak usah bareng mereka." Ucap Arsyi.

"Syi, bareng saja." Ucap Bagas.

"Tidak, Bang. Arsyi tidak bisa." Tolak Arsyi.

"Kenapa?" Tanya Bagas.

"Syi, udah, bareng saja." Ucap Ima membuat Arsyi menatapnya.

"Ima." Ucap Arsyi sambil menggelengkan kepalanya.

Ima mendekat kearah Arsyi, ia mulai membisikkan beberapa kata kepada Arsyi.

"Huft! Arsyi bareng kalian." Ucap Arsyi.

"Udah, kan? Ayok berangkat!" Ucap Farras.

Mereka semua pun berjalan meningalkan Masjid dan berjalan menuju parkiran.

Saat diperjalanan menuju parkiran, Bagas pun menarik dirinya dan kebetulan disampinya terdapat Billal dan teman-temannya.

"Syi." Panggil Bagas.

"Apa?" Balas Arsyi.

"Kamu baik-baik aja?" Tanya Bagas.

"Iya, Bang." Balas Arsyi.

"Syi, kalau ada apa-apa cerita aja." Ucap Bagas.

"Iya, Abang." Ucap Arsyi.

Billal dan yang lainnya pun pergi untuk mengambil mobilnya masing-masing, sedangkan Arsyi dan yang lainnya menunggu dibawah pohon yang rindang.

Tak lama, mobil Billal pun sudah berada di hadapannya. Arsyi, Ima dan juga Bagas pun segera masuk kedalam mobil milik Billal.

Mobil Billal pun sudah berjalan menjauhi Universitasnya. Diperjalanan, tidak ada yang membuka suara, semuanya diam. Arsyi hanya melihat jalanan yang beitu ramai oleh penduduk setempat.

"Lal, kapan lo mau bilang ke Abi lo?" Tanya Bagas membuat Arsyi melirik kearahnya.

"Nanti." Balas Billal.

"Jangan kelamaan, takut keburu baper anak orang." Ucap Bagas membuat Arsyi paham kemana arah pembicaraan itu.

Ia merasa ada tangan yang mengusap lembut lengannya, ya tangan tersebut milik Ima. Ima seakan paham dengan apa yang Arsyi rasakan. Arsyi pun menoleh dan tersenyum kepada Ima.

"Syi." Pangil Bagas.

"Apa." Balas Arsyi.

"Hari jum'at jadi?" Tanya Bagas.

"Jadi kata Bunda." Balas Arsyi.

"Abang kayaknya malem baru bisa berangkat deh." Ucap Bagas.

"Loh, kenapa?" Tanya Arsyi.

"Abang ada meeting di kantor." Ucap Bagas.

"Oh gitu, yasudah." Ucap Arsyi.

Setelah itu tidak ada lagi yang membuka suara, semuanya diam. Setelah beberapa jam kemudian, mereka pun sampai di Panti Asuhan.

Baru saja Arsyi dan Ima turun dari mobil, anak-anak Panti sudah mengerumuni Arsyi dan Ima.

"Kak Syi, Kak Ima!"

"Hai."

"Kalian apa kabar?" Tanya Arsyi.

"Alhamdulillah, baik, kak!"

"Gimana sekolahnya, lancar?" Tanya Arsyi.

"Lancar, Kak Syi!"

"Kak Syi, Kak Ima, kok kalian kesininya lama sekali." Ucap anak perempuan yang memilki rambut cokelat.

"Iya, kami kangen kalian." Ucap seorang anak laki-laki yang sedikit berisi.

"Maaf, ya, kita baru kesini." Ucap Arsyi.

"Ibu mana, Rafi?" Tanya Ima kepada laki-laki yang sedikit berisi itu.

"Ada di dalam." Ucap Rafi.

"Kakak masuk dulu, ya." Ucap Ima.

"Yah!"

"Kami masih mau main bersama kakak." Ucap Ninda dan diiyakan oleh anak-anak panti yang lainnya.

"Kakak ada mainan, kalian main bersama Kakak-kakak yang lain dulu, ya." Ucap Bagas.

"Yey, mainan!"

Arsyi dan Ima yang melihat itu pun tersenyum. Lalu Arsyi dan Ima berjalan menuju rumah Ibu panti bersama Billal dan teman-temannya.

"Eh? Kalian sudah sampai." Ucap Ibu Panti yang baru saja keluar rumah.

"Ibu, apa kabar?" Tanya Arsyi sambil menyalimi Ibu Panti diikuti oleh yang lainnya.

"Alhamdulillah Ibu baik," Ucap Ibu Panti. 

"Silakan masuk dulu." Lanjut Ibu Panti mempersilakan mereka untuk masuk kedalam.

Mereka pun masuk dan duduk diruang tamu. Arsyi melihat keluar jendela, ia melihat anak-anak Panti yang sedang tertawa karena sedang bermain bersama.

"Kalian gimana kuliahnya, lancar?" Tanya Ibu Panti.

"Alhamdulillah, lancar, Bu."

"Alhamdulillah kalau gitu," Ucap Ibu Panti.

Tak lama, datang seorang ibu-ibu sambil membawa nampan yang berisi air minum dan juga cemilan.

"Maaf, ya, Ibu cuma punya ini." Ucap Ibu Panti.

"Jadi ngerepotin, Bu." Ucap Arsyi.

"Tidak. Kalian kesininya mendadak, jadi Ibu tidak bisa menyiapkan apa-apa." Ucap Ibu panti.

"Maaf, ya, Bu. Kita kesini mendadak, karena bulan depan kita juga sudah ujian semester." Ujar Billal.

"Loh, udah ujian semester saja." Ucap Ibu Panti.

"Yasudah, belajar yang benar, ya. Apalagi kamu Billal, Bagas, Fari, Farras, Jafar, kalian sudah memasuki semester akhir. Harus belajar yang  benar agar cepat lulu dan bisa segera menikah." Ucap Ibu Panti.

"Iya, Bu."

Mereka pun menghabiskan waktu di Panti. Hari ini hari yang menyenangkan buat para anak-anak Panti.

Tak terasa, hari sudah semakin sore. Mereka pun berpamitan untuk pulang kepada Ibu Panti.






***

ARSYILA || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang