11. SIAPA DIA?

18 1 0
                                    

🌌🌌🌌


"Gavin Anna. Kenapa mereka berdua dekat banget? Bahkan melebihi dekatnya gue sama Anna. Pengen rasanya ngembaliin Gavin ke habitat aslinya. Kenapa dia harus hadir di antara gue sama Anna? Dasar parasit. Dih kenapa jadi sewot gini astaga. Sadar Al. Lo ini cuma rekan kerjanya bukan pacarnya. Lo nggak punya hak atas dia. Tapi Allan bener juga. Selama mereka belum ada hubungan. Gue masih ada hak atas Anna. Jadi harus gimana ini sebenarnya? Bingung astaga. Kenapa malah soal cinta gue jadi lemah? Nggak lucu seorang Aldian Fero Gutama yang di kenal berandalan mendadak lemah dan bucin karena cinta. Mau di letak di mana muka gue kalau sampe temen-temen geng dulu tau. Arghh!! Enggak enggak. Jangan lemah. Dan jangan bucin. Oke Aldi. Tarik nafas terus hembuskan," batin Aldi.

Aldi menarik nafasnya dalam-dalam lalu menghembuskannya secara perlahan. "Kenapa nggak bisa sih? Kenapa pas narik nafas yang muncul malah Anna sama Gavin sih? Maunya cuma Anna seorang tanpa bayang-bayang si Gavin. Dih ngeselin tuh anak lama-lama. Andai derajat seorang Aldian Fero Gutama lebih tinggi dari Gavin mudah banget pasti buat nyingkirin makhluk sejenis Gavin. Tapi semua beda. Astaga kenapa jadi bucin begini sih argh. Nggak lucu nggak lucu," ucap Aldi.

Aldi tersentak saat bahunya di pukul oleh seseorang dari belakang.

Dia yang kaget langsung melayangkan pukulan keras ke arah orang tersebut. Dapat Aldi dengar suara rintihan orang tersebut karena mungkin pukulan Aldi cukup kuat.

Dia langsung menoleh ke asal suara untuk melihat siapa yang sudah berani mengganggu ketenangannya malam ini.

"Allan?" ucap Aldi.

Allan memegangi perutnya yang sakit karena di pukul oleh Aldi. "Sakit bodoh. Gimana sih?" ucap Allan.

"Siapa suruh lo ngejutin gue coba? Kurang kerjaan," ucap Aldi.

Allan langsung memutuskan untuk duduk di samping Aldi dengan masih memegangi perutnya. "Putus kayaknya nih usus," ucap Allan.

"Dih lebay bener lo. Kuat juga enggak," ucap Aldi.

"Gue yang ngerasain apa lo tau? Emang ya orang yang kerjanya di Lembaga Pemberantasan Kriminalitas mukulin orang itu udah biasa ya?" ucap Allan.

"Makanya jangan macam-macam sama anak LPK. Tau sendiri kan akibatnya?" ucap Aldi.

"Lagian ngapain sih pake acara ngelamun segala? Banyak fikiran bener kayaknya. Mikirin apaan?" tanya Allan.

"Nothing. Siapa yang ngasih alamat rumah gue ke lo? Bukannya lo sama sekali belum pernah ke rumah gue?" tanya Aldi.

"Dari Anna. Anna kan pernah kemari," jawab Allan.

"Oh iya ya," ucap Aldi menganggukan kepalanya mengerti.

"Lagian pake acara melamun segala. Udah kayak punya anak 10 aja kesannya," ucap Allan.

"Nggak ada," ucap Aldi.

1

2

3

"Allan," panggil Aldi.

Pria itu hanya berdeham singkat.

"Lo ngerasa ada yang aneh nggak sama Anna?" tanya Aldi.

Allan langsung mengalihkan atensinya menatap Aldi dengan pandangan bingung. "Aneh? Aneh gimana maksud lo? Menurut gue dia nggak aneh. Bahkan dia cantik. Cantik banget malahan," ucap Allan.

Aldi langsung memutar bola matanya dengan malas saat mendengar ucapan Allan. "Lo belum pernah gue masukkin ke kantong jenazah?" ucap Aldi.

"Kidding Al. Astaga serius bener nanggepinnya. Ya udah ya udah ada apa sama Anna? Hm?" ucap Allan.

WHO ARE YOU? || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang