32. WINDA, DEVAN, BELLA

16 1 0
                                    


🍁 Maaf. Aku merusak kebahagiaan kalian berdua :( 🍁
-
-
-

"Arabella Anastasia. Aku harus temui dia," batin Winda.

Winda Ayuna, gadis yang malang. Dia harus di jodohkan dengan seorang pria yang jelas-jelas masih begitu mencintai orang yang pernah ada di masa lalunya. Gadis ini selalu berfikir.

Mungkinkah dia yang jahat? Ataukah takdir yang sedang mempermainkan mereka. Jujur Winda begitu mencintai pria yang sekarang berstatus menjadi tunangannya ini.

Tapi di lain sisi dia juga merasa tersiksa. Dia terjebak di antara dua hati yang saling mencintai. Namun terpisah oleh hal yang sama sekali tidak diinginkan oleh mereka.

Dari awal Winda sudah berniat untuk membatalkan perjodohan mereka. Namun apa? Devan menentangnya dengan keras dan selalu mengatakan

"Udah cukup sekarang ini gue hancur. Jangan buat gue jadi lebih hancur lagi dan bahkan mungkin bakalan benci sama lo selamanya. Cukup diam. Ikuti drama ini. Karena sampai kapan pun, gue nggak akan pernah menganggap pernikahan kita itu ada. Dan kalau pun nanti kita menikah dan memiliki anak gue bakalan tetap mengakui dia anak gue. Tapi enggak dengan pernikahan kita."

Sakit? Jelas Winda merasa sakit yang teramat dalam. Sebegitu besarnya cinta Devan pada Ara wanita yang sudah di renggut kebahagiaannya.

Dia tau. Devan tidak menginginkan perjodohan ini sama sekali. Dia juga tau. Devan membenci semua ini. Dia juga tau. Hubungannya dengan kedua orangtuanya tidak begitu baik semenjak pertunangan mereka.

Karena Winda tau. Devan tidak tinggal bersama kedua orangtuanya melainkan tinggal di apartemen pribadinya.

Itu sudah cukup membuktikan seberapa tertekannya Devan karena keegoisan kedua orang tuanya. Dan di sini Winda melihat bahwa Devan lah korban sesungguhnya di balik keegoisan orang tuanya.

"Ara di mana pun lo berada. Dengan siapa pun lo di sana gue harap kita bisa ketemu dalam keadaan apa pun. Gue nggak mau Devan harus terus tersiksa karena semua ini. Devan masih cinta sama lo. Gue janji. Gue bakalan mempersatukan kalian lagi. Ini janji gue untuk kalian berdua. Demi Devan," batin Winda menatap Devan dengan sendu.

Devan yang merasa sedang di tatap, langsung mengalihkan pandangannya ke arah Winda. Beda halnya dengan Winda, dia langsung buru-buru mengalihkan pandangannya menatap lurus ke depan.

"Kenapa?" tanya Devan.

Winda hanya menggelengkan kepalanya tanda respon pertanyaan Devan padanya tanpa menolehkan kepalanya pada Devan.

"Gue tau ada yang lagi lo sembunyiin. Bilang aja sama gue," ucap Devan.

Winda menggelengkan kepalanya menanggapi ucapan Devan. "Nggak ada. Aku cuma capek aja," ucap Winda menyenderkan kepalanya di bahu Devan.

Devan yang menyadari pergerakan Winda langsung menolehkan kepalanya ke arah bahunya yang sudah di tumpangi oleh Winda.

"Aku pinjam bahumu sebentar ya? Aku capek," ucap Winda.

Pria tersebut tidak membalas perkataan Winda. Dia lantas terus menggandeng gadis ini. Menuntunnya sampai keluar dari perkarangan bandara. Dia hanya tidak mau Winda akan pingsan lagi di sini. Sebab kelemahan Winda adalah dia tidak bisa terlalu lelah.

Dia selalu berfikir. Apakah dia terlalu jahat? Karena tidak pernah menganggap Winda itu ada. Tapi di sisi lain dia juga merasa tertekan batin.

Devan, rela meninggalkan Bella demi orangtuanya.

Devan, rela menghancurkan kebahagiaan Bella demi orangtuanya.

Dan Devan, rela harus di benci oleh Bella demi kedua orangtuanya. Kurang berbakti apa lagi Devan pada orang tuanya?

WHO ARE YOU? || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang