40. GALANG, PETRA, KECELAKAAN DEVAN & BELLA

12 1 0
                                    

Saat ini tepat pukul 20.00 WIB. Devan yang pada saat itu baru saja tiba di depan kantor tempat Bella bekerja langsung keluar dari dalam mobilnya untuk menunggu kekasihnya itu keluar dari dalam kantor.

Bella sudah memberi kabar padanya jika mungkin dia akan sedikit terlambat di karenakan dia masih harus menyelesaikan sedikit pekerjaannya yang tertunda.

Pria itu terlihat bersandar di badan mobilnya dengan mata yang fokus pada handphonenya.

Dia masih saja mencoba mengamati foto guru yang menurutnya sangat tidak asing untuk dirinya. Bahkan dia sesekali memperbesar ukuran foto tersebut untuk memperjelas fotonya.

"WOIII!!"

Pendengaran Devan terjaga saat ada seseorang yang meneriakkan namanya dari arah belakang. Dengan segera, dia langsung menolehkan kepalanya ke arah belakang guna untuk melihat siapa orang yang baru saja meneriakkan namanya tersebut.

Dahinya mengerut saat dia sama sekali tidak menemukan ada tanda-tanda kehadiran seseorang di sana. Padahal suasana di kantor itu sudah sepi.

"Perasaan gue tadi kayak ada yang manggil. Tapi kok---nggak ada sih? Apa cuma perasaan gue aja?" ucap Devan.

Setelah merasa tidak ada siapa pun di sekitarnya, dia kembali fokus dengan aktifitasnya tadi. Kali ini dia terlihat sedang membaca berita yang ada di ponselnya.

"DEVAN!!"

Lagi-lagi pendengarannya kembali menangkap suara seseorang yang memanggil namanya.

Dia kembali menolehkan kepalanya ke arah belakang mencoba untuk melihat siapa yang baru saja meneriakkan namanya tadi. Dia sedikit berjalan menjauh dari mobilnya.

Devan mengedarkan pandangannya ke sekeliling kantor tersebut. Sama sekali tidak ada siapa pun di sana kecuali dirinya sendiri.

"Lo siapa?! Nggak usah main-main sama gue! Kalau lo ada perlu mending keluar! Nggak usah bercanda kayak gini!" teriak Devan.

Nihil.

Tidak ada tanda-tanda keberadaan siapa pun di sana. Matanya kembali menelusuri setiap sudut kantor mencoba untuk mencari siapa pemilik suara yang baru saja meneriakkan namanya tersebut.

"Shit. Siapa sih? Iseng banget perasaan," ucap Devan.

Di karenakan memang dia sama sekali tidak menemukan tanda-tanda apa pun di sana, dia berniat untuk kembali menghampiri mobilnya.

Namun pada saat dia baru saja melangkahkan kakinya dengan tiba-tiba ada sesuatu yang menimpa dirinya.

Bughh.

"Fuck," umpat Devan.

Dia memegangi pundaknya yang baru saja di lempar sesuatu oleh seseorang yang tidak di ketahui siapa pelakunya. Dengan segera dia kembali menolehkan kepalanya ke arah belakang.

Matanya membulat dengan sempurna saat melihat ada orang misterius berdiri tepat di depan gerbang kantor.

Mengenakan pakaian serba hitam. Bahkan orang itu terlihat memberikan hormat pada Devan lalu dengan segera melarikan diri.

"Brengsek! Jangan kabur lo!!" teriak Devan.

Dengan segera Devan langsung berlari mengejar orang tersebut dengan niat untuk mengetahui siapa orang tersebut. Namun sial. Orang tersebut jauh lebih cekatan dan gesit.

Devan tidak berhasil mencegah orang tersebut di karenakan orang itu sudah lebih dulu melarikan dirinya menggunakan sepeda motor.

"Brengsek lo!! Siapa lo bangsat!! Arghh!!" teriak Devan.

WHO ARE YOU? || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang