22. PERNYATAAN MARYAM

14 1 0
                                    

🌌🌌🌌

"Nyonya?" ucap Aldi & Anna bersamaan.

"Selamat pagi," sapa Maryam.

"Selamat pagi Nyonya," balas sapa Anna.

"Lo boleh pergi sekarang," ucap Aldi.

"Baiklah. Permisi," ucap Mina lalu pergi dari ruangan tersebut.

"Silahkan masuk Nyonya," ucap Aldi tersenyum tipis.

Orang yang diketahui bernama Maryam ini, langsung masuk ke dalam ruangan Anna. Aldi, dia kembali menutup pintu ruangan mereka dan menyusul Maryam yang sudah duduk menggunakan kursi yang di berikan oleh Anna.

"Eumm---sebelumnya aku ingin minta maaf atas perlakuan saya kemarin. Saya tidak sopan pada kalian. Seharusnya saya tidak bertindak kasar pada kalian berdua. Maaf," ucap Maryam.

Anna tersenyum tipis sembari menyilangkan kedua tangannya di dada. "Iya tidak apa Nyonya. Nyonya tidak salah," ucap Anna.

"Kalian bisa panggil saya dengan sebutan Tante saja agar lebih gampang. Soalnya kan saya bukan pejabat," ucap Maryam tertawa kecil.

"Oke baiklah akan di coba," ucap Aldi.

Dia langsung menarik salah satu kursi lagi dan duduk di depan Maryam. "Ada apa Tante kemari? Ada perlu dengan saya?" tanya Anna.

"Saya sudah memikirkannya matang-matang. Dan saya akan bersedia untuk memberikan informasi tentang suami saya dan Nona Hanna," jawab Maryam.

"Tante serius? Mungkin ini akan mengingatkan Tante dengan suami Tante. Kalau Tante belum siap sebaiknya ja---"

"Tidak apa," sambung Maryam tersenyum tipis. "Saya serius. Karena setelah saya fikir-fikir sebaiknya saya menjelaskan apa yang harus di jelaskan. Mungkin dengan ini bisa mengurangi beban fikiran saya selama ini," lanjutnya lagi.

"Baiklah kalau Tante memang benar-benar sudah yakin," ucap Anna.

"Tante bisa ceritakan tentang Pak Hendra? Maksudnya kesehariannya termasuk pekerjaannya dan semacamnya," ucap Aldi.

"Suami saya itu bekerja sebagai Tukang Service AC. Dia orangnya ramah, baik, pekerja keras, jujur dan suka menolong. Bahkan dia lebih mementingkan orang lain di bandingkan dirinya sendiri. Dan suami saya juga satu-satunya yang sering men-service AC di apartemen milik Nona Hanna. Nona Hanna itu orangnya sangat baik dan dermawan. Bahkan dia membiayai anak kami sampai lulus kuliah. Kami banyak berhutang budi dengan beliau. Dia selalu membantu kami. Dia selalu memenuhi kebutuhan sehari-hari kami. Sungguh. Keluarga kami sangat berhutang budi dengan dia. Hingga suatu ketika sebuah insiden tidak terduga terjadi padanya," ucap Maryam.

* FLASHBACK ON *

"Hari ini sepertinya aku akan pulang sedikit terlambat," ucap Hendra.

"Bukankah biasanya memang selalu terlambat?" ucap Maryam.

"Mungkin kali ini akan sedikit lebih terlambat dari biasanya. Nona Hanna memintaku untuk men-service AC di apartemennya. Dia bilang sepertinya ada kerusakan pada AC-nya. Dan juga ada beberapa tempat yang akan aku service setelah milik Nona Hanna," jelas Hendra sembari mempersiapkan segala sesuatunya.

"Ayah jangan terlalu larut malam pulangnya," ucap Sella berjalan menghampiri mereka.

Hendra tersenyum manis menanggapi ucapan sang putri bungsunya. "Enggak. Ayah nggak bakalan pulang larut malam. Ayah bakalan usahain setelah selesai semuanya langsung pulang," ucap Hendra.

"Bukan apa. Kami hanya berdua di rumah. Nggak baik kan wanita di rumah berdua tanpa adanya orang laki-laki?" ucap Sella.

"Iya sayang. Ayah bakalan usahain secepatnya langsung pulang. Oh ya kamu nggak pemotretan?" ucap Hendra.

WHO ARE YOU? || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang