PROLOG

198 4 3
                                    


Dorrr!!
Dorrr!!

Prakk!!
Prakk!!

Dorrr!!
Dorrr!!
Dorrr!!

Suara desingan peluru tak henti-hentinya memenuhi seisi kapal tersebut. Lokasi saat ini berada di sebuah kapal. Beberapa orang terlihat sedang terlibat dalam aksi kejar mengejar. Tepatnya beberapa orang sedang mengejar satu orang yang sedang berlari menghindari mereka semua.

"JANGAN LARI KAU!!"

Aksi kejar mengejar tersebut terus berlangsung. Orang-orang tersebut terus saja melepaskan tembakan mereka pada orang yang yang berlari saat ini.

Dorrr!!

Satu peluru tepat mengenai kaki kanan orang tersebut sehingga membuatnya harus terjatuh karena kesakitan.

"Arghh!! Sial!!" teriak Haydar.

Pria ini memiliki nama asli Haydar Dean Danadyaksa. Dia bekerja sebagai seorang Agen Rahasia. Dia saat ini sedang mengintai sekumpulan mafia yang selama ini menjadi buronan negara.

Apa yang dia intai? Sekumpulan mafia ini merupakan mafia yang terlibat dalam kasus obat-obatan terlarang seperti Narkoba contohnya.

Namun sial baginya. Dia harus ketauan saat sedang mengintai mereka semua dan terlibat baku tembak di kapal itu.

Dia berlari dengan susah payah di karenakan sebelah kakinya yang sudah tertembak oleh sekumpulan mafia tersebut.

Hingga kesialan harus kembali menimpanya saat sebuah bangku menghalangi langkahnya.

Dia terjatuh sembari meringis kesakitan. Dia berusaha sekuat mungkin untuk bangkit. Namun sial. Sebelum dia berhasil bangkit, salah satu mafia tersebut yang di ketahui adalah Ketua mafia itu terlebih dahulu menendangnya hingga terpental.

Haydar harus terpental sejauh 1 meter dari tempat dia terjatuh tadi. Mulutnya mengeluarkan darah yang cukup banyak di karenakan tendangan itu lumayan kuat.

"Ka-ka-kalian---" Haydar terbatuk seraya memegangi dadanya dengan kuat lalu menatap mereka satu persatu. "Akan tertangkap!!" seru Haydar.

"Hahahahahaha!!! Tertangkap? Tertangkap kau bilang? Kau yang tertangkap bangsat!"

Satu tendangan kembali mendarat di dada pria tersebut.

"ARGHH!!"

"Keparat kalian semua!!" teriak Haydar.

Dikarenakan suara Haydar yang cukup besar membuat seorang gadis yang letaknya tak jauh dari dirinya dengan cepat mendatangi arah tersebut.

Matanya membulat dengan sempurna saat melihat Haydar, rekannya atau lebih tepatnya adalah tunangannya sudah tertangkap basah oleh kawanan mafia tersebut.

"Astaga."

"Haydar please," ucapnya seraya menahan tangisnya.

"Di mana temanmu itu?! Oh tidak tidak. Tepatnya tunanganmu. Di mana dia?!"

"Kalian tidak akan menemukan dia! Bangsat! Keparat! Bajingan! Fuck you!" teriak Haydar.

"Jadi kau tidak mau memberitahukannya padaku? Baiklah. Mungkin dengan cara ini aku bisa memanggilnya," ucap orang tersebut sembari mengeluarkan pistolnya.

"Ah no no no. Ku mohon. Jangan kali ini."

"Benda ini akan memanggilnya dan sekaligus akan mengantarkanmu bertemu dengan kedua orang tuamu."

"Ja-jadi-- Kau yang sudah membunuh kedua orang tuaku? Bangsat kau!!" teriak Haydar.

"Yaa. Dan waktunya kau akan menyusul mereka berdua. Selamat tinggal."

Mafia tersebut langsung menodongkan pistolnya ke arah kepala Haydar.

"Tidak tidak. Ku mohon."

Dua peluru terlepas tepat mengenai dahi dan bagian dada Haydar.

Tubuh Haydar ambruk seketika dengan dahi yang bolong karena tembakan dan dada yang berlumuran darah.

"HAYDAR!!!!!"

Mereka semua beralih menatap ke asal suara tersebut.

"Hahaha benar kataku. Dengan benda ini bisa memanggil kekasihnya kemari. Tangkap dia."

Anak buah mafia tersebut langsung mengejar gadis yang notabene-nya adalah partner sekaligus kekasih Haydar. Dia berusaha untuk melarikan diri.

Namun sial. Langkahnya terhenti karena di belakang nya sudah ada 2 orang mencegatnya dengan membawa pukulan baseball di tangan mereka.

"Ku mohon jangan sakiti aku. Aku berjanji akan menutup kasus ini."

"Mau ke mana? Mau kabur?"

"Ku mohon lepaskan aku."

"Tentu saja kami akan melepaskan mu, sayang. Tapi tidak semudah itu."

Satu pukulan keras menghantam kepala bagian belakang gadis tersebut menggunakan pukulan baseball yang mereka pegang tadi.

Tubuhnya terjatuh ambruk ke lantai dengan bersimbah darah di seluruh lantai.

Dorrr!!
Dorrr!!
Dorrr!!

Suara baku tembak terjadi lagi di kapal tersebut. Dengan penglihatan yang samar-samar, dia masih bisa menatap Haydar. Sekelebat orang-orang terlihat berlarian kesana-kemari menggunakan baju khusus dan senjata api di tangan mereka.

"Sebelah sana sebelah sana!!"

"Heyy jangan lari kalian!!"

"Jangan biarkan mereka semua lolos!!"

"Kepung mereka!! Tutup semua akses mereka!!"

"Hay--dar ba--ngunlah. Ja--ngan ting--galkan a--ku"

"Nona? Nona? Kau bisa mendengarkan aku? Nona? Nona Anna?"

"Se--la--mat--kan--di--a."

"Nona Anna? Bertahanlah. Kami akan mengeluarkan mu dari sini. Heyy!! Nona Anna masih hidup!"

"Bawakan dragbar kemari!! Cepatlah! Sebelum dia kehilangan banyak darah!!"

"Nona Anna bertahanlah."

Pandangannya mulai meredup. Sesaat sebelum dia tidak sadarkan diri, dia masih bisa melihat beberapa orang menghampiri mayat Haydar dan langsung membungkusnya dengan pembungkus jenazah dibawa menggunakan dragbar.

Sebelum pingsan, dia masih merasakan tubuhnya diangkat oleh beberapa orang dan langsung dibawa menggunakan dragbar.

Pandangannya buram. Kepalanya berdenyut.

Dorrr!!
Dorrr!!

Suara desingan peluru terus memenuhi seisi kapal tersebut. Sementara gadis ini sudah tidak sadarkan diri dengan pandangan matanya menatap sekelebat orang berlarian ke sana kemari dan saling baku tembak.

-acha.

WHO ARE YOU? || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang