47. TRAGEDI LEDAKAN DI CAFE

6 1 0
                                    

Saat ini sudah jam istirahat. Anna, Gavin, Aldi, Allan, Devan serta Bella saat ini sedang berada di salah satu cafe yang tak berada jauh dari rumah sakit. Mereka lebih memilih meja yang berada di pojokan cafe tersebut.

Itu adalah tempat favorit mereka. Mereka lebih memilih posisi itu di karenakan mereka selalu membicarakan hal-hal penting tentang kasus Hanna yang tak seorang pun bisa mendengarnya.

"Jadi gimana An? Lo punya rencana apa?" tanya Aldi.

"Untuk itu gue lagi mikirin gimana caranya. Kalian tau sendiri kan kalau dia itu lincah banget. Nggak tau kapan munculnya tiba-tiba udah bikin masalah," jawab Anna.

"Oh iya tadi malam sewaktu Petra dateng ke rumah sakit gue ada liat sesuatu yang nggak asing dari dia," ucap Gavin.

"Apaan Vin?" tanya Aldi.

"Al lo kemarin sempat bilang kan kalau tato itu tanda keanggotaan komunitas itu?" tanya Gavin.

"Iya terus kenapa?" tanya Aldi balik.

"Ini gue nggak tau ya? Entah gue yang salah liat karna lagi ngantuk atau gimana. Gue samar-samar ngeliat itu ada di tangannya dia," ucap Gavin.

"Tato itu?" tanya Devan.

Gavin menganggukkan kepalanya mengiyakan pertanyaan Devan. "Iya tato itu. Tapi gue masih nggak yakin. Soalnya sedikit ketutup sama lengan jaketnya. Dan mungkin dia sadar gue lagi merhatiin langsung di tutupi sama dia," jelas Gavin.

"Apa mungkin dia termasuk ke dalam salah satu komunitas itu?" ucap Bella.

"Nggak tau juga sih. Lagian juga kalau emang dia termasuk salah satu dari mereka dia sama sekali nggak memperlihatkan gerak-gerik mencurigakan," ucap Gavin.

"Tapi coba deh kalian fikir-fikir lagi. Semenjak kedatangan Petra itu tingkat kriminalitas di kota kita makin melonjak. Kehadiran Petra sama peneror itu juga barengan kan?" ucap Bella.

"Eh? Bella ada benernya juga sih. Nggak lama Petra muncul kan peneror itu juga muncul," ucap Anna.

"Petra munculnya waktu itu pas Anna di rumah sakit sewaktu nyelesaikan kasusnya Rizky. Ingat?" ucap Allan.

"Nah lo bener. Dia muncul sewaktu Anna masuk rumah sakit karna kasus Rizky. Ketemu di cafe kalau nggak salah kan?" ucap Aldi.

"Iya di cafe. Tapi setelah dia muncul tuh anak juga jarang keliatan. Hilang muncul hilang muncul terus," ucap Allan.

"Teror kasus Hanna ini di mulai dari kapan?" tanya Gavin.

"Sewaktu pertama kali gue sama Anna buka kasus. Awal teror dia cuma mecahin kaca ruangan gue sama Anna," jawab Aldi.

"Dari situlah teror di mulai sampe sekarang. Dan aneh. Munculnya peneror itu bikin tingkat kriminalitas di kota kita makin melonjak," sambung Anna.

"Gue jadi makin penasaran sama sosok Petra ini. Kayak ada yang lagi dia sembunyiin," ucap Allan.

"Tapi tadi malam sewaktu gue nanya-nanya gitu sama dia kan gue perhatiin tuh mimik wajahnya. Agak berbeda. Kayak lagi menutupi sesuatu," ucap Gavin.

"Dan aku juga risih kemarin. Sewaktu Kak Anna belum sadar kan dia ada ikut Kak Galang jenguk Kak Anna. Dia ngeliatin aku serius banget. Nggak tau kenapa. Aku pernah cerita kan sama kalian?" ucap Bella.

"Tatapan Petra ini emang agak berbeda dari orang pada umumnya. Gue tau itu. Kayak ada sesuatunya," ucap Anna.

"Gue juga sempat nanya tentang Pak Ferry ke dia," ucap Gavin.

"Ferry? CEO PT.Buana Mas?" tanya Bella.

"Iya itu. Dia bilang mereka cuma rekan bisnis doang dan jarang ketemu juga," ucap Gavin.

WHO ARE YOU? || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang