03. SMA AIRLANGGA

36 2 0
                                    

"ALDI!!!"

Seketika saja Anna langsung terbangun dari tidurnya. Dia terbangun dengan nafas yang memburu serta jantung yang berdebar dengan sangat cepat. Keringat dingin mengalir di seluruh tubuhnya.

Anna langsung memperhatikan sekitarnya. Dia bernafas lega saat mendapati bahwa dirinya masih berada di kamarnya bukan dapur. Ternyata itu hanya mimpi sematanya di karenakan dia terlalu terobsesi dengan kasus Megan ini.

Dia melihat layar monitor ponselnya. Jam masih menunjukkan pukul 01.00 WIB.

Masih sangat larut malam sekali fikirnya. Dia membuka kacamata yang masih di pakainya lalu memutuskan untuk melanjutkan tidurnya di tempat tidurnya.

Anna merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur sembari menatap langit-langit kamarnya. "Kenapa mimpi gue buruk banget sih? Kenapa di dalam mimpi gue dia kayak mau bunuh gue?" ucap Anna.

Di karenakan dirinya yang masih terlalu mengantuk, Anna memutuskan untuk kembali memejamkan matanya berharap dia bisa tidur dan tidak mengalami mimpi buruk lagi seperti tadi.

****

Keesokan paginya Anna sudah tiba di kantornya. Seluruh staff yang di lewatinya menyapa dirinya dengan lembut. Kenapa begitu? Padahal dia kan orang baru? Baiklah biar saya jelaskan.

Jadi, Ayah Anna adalah salah satu investor terbesar di kantor ini. Atau lebih tepatnya kantor ini berada di bawah kekuasaan Ayah Anna. Jadi tidak heran jika seluruh staff di sini sangat menghormati dirinya sekali.

Biar bagaimana pun juga, Anna memiliki hak atas kantor ini. Dia langsung menuju ke ruangannya dengan blazer di tangan kanannya serta membawa secangkir kopi yang baru saja dia beli di luar.

Dia merotasikan kedua bola matanya dengan malas saat melihat meja yang terletak di depannya itu. Kenapa? Tentu saja dia kesal. Sudah jam segini partner-nya itu belum juga sampai di kantor.

Dia langsung menggantungkan blazer-nya di gantungan yang ada dan memutuskan untuk duduk di kursinya.

"Astaga. Kenapa dia lama banget? Padahal rencananya gue mau ngajak dia ke sekolah siswi itu. Dasar lambat. Mau jadi apa dia?" ucap Anna lalu meletakkan minumannya.

Suara pintu di buka secara kasar membuat Anna yang tadinya sedang fokus di layar komputernya kini mengalihkan atensinya ke arah pintu tersebut.

Dia memutar bola matanya dengan malas saat melihat seorang pria di ambang pintu dengan nafas yang memburu dan berkeringat. Pria tersebut langsung masuk ke dalam ruangan dan menutup kembali pintunya. Sementara Anna terus memandangnya dengan pandangan datar.

"Selamat pagi Anna," sapa Aldi lalu duduk di kursinya.

"Selamat siang Aldi," balas sapa Anna dengan senyuman terpaksa.

"Hah?" ucap Aldi.

"Lo nggak liat ini udah jam berapa? Ini udah siang. Lo dari mana aja? Lama banget perasaan," ucap Anna.

"Lift mati jadi gue harus naik pake tangga darurat. Lo bayangin aja sih dari lantai 1 ke lantai 10. Berapa ratus anak tangga yang harus gue lewati? Pinggang gue berasa mau lepas aja," ucap Aldi memegangi pinggangnya.

"Cowok macam apa lo ini? Naik tangga dari lantai 1 ke lantai 10 saja udah nyerah kayak gitu?" ucap Anna.

"Coba aja lo sendiri sana yang jalan. Lo nggak tau aja gimana rasanya. Dasar aneh," ucap Aldi.

"Al lo tau kan kita harus berangkat ke sekolah itu untuk ketemu sama pacarnya Megan?" tanya Anna.

"Iya gue tau itu. Terus?" ucap Aldi memejamkan matanya.

WHO ARE YOU? || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang