41. GAVIN & TEROR DI KANTOR GALANG

8 1 0
                                    

Gavin yang tengah tertidur lelap di samping Anna seketika terkejut saat melihat bahwa gadis kesayangannya tersebut sudah tidak berada di sampingnya.

Matanya yang tadi hanya terbuka setengah sekarang sudah sepenuhnya melebar dengan sempurna. Dia mengedarkan pandangannya ke setiap sudut ruangan Anna.

"Anna? Anna kamu di mana? Anna?" panggil Gavin.

Tak kunjung mendapatkan respon Gavin memutuskan untuk turun dari ranjang Anna. Dia berjalan menuju ke kamar mandi. Siapa tau Anna ada di sana.

Dahinya mengerut saat dia sama sekali tidak melihat ada tanda-tanda keberadaan Anna di sana. Dia kembali melangkahkan kakinya keluar dari kamar mandi. Fokusnya sekarang tertuju pada balkon ruangan Anna.

"Apa mungkin dia ada di sana? Tapi gimana caranya dia bisa jalan? Sedangkan dia aja kalau mau turun harus di papah dulu," batin Gavin.

Tak mau terlalu lama berasumsi tentang itu, dia kembali melangkahkan kakinya menuju balkon ruangan Anna.

Dirinya semakin di buat bingung saat dia sama sekali tidak menemukan keberadaan Anna di sana. Apalagi saat ini langit masih terlihat gelap.

"Shit. Kamu di mana An?" ucap Gavin.

Dengan langkah yang tergesa-gesa Gavin langsung melangkahkan kakinya keluar dari ruangan Anna untuk mencari keberadaan gadis tersebut.

Dia menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri untuk memastikan apakah gadisnya itu ada di salah satu lorong tersebut.

Dia langsung melangkahkan kakinya menuju ke meja resepsionis untuk bertanya pada petugas yang berjaga di sana. Namun, lagi-lagi Gavin di buat terheran saat dia sama sekali tidak melihat ada siapa pun di sana. Rasanya rumah sakit ini terlihat sangat sepi sekali. Seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan di sini.

"Ke mana semua orang? Kenapa gue nggak liat siapa-siapa di sini?" batin Gavin.

"Gavin"

Pendengarannya terjaga saat dia mendengar ada suara seseorang yang memanggil dirinya.

"Gavin. Aku di sini."

Pria itu membulatkan matanya dengan sempurna saat dia mengenali siapa pemilik suara ini.

Dengan langkah cepat dia langsung berjalan mencoba untuk menghampiri di mana asal suara tersebut.

Di ujung lorong Gavin melihat Anna sedang berdiri melambaikan tangannya seolah-olah meminta Gavin untuk datang menghampirinya.

"Anna?" ucap Gavin.

Dia kembali melangkahkan kakinya menyusul Anna yang saat ini perlahan sudah menghilang dari pandangannya.

Dia menyusul gadis itu dengan langkah setengah berlari. Sebab dia tau jika gadisnya ini masih belum sepenuhnya mampu untuk berjalan.

Dia terus mengikuti ke mana arah Anna saat ini berjalan. Dia di buat terkejut ½ mati saat melihat Anna memasuki sebuah ruangan yang pasti akan membuat siapa pun bergidik ngeri.

KAMAR JENAZAH.

Dia mengerutkan keningnya saat melihat ruangan tersebut. Untuk apa Anna membawanya masuk ke dalam ruangan ini, fikirnya.

"Loh? Anna ngapain masuk ke sini? Ini kan kamar jenazah? Apa yang dia buat di sini?" batin Gavin.

Tanpa menghiraukan ruangan itu, justru dia memberanikan dirinya untuk masuk ke dalam sana menyusul Anna yang sudah lebih dulu memasuki ruangan tersebut.

"Anna? Kamu Di mana? Kamu ngapain di sini? Anna? An jangan bercanda. Ini nggak lucu sama sekali. Anna kamu belum sehat loh. Kamu mau apa di sini?"

"Anna? Sayang jangan bercanda. Ini kamar jenazah. Kamu nyari apa di sini? Hm?"

WHO ARE YOU? || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang