45. BUNGA CHRYSANTHEMUM

8 1 0
                                    

Anna serta Gavin yang saat ini sudah berada di rumah Anna sama sekali belum mengetahui tentang kecelakaan yang di alami oleh Galang.

Walaupun sejak dari tadi Gavin seperti memiliki firasat buruk tentang Kakaknya itu. Entah kenapa tiba-tiba saja dia teringat akan Kakaknya tersebut. Terlebih lagi saat ini Galang sedang mengalami hari-harinya yang begitu buruk.

Ikatan batin antara Gavin dan Galang yang begitu kuat membuat mereka bisa sama-sama merasakan apa yang terjadi pada salah satu dari mereka.

Gavin mengusap lembut kepala Anna sembari tersenyum tipis. "Nanti masuk kamar langsung istirahat ya? Ingat. Walaupun kamu udah pulih tetap aja kamu harus banyak-banyak istirahat ya?" ucap Gavin.

"Iya sayang. Aku juga masih ngerasa capek banget. Padahal aku nggak ada ngapa-ngapain," ucap Anna.

"Mungkin karna kecelakaan fatal itu yang bikin kamu masih aja ngerasa capek," ucap Gavin.

"Maybe sih kayaknya," ucap Anna.

"Aku mohon banget ya sama kamu? Hati-hati kalau lagi tugas. Apalagi sekarang aku banyak denger kabar dari Aldi kalau peneror itu makin menjadi. Aku nggak mau kalau kamu sampe harus celaka lagi," ucap Gavin.

"Iya aku pasti bakalan lebih hati-hati lagi kok. Lagian juga aku mau mau buat rencana nanti untuk menjebak peneror itu supaya keluar dari persembunyian. Aku udah nggak bisa tinggal diam lagi ngeliat dia," ucap Anna.

"Tapi ingat. Harus tetap hati-hati. Kalau butuh bantuan kamu bisa hubungi aku," ucap Gavin.

"Aku udah terlalu banyak ngerepotin kamu lah. Jadi nggak enak tau. Padahal kan ini bukan masalah kamu," ucap Anna.

"Masalah kamu berarti masalah aku. Kalau ada yang berani macem-macem sama kamu berarti urusannya harus sama aku," ucap Gavin.

"Ya tapi tetap aja. Kerjaan kamu sama kerjaan aku itu berbeda jauh banget loh. Kamu kantor sedangkan aku benda-benda tajam," ucap Anna.

"Nggak apa-apa dong. Seenggaknya aku bisa ngerasain gimana rasanya bekerja di bidang kamu ini dan aku jadi banyak tau tentang perkembangan kasus-kasus kejahatan di kota ini," ucap Gavin.

"Gimana rasanya punya pacar yang kerjaannya di bidang hukum kayak gini? Nggak enak kan? Setiap harinya harus ngurus kasus-kasus kejahatan," ucap Anna.

"Ternyata seru juga sih. Ya walaupun sedikit menantang. Tapi bolehlah untuk menguji mental," ucap Gavin.

"Nanti selesai kasus Kak Hanna aku mau resign aja dari pekerjaan aku ini dan bakalan nerusin perusahaan Mama sama Papa aku," ucap Anna.

"Lagian kamu itu nggak cocok kerjaannya kayak gitu. Itu kan kerjaannya cowok bukan cewek," ucap Gavin.

"Karna aku suka dengan segala sesuatu yang menantang makanya aku ngerasa tertantang sama pekerjaan ini," ucap Anna.

"Tapi nggak gitu juga. Nyawa kamu jadi taruhannya," ucap Gavin.

"Seenggaknya walaupun aku harus celaka dan nyawa aku terancam orang-orang yang aku tolong itu mendapatkan keadilan mereka masing-masing," ucap Anna.

"Susah emang debat sama orang yang kerjaannya di bidang hukum," ucap Gavin.

Anna menyipitkan matanya menatap ke arah Gavin. Pria itu yang sadar jika Anna sedang menatap dirinya kembali memandang ke arah Anna dengan alis yang terangkat sebelah.

"Kamu kenapa ngeliatin aku kayak gitu?" tanya Gavin.

"Kamu lagi mikirin sesuatu ya?" tanya Anna balik.

"Hah? Sesuatu? Sesuatu apanya?" tanya Gavin lagi.

"Kamu tuh kayak lagi mikirin sesuatu. Apa ada yang lagi mengganggu fikiran kamu sekarang? Hm?" tanya Anna.

WHO ARE YOU? || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang