44. GALANG KECELAKAAN

10 1 0
                                    

"PERGI LO ANNA!!" teriak Petra

Petra langsung tersadar dari pingsannya dengan nafas yang terlihat sangat memburu serta jantungnya yang berdegup dengan sangat kencang. Keringat dingin juga membanjiri seluruh tubuhnya.

"Heh lo kenapa?" tanya Galang.

Pandangannya mengedar ke seluruh ruangan mencoba mencari sesuatu di dalam ruangannya. Dia bernafas lega saat tidak menemukan ada kejanggalan di ruangannya tersebut.

Fokusnya kini teralihkan pada Galang yang saat ini duduk tepat berada di sebelahnya. Pandangannya terlihat kosong dan dia juga terlihat seperti orang yang kebingungan.

Galang yang duduk tepat berada di sebelahnya hanya menaikkan satu alisnya melihat tingkah aneh dari temannya ini.

"Heh sadar." Galang melambaikan tangannya tepat di depan wajah Petra. "Lo kenapa?" tanya Galang.

Pria itu mengusap wajahnya dengan kasar serta menyisir rambutnya ke belakang.

"Sejak kapan lo di sini?" tanya Petra.

"20 menit yang lalu," jawab Galang.

Pria itu menolehkan kepalanya ke arah Galang dengan dahi yang mengerut. "20 menit yang lalu?" tanya Petra.

"Iya gue ada di sini sekitar 20 menitan. Lo kenapa tadi?" ucap Galang.

"I don't know. Gue juga nggak ngerti," ucap Petra.

"Lo tadi kelilit di kain gorden. Lo ada niatan mau bunuh diri?" tanya Galang.

"Gila kali lo ya? Gue juga masih waras. Untuk apa juga gue bunuh diri," ucap Petra.

"Terus kenapa lo bisa ada di sana? Gue bahkan udah berulangkali ngetuk-ngetuk pintu ruangan lo tapi nggak lo respon. Dan gue denger juga tadi lo teriak-teriak minta tolong," ucap Galang.

"Gue juga bingung mau mulai ceritanya dari mana. Karna gue sendiri juga masih antara percaya sama nggak percaya," ucap Petra.

"Coba lo cerita pelan-pelan. Lo ingat kejadian awal sebelum lo kelilit?" tanya Galang.

"Pertamanya gue dapet kiriman bunga and you know? Gue di kirimin bunga Chrysanthemum. Itu bunganya," jelas Petra menunjuk ke arah bunga tersebut.

Galang langsung mengalihkan atensinya ke arah bunga yang berada di atas meja kerja Petra.

"Siapa yang ngirim bunganya?" tanya Galang.

"Gue juga nggak tau. Soalnya sekretaris gue yang nganter bunga ini ke gue," jawab Petra.

"Lo nggak nanya siapa nama yang ngirim?" tanya Galang.

"Sekretaris gue bilang katanya temen gue yang ngirim," jawab Petra.

"Cewek atau cowok?" tanya Galang.

"Cewek yang ngirim," jawab Petra.

"Namanya?" tanya Galang.

"Nggak tau. Dia nggak sebutin namanya. Tapi gue nemuin ada selembar kertas. Coba lo liat aja di atas meja gue," ucap Petra.

Galang langsung berjalan menghampiri meja kerja Petra dan mengambil secarik kertas yang di temukan oleh Petra dari buket bunga tersebut. Setelah mengambil kertas tersebut Galang langsung kembali berjalan menghampiri Petra.

"Ancaman?" tanya Galang.

"Gue juga nggak tau. Tapi isi pesannya kayak gitu," jawab Petra.

"Temen lo ada yang di sini?" tanya Galang.

"Seingat gue, semua temen gue nggak ada yang di sini. Mereka kebanyakan ada yang di Bandung, Bogor dan beberapa kota lainnya yang di luar Jakarta," jawab Petra.

WHO ARE YOU? || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang