12. KASUS KETIGA

13 1 0
                                    

🌌🌌🌌

"Annara Verronica Dimitria?"

"LO?"

"Still remember me?"

Anna kembali terseret ke dalam masa lalu orang tersebut. Di mana dia melihat di sana masa-masa sekolah orang tersebut. Bahkan dia melihat ada dirinya di masa lalu orang tersebut.

Anna bisa melihat bagaimana dulu orang ini sering mengganggu Anna sewaktu masih di Amerika.

Satu tangan menyadarkan Anna dari lamunannya. Dia menatap orang yang ada di depannya ini dengan pandangan memikir. Seperti pernah bertemu tapi di mana.

"Nara?"

Anna terkejut saat mendengar orang ini menyebutkan namanya dengan sebutan "Nara". Sementara Anna sendiri masih memutar fikirannya untuk mengingat siapa orang yang ada di depannya saat ini. Seumur hidupnya hanya ada satu orang yang memanggilnya dengan sebutan nama tersebut.

Dan ya tentu saja Anna sudah lama sekali tidak pernah bertemu dengan orang tersebut. Dan wajah orang yang ada di depan Anna ini mengingatkannya dengan orang yang pernah bertemu dengan dia di Amerika waktu itu.

"Lo udah lupa sama gue?"

"Lo siapa?" tanya Anna.

"Gue Devan Yuanda Savierro. Kita pernah satu kelas di Amerika. Apa lo udah lupa? Gue orang yang selalu ganggu lo waktu lagi belajar," jawab Devan.

Gotcha!

Anna langsung membulatkan matanya dengan sempurna saat mendengarkan nama tersebut.

Dengan kesal Anna langsung menjitak kepala Devan. Tentu saja Devan langsung memegang kepalanya yang baru saja di jitak oleh Anna. Sementara Anna memandangnya dengan pandangan sengit.

"Kenapa lo jitak gue?" ucap Devan meringis kesakitan.

"Ke mana aja lo selama ini? Kenapa baru sekarang muncul? Hilang di telan bumi?" tanya Anna.

"Sorry. Waktu itu gue mendadak pergi karena tugas orang tua gue. Gue jahat ya nggak ngabarin lo sama sekali," ucap Devan.

"Bahkan lo lebih dari sekedar jahat. Temen macam apa lo?" ucap Anna.

"Nar gue turut berduka untuk Bg Haydar sama Kakak lo ya? Gue kaget banget denger kabar Bg Haydar meninggal dan Kakak lo juga. Maaf ya gue nggak bisa hadir waktu itu," ucap Devan.

"Iya nggak apa-apa kok. Yang terpenting sekarang lo udah di sini. Lo nggak berniat untuk balik ke Amerika lagi kan?" ucap Anna.

"Enggak. Gue bakalan menetap di sini sama kedua orang tua gue. Mereka nanyain kabar lo terus. Ya gue nggak tau karena gue nggak punya nomor lo," ucap Devan.

"Kayaknya gue harus ketemu sama mereka berdua. Gue juga rindu banget sama mereka. Ya udah ayo kita masuk. Gue bakalan kenalin lo sama temen-temen gue," ucap Anna menarik tangan Devan masuk.

"Boy or girl?" tanya Devan.

"Boy. Why?" jawab Anna.

"Lo sama sekali nggak pernah berubah. Mainan lo selalu sama anak cowok terus," ucap Devan.

"Lo tau itu kan? Ya udah ayo," ucap Anna.

"Lo tau? Dengan lo narik gue kayak gitu kesannya gue kayak peliharaan lo aja," ucap Devan

"Biarin aja. Sebagai hukuman. Udah berapa lama lo di sini?" ucap Anna.

"Eumm--- lebih kurang 3 hari," ucap Devan.

"Dasar bodoh. Kenapa lo nggak dateng ke rumah gue?" ucap Anna.

"Gue lupa di mana alamat rumah lo yang di sini. Gue cuma tau rumah lo yang di Amerika," ucap Devan.

WHO ARE YOU? || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang