18. WEEKEND & PATAH HATI

13 1 0
                                    

🌌🌌🌌

Hari ini adalah hari weekend. Pagi ini langit masih terlihat gelap. Biasanya di hari weekend orang-orang akan memutuskan untuk menghabiskan waktu bersama keluarga mereka. Namun tidak untuk Anna. Dia lebih memilih untuk lari pagi.

Jam masih menunjukkan pukul 06.00 WIB. Jika semua orang bisa menghabiskan waktu mereka bersama keluarganya, maka tidak untuk Anna. Kedua orang tuanya sedang berada di luar negeri sementara sang Kakak sudah tidak ada.

Anna berlari dengan tempo pelan di sebuah taman yang letaknya tak jauh dari rumahnya. Sebenarnya juga bisa di katakan itu adalah tempat biasa orang berolahraga. Hari ini lebih ramai pengunjung di bandingkan hari biasanya.

Dengan balutan celana pendek sebatas paha serta memakai baju yang lumayan minim dan rambut yang disanggul asal dengan sebuah handuk kecil melingkar di lehernya. Serta tak lupa kedua telinganya menggunakan headset.

Tentu saja penampilan Anna ini akan membuat siapa saja akan terpesona. Tak jarang banyak sekali pria yang menggoda dirinya di tempat tersebut. Bahkan yang sudah mempunyai kekasih sekalipun.

Setelah merasa perjalanannya sudah cukup jauh Anna memutuskan untuk istirahat di sebuah bangku panjang yang ada di taman tersebut. Dia memejamkan matanya untuk mengontrol nafasnya yang sedikit tersengal-sengal.

Pendengarannya terjaga saat ada seseorang yang duduk tepat di sebelahnya. Namun dia sama sekali tidak ambil pusing soal itu. Mungkin orang yang sedang beristirahat juga, fikirnya.

"Hey cantik."

Anna langsung membuka matanya dan menoleh orang di sampingnya ini dengan sebelah alisnya. "Lo manggil gue?" tanya Anna.

"Iya tentu aja gue manggil lo. Kan cuma ada lo di sini."

Anna hanya menganggukkan kepalanya.

"Lo--Annara Verronica Dimitria Adiknya Hannara Verronica Dimitria kan?"

"Iya. Dari mana lo tau?" ucap Anna.

"Kakak lo itu aktris Internasional. Siapa yang nggak kenal sama dia dan keluarganya?"

"Oh begitu," ucap Anna menganggukkan kepalanya mengerti.

"Lo---jutek banget perasaan. Sikap lo jauh berbeda sama Kakak lo. Lo jutek sementara Kakak lo ramah."

"Gue sama dia berbeda. Gue ya gue dia ya dia. Dan gue minta jangan bahas dia. Dia udah nggak ada," ucap Anna.

"Oh iya baiklah. Maaf gue nggak tau."

"Iya," ucap Anna.

"Lo udah punya pacar atau udah menikah? Cincinmu."

"Gue udah tunangan," jawab Anna melirik jarinya dengan pandangan lirih.

"Oh tunangan. Kenapa lo nggak sama dia? Lo keliatan sendirian aja di sini."

"Dia lagi dalam perjalanan kemari. Mungkin sebentar lagi nyampe," jawab Anna.

"Kalau gitu boleh kan gue temenin lo sampe tunangan lo itu datang?"

Anna membulatkan matanya dengan sempurna mendengar ucapan pria tersebut.

"Ah nggak usah. Nggak perlu. Sebentar lagi dia juga bakalan nyampe," tolak Anna.

"It's okay. Lagipula nggak baik seorang gadis sendirian di sini."

"Tapi gue udah terbiasa sama kesendirian," ucap Anna.

"Tetap saja. Gue bakalan temenin lo sampe tunangan lo itu datang."

WHO ARE YOU? || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang