27. ANNA DI TABRAK

12 1 0
                                    


"Dia pergi meninggalkanku. Lalu kembali membawa luka yang pahit. Dan pergi lagi menghilang entah ke mana. And now? Dia kembali muncul. Apa sebenarnya yang dia inginkan?"
-
-
-


So, di sini siapa yang mendukung Aldi-Bella? Aldi-Sheilla? Bella-Devan?

🖤 Happy Reading 🖤

"ASTAGA!"

******

Sementara itu di perjalanan menuju ke apartemen Hanna, suasana di dalam mobil terasa sangat hening bagaikan sedang berada di pemakaman.

Biasanya jika sudah seperti ini Aldi pasti akan membahas hal-hal konyol yang akan membuat suasana di dalam mobil menjadi ramai. And now? Semuanya terasa berbeda.

Canggung atau enggan? Bahkan mungkin keduanya. Anna terlihat memandang keluar mobil melalui kaca jendela di sampingnya sembari memainkan kuku-kuku jarinya.

Sementara Aldi? Dia terlihat sangat fokus dengan jalannya. Namun perlu kalian ketahui.

Aldi sempat beberapa kali melirik Anna di saat Anna sedang lengah darinya. Entah sadar atau tidak, senyum tipis terlukis di wajah Aldi. Jujur, Aldi merindukan Anna.

Hatinya tidak berniat mendiamkan Anna.

Namun otaknya selalu menolak untuk melakukan itu.

So, Aldi harus mengikuti yang mana? Hati? Atau otak? Karena untuk masalah apa pun, hati dan otak tidak pernah sejalan.

And this is true.

1

2

3

"Gimana kabar lo?" tanya Aldi.

For the first time, Aldi membuka percakapan di antara mereka berdua. Dia langsung mengalihkan pandangannya ke arah Aldi yang masih setia dengan jalannya.

Pandangan Anna terlihat sendu menatap Aldi.

Aldi yang merasa pertanyaannya tidak di respon langsung mengalihkan pandangannya ke arah Anna. "Kenapa? Apa pertanyaan gue salah?" tanya Aldi.

Anna tersenyum tipis menanggapi ucapan Aldi lalu menatap lurus ke depan. "Gue baik-baik aja. Lo sendiri gimana?" ucap Anna

"Masih sama kayak yang kemarin," ucap Aldi tersenyum tipis pada Anna.

"Lucu ya? Kita dekat tapi rasanya jauh banget," ucap Anna.

"Bukan gue yang menjauh. Justru lo sendiri lah yang keliatan makin jauh. Entah apa penyebabnya gue juga nggak tau," ucap Aldi.

"Gue tau. Itu semua karena Gavin kan?" tanya Anna.

Aldi tertawa kecil menanggapi ucapan Anna lalu melirik Anna sekilas dan kembali fokus dengan jalanannya. "Lucu ya? Padahal gue nggak berhak untuk mengatur hidup lo. Gue juga nggak seharusnya melarang lo untuk berhubungan sama siapa pun. Tapi di sini seolah-olah gue yang memegang kendali hidup lo. Gue beneran egois apa gimana sih?" jelas Aldi.

"Aldi---"

"Untuk perkataan gue yang sebelum-sebelumnya gue rasa kayaknya itu terlalu berlebihan. Seharusnya gue nggak ngomong itu sama lo kan? Menurut gue juga itu kelewatan batas untuk orang lain. Kita cuma rekan. Tapi gue udah se-posesif itu sama lo. Lucu banget ya?" ucap Aldi tertawa kecil.

"Aldi---"

"Gue emang cinta sama lo. Tapi kayaknya Gavin lebih beruntung dari gue. Dia hebat. Bisa dapetin cinta dari lo. Sedangkan gue? Iya gue cuma serpihan beling kalau di bandingkan sama Gavin. Ibaratkan Gavin itu serpihan berlian yang berkualitas sedangkan gue serpihan beling yang di kutip terus di buang. Miris banget," ucap Aldi.

WHO ARE YOU? || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang