46. TEROR DI KANTOR PETRA

9 1 0
                                    

Petra yang saat ini sedang berada di dalam kantornya, terlihat sedang sibuk dengan beberapa berkas yang ada di sebelahnya.

Cukup banyak tumpukan berkas di atas mejanya. Akhir-akhir ini fikirannya terasa sangat kacau sehingga membuat semua pekerjaannya menjadi menumpuk.

Belum lagi tentang teror Hanna serta yang ada di dalam mimpinya yang terus saja mengganggu fikirannya. Dia memijit pelipisnya sembari masih fokus dengan berkas yang ada di sebelahnya tersebut.

"Kerjaan gue jadi numpuk semua kayak gini. Belum lagi teror Hanna sama Anna di mimpi gue."

"Tapi kenapa sih akhir-akhir ini gue mimpi buruk terus? Malahan Anna yang jadi mimpi buruk buat gue."

Fokusnya teralihkan saat mendengar seseorang mengetuk pintu ruangannya. Dia langsung melirik ke arah pintu yang baru saja di ketuk oleh seseorang dari luar.

"Siapa?" tanya Petra.

"Saya Tuan. Clara," jawab Clara.

"Silahkan masuk. Pintunya tidak di kunci," ucap Petra.

Tak lama Clara selaku sekretaris dari Petra langsung masuk ke dalam ruangan atasannya tersebut dengan membawa beberapa berkas di tangannya.

"Ada apa?" tanya Petra.

"Ini ada beberapa berkas yang harus Tuan tanda tangani sekarang juga," ucap Clara meletakkan berkas tersebut di atas meja Petra.

Pria itu langsung menghentikan aktifitasnya lalu meraih berkas yang baru saja di bawa oleh sekretarisnya tersebut.

"Apa aku ada jadwal hari ini?" tanya Petra.

"Untuk hari ini jadwal anda kosong," jawab Clara.

"Kapan pertemuanku dengan CEO Pt.Buana Mas?" tanya Petra.

"Untuk pertemuan Tuan dengan CEO dari Pt.Buana Mas jadwalnya besok pukul 09.00," jawab Petra.

"Baiklah kalau begitu." Petra langsung menyerahkan berkas tersebut pada sekretarisnya. "Kau boleh keluar sekarang," ucap Petra.

Clara langsung menerima berkas tersebut dari tangan Petra. "Baiklah kalau begitu saya permisi dulu," ucap Clara.

Sesaat setelah sekretarisnya tersebut keluar, dia langsung menyenderkan tubuhnya di kursi yang sedang dia duduki dengan dua tangannya di jadikan sebagai tumpuan.

"Si Galang kecelakaan karna apa sih? Nggak biasanya itu anak kecelakaan sampe separah itu. Apa dia mabuk? Tapi semabuk-mabuknya dia Galang itu nggak pernah kecelakaan walaupun di bawah pengaruh alkohol. Gue tau banget siapa Galang. Nggak mungkin dia kecelakaan tanpa sebab."

Prakkk.

Fokusnya langsung teralihkan pada beberapa tumpukan berkas yang tiba-tiba saja terjatuh dari atas mejanya. Dia mengerutkan keningnya saat melihat berkas tersebut jatuh dengan sendirinya.

Tidak ada angin tidak ada hujan. Padahal saat ini dirinya tengah bersandar dan tidak menyentuh apa pun di atas meja tersebut. Bagaimana mungkin berkasnya bisa terjatuh dengan sendirinya.

"Perasaan gue nggak ada nyentuh sama sekali. Kenapa bisa jatuh?" ucap Petra.

Dengan segera tangannya terulur mengambil berkas yang baru saja terjatuh dari atas mejanya. Dahinya mengerut saat melihat ada sepasang kaki yang sedang berdiri tepat di depan mejanya saat ini.

Dirinya merasa sangat heran saat melihat kaki tersebut. Padahal saat ini sedang tidak ada siapa pun di dalam ruangannya kecuali dirinya. Terlebih lagi kaki tersebut terlihat sangat pucat tanpa mengenakan sepatu atau apa pun.

WHO ARE YOU? || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang