DUA PULUH LIMA

10 1 0
                                    

"Lihat adik kamu tanding hari ini hampir seperti mimpi bagi papa."

Sega mendengar embusan napas Dhaka ketika pria tersebut berucap. Pria itu memfokuskan pandangan pada Kayla yang saat ini tengah berbincang dengan Leon dan Gita di sisi lapangan. Manik matanya bersinar terang, lengkap dengan senyum lebar yang tak luntur dari wajahnya sejak mereka meninggalkan rumah.

Pemuda bernama belakang Alesandro itu mengarahkan pandangannya kembali ke depan, ke arah adik dan gadis yang dicintainya berada. Hawa panas merambat di sekujur tubuhnya kala ia menyadari bahwa ada yang harus dikorbankan agar mereka dapat bersama tanpa rasa sakit dari jalan hidup mereka sebelumnya. Sega benci melihat harapan besar yang Dhaka titipkan pada Kayla secara tak langsung. Ia benci karena ibunya pun melakukan hal serupa hanya karena kesalahan masa lalu.

Sega tidak lupa—tidak pernah sedetik pun lupa alasan Dhaka berhenti bermain basket. Naomi sendiri yang menceritakannya. Dhaka adalah mantan atlet basket sebelum ia mengalami kecelakaan tunggal dalam perjalanannya menuju rumah Ratna yang menyebabkan salah satu kakinya tidak dapat berfungsi normal. Eva, ibu Dhaka, menyalahkan Ratna sebagai penyebab kejadian itu. Namun, yang tidak pernah Eva tahu, sebenarnya Naomi-lah penyebabnya.

Malam itu, Naomi dan Dhaka bertengkar di pesta yang diadakan salah satu teman. Di tempat itu, Dhaka akhirnya tahu bahwa Naomi adalah alasan Ratna menjauhinya. Wanita itu mencintai Dhaka, dia tidak rela jika orang yang disukainya tak membalas perasaanya dan justru memilih wanita lain. Apalagi wanita itu adalah Ratna, wanita biasa yang derajatnya jauh di bawah mereka.

Dhaka yang terlanjur marah besar memilih alkohol sebagai pelampiasan kekalutan hatinya. Semua orang tahu pria itu tak pernah menyentuh minuman keras. Melihat perubahan drastis tersebut, Naomi sama sekali tak bisa mencegah. Hingga Dhaka meninggalkan pesta dan mengalami kecelakaan, Naomi masih tidak dapat melakukan apa pun. Wanita itu bungkam, tapi di dalam hatinya, dia tahu bahwa dialah penyebab kehancuran segala mimpi-mimpi Dhaka.

Belum lagi saat kedua orangtua mereka menjodohkan keduanya, rasa bersalah itu makin nyata. Naomi memiliki raga Dhaka, tapi tidak dengan afeksinya. Dia hanya beruntung karena Dhaka masih mau menemani hingga akhir hayatnya.

Setelah semua keegoisan Naomi, satu-satunya hal yang dapat wanita itu lakukan adalah mengupayakan kebahagian Ratna dan Kayla setelah ia tiada. Naomi menceritakan semuanya pada Sega dengan harapan putranya itu bisa menebus kesalahan yang ia lakukan. Ia ingin Sega mengerti, bahwa kedua wanita itu adalah bagian dari mereka.

Sayangnya, semua kisah-kisah tentang keburukan Naomi itu tidak lantas membuat Sega menerima posisi Ratna dan Kayla. Apalagi saat tahu jika Kayla lebih banyak mewarisi banyak hal dari diri ayah mereka. Sega merasa kalah. Sama seperti kekalahan Naomi atas Ratna. Mereka telah sampai sejauh ini, tapi rasanya ia justru tertinggal semakin jauh dengan hidupnya.

Peluit dibunyikan, pertanda pertandingan dimulai. Sega mengamati Kayla tanpa kedip. Sejujurnya, ini kali pertama bagi pemuda itu menonton permainan sang adik yang setiap pergerakannya mengundang decak kagum siapa pun. Sega juga tidak buta untuk mengakuinya.

Saking fokusnya, Sega sampai tidak sadar jika adiknya sudah bermain di dua babak pertama dan akan melanjutkan di babak ketiga ketika Dhaka kembali berkomentar. Ada nada khawatir tersirat dalam suaranya. Namun, hal itu tidak bertahan lama setelah pelatih basket mereka meminta gadis itu diganti dengan pemain dari bangku cadangan. Di saat itu pula, netra Sega menangkap gerak-gerik pemuda yang sangat familiar baginya.

Brian datang untuk mendukung Kayla, sama seperti yang biasa ia lakukan saat tidak ada kesibukan lain. Pemuda itu selalu menyusup di bangku pemain, memberi perhatian pada adiknya dengan cara-cara sederhana. Bibir Sega melengkung ke bawah. Meski tak dekat dengan Kayla, ia akui, ia juga ingin ada di sisi adiknya seperti Brian. Melihat kedekatan keduanya membuat hawa panas yang sempat padam dari diri Sega perlahan kembali, sampai-sampai bukan pertandingan yang ia saksikan saat ini, melainkan Kayla dan Brian.

Kemarahan Sega itu berlanjut hingga adiknya kembali bermain di lima menit menuju pertandingan berakhir. Skor antara Alamanda dan Cempaka, lawan mereka, saling berkejaran. Sayangnya, bayang kedekatan sang musuh dan adiknya sudah terlanjur menguasai pikiran pemuda itu. Sega pamit ke toilet, tapi di saat itu ia justru bertemu pandang dengan Brian. Tak lama sebuah notifikasi dari aplikasi perpesanan muncul di layar ponselnya.

From : Musuh

Sebentar lagi gue bakal dapat hati Kayla. Lo harus siap-siap kalah.

Sega meninju tembok di dekatnya dengan perasaan kalut. Dia hampir saja lupa jika Brian turut andil dalam kedatangan Dhaka hari ini. Informasi tentang pertandingan Kayla memang datang lebih dulu dari musuhnya itu.

Kepala Sega bergerak ke kanan dan kiri. Dia menyayangi Kayla, tapi dia juga belum sanggup jika harus kalah secepat ini. Tanpa pikir panjang, Sega mengirim pesan pada ayahnya dan berkata jika ia merasa tak enak badan. Menit berikutnya, balasan dari Dhaka membuat setitik hatinya membuncah.

Dhaka memandang putrinya dengan wajah murung. Ia masih sangat ingin berada di sana sebagai bentuk dukungannya pada Kayla. Dhaka ingin mendukung putrinya sampai akhir, hingga gadis itu sadar bahwa Dhaka akan selalu ada di sisinya. Namun, kondisi kesehatan Sega juga tidak bisa ia abaikan begitu saja.

Kaki panjang berbalut celana kain sewarna langit malam itu melangkah pelan, turun dari tribun sebelum berlalu, meninggalkan luka baru di hati sang putri.

Di sisa pertandingan, Kayla kehilangan fokus sebelum jatuh menghantam lantai. Gadis itu menyadari keberadaan ayahnya. Ia sempat menumbuhkan harapan sebelum pria itu kembali mematahkan hatinya. Namun, apa pun yang terjadi Kayla harus menang. Gadis itu bangkit, memosisikan diri di tempat yang tepat untuk mengantarkan kemenangan pertama bagi Alamanda dan egonya meski harus menahan nyeri di lutut kanannya.

Peluit dibunyikan satu detik setelah umpan bolanya berhasil dieksekusi dengan baik oleh Gita. Bersama goresan luka baru yang ia miliki, Kayla meyakinkan dirinya untuk kembali melangkah bersama kemenangan timnya. 


Depok, 14 April 2021

What Happened to PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang