Januari 2020.
"Dek, bangun!"
Kayla membuka matanya spontan ketika teriakan itu menggema dari pintu kamarnya yang terbuka. Kelopaknya berkedip beberapa kali hingga ia menangkap sorot mentari yang menembus sela-sela gorden oranye miliknya.
"Lo mau sekolah atau nggak?"
Gadis itu bangkit dari posisi tengkurapnya, lalu menatap pintu putih yang masih tertutup rapat. "Iya, Bang, gue udah bangun!" balasnya dengan suara melengking.
Begitu suara bass tadi menghilang, ia berjalan ke arah kamar mandi dengan handuk dan seragam OSIS di tangan. Hari ini adalah hari pertama sekolah di semester genap. Sega, yang saat ini punya tugas baru untuk menjaga Kayla, sudah memperingatkan adiknya tersebut sejak semalam agar bangun lebih awal. Namun, bukan Kayla namanya jika ia bisa bangun tanpa alarm dari orang lain. Berhubung kedua orang tua mereka sedang berada di Surabaya, maka tugas itu menjadi tanggungjawab Si Sulung.
Dua puluh menit kemudian, Kayla menuruni anak tangga rumah yang hampir sebulan ini menjadi tempat tinggalnya juga setelah Ratna dan Dhaka rujuk. Begitu gadis itu duduk di hadapan Sega, pemuda tersebut menghadiahinya tatapan buas dan sederet ceramah yang kurang lebih maknanya sama.
"Jangan marah-marah, Bang, masih pagi," kata Kayla sembari tersenyum manis.
Sega memutar bola matanya searah jarum jam.
Gadis itu mengambil dua sendok nasi dan teman-temannya di atas piring. Suasana hati gadis beralis tebal itu sudah lebih baik dibanding beberapa hari sebelum libur sekolah, tepat saat Brian mencampakannya. Selama itu pula, Sega ada di sisinya, menemani dan mengibur sang adik meski Kayla tak pernah mengungkit permasalahannya dengan Brian. Ia takut kakaknya akan marah besar dan membuat keributan dengan sang musuh hingga semua orang tahu apa yang sebenarnya terjadi. Sejauh ini, hanya ibunya dan Leon yang tahu masalah itu.
Jika tanya bagaimana perasaan Kayla, gadis itu masih mencoba berdamai dengan kenyataan yang menamparnya. Dia sungguh memiliki perasaan terhadap partner in crime-nya tersebut. Namun, di sisi lain, dia juga tidak ingin tenggelam dalam kesedihan terlalu lama. Ia mengerti jika hubungannya dan Brian memang sudah janggal sejak awal. Dari awal, baik Kayla maupun Brian sama-sama tahu jika harga sebuah kepercayaan sangat mahal. Sayangnya gadis yang kini berambut sepunggung tersebut terlambat sadar, hingga alasan itu membuat keduanya berakhir di jalan yang berbeda.
Tidak apa-apa jika merasa sedih dan marah, itu yang selalu Ratna katakan pada Kayla kala putrinya itu menangis tatkala menceritakan semua masalahnya dan Brian. Wanita tersebut hanya meminta Kayla untuk menerima bahwa bukan masalah jika ada beberapa hal yang tak berjalan sesuai keinginan.
Arloji di tangan kiri Sega menunjuk angka enam dan tujuh ketika keduanya sampai di lahan parkir Alamanda. Seperti biasa, di mana ada Sega, di situ mata setiap orang hampir tertuju padanya. Berhubung Kayla datang bersama pemuda tersebut, ia pun ikut mendapat atensi teman-teman mereka. Bedanya, yang ia dapat adalah pandangan heran dan benci. Bagaimana tidak, setelah hubungannya dan Brian hancur, Kayla justru kerap terlihat bersama dengan sang senior.
Kayla membalas tatapan lapar tersebut dengan wajah tak peduli. Ia tidak mau repot memberitahu semua orang siapa sebenarnya Sega. Biar teman-teman kakaknya itu serta Leon yang tahu status mereka.
Setelah menyampirkan helm yang ia kenakan di setang sebelah kiri, Kayla dengan cueknya meninggalkan Sega tanpa berkata apapun. Gadis itu harus mempercepat langkahnya menuju kelas sebelum kembali ke depan untuk mengikuti upacara.
Sementara itu, Sega masih berdiri di tempatnya seraya menyunggingkan senyum penuh kemenangan. Sejak ia dan Kayla sampai di tempat itu, Brian juga baru tiba. Namun, begitu menyadari kehadirannya, pemuda tersebut cepat-cepat bersembunyi di antara bangunan yang tertutup pepohonan. Jika Sega tak menangkap bayangannya sejak awal, mungkin ia sama seperti adiknya yang tidak tahu bahwa pemuda kelahiran Semarang itu memandangi mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
What Happened to Perfect
Fiksi Remaja[END] Bahagia versi Sega adalah memiliki kasih sayang kedua orangtuanya serta seorang adik penurut. Bahagia versi Kayla adalah hidup bersama keluarganya dengan keadaan apa pun. Sega dan Kayla, kakak beradik beda ibu yang tumbuh dalam keluarga berb...