Lisa membuang nafas berat. Gadis itu sudah lelah berada di situasi seperti ini."Berhenti peduli padaku dan jangan menemuiku lagi!" Ujar lisa lalu pergi dari sana.
Semuanya stress tidak tau harus berbuat apa. Sedang, jungkook pergi dari sana dengan amarah yang meluap. Yoongi segera mengikuti kemana jungkook pergi.
Jennie dan chae young menangis disana, untungnya ada taehyung dan jimin yang menenangkan mereka.
Lisa ternyata berada disini, dikamar rawat naeun di lantai 5. Terlihat jika naeun sedang menikmati makan siangnya sendiri. Hati lisa tersentuh melihatnya.
"Selamat siang nona" Ucap lisa lalu duduk di dekat naeun.
Naeun memperlihatkan senyumnya kepada lisa membuat lisa membawa naeun kepelukan nya.
"Dr.lalisa" Ucap naeun. Lisa menoleh "ya nona naeun" balasnya.
"Matamu terlihat sembab" Ujar gadis kecil itu. Lisa dengan cepat mengambil ponselnya dan berkaca melihat matanya. "Ah benar. Debu diluar memang sangat buruk. Membuat ku marah saja" Ujar lisa dengan alasan kecilnya yang membuat naeun terkekeh.
"Ah aku belum pernah keluar."
"Untuk apa kau keluar nona?"
"Aku merindukan ayah ku"
Lisa termenung, bicara soal ayah, tentu lisa juga merindukan sosok ayahnya yang sudah lama meninggal.
"Apa kau tau nomer ponsel ayahmu?" Tanya lisa. Naeun menggeleng. Bagaimana ia tau sedang ia saja tidak pernah bicara dengan ayahnya selama ia di rawat di rumah sakit.
"Tenang saja. Aku akan mendapatkan nomer ponsel ayahmu. Kita akan video call dengannya nanti. Okay?" Ujar lisa. "Okay" Jawab naeun.
Dilain tempat, jungkook mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi membuat yoongi harus berhati-hati untuk menyusul jungkook.
Di depan jungkook ada beberapa mobil dan motor yang berlalu lalang namun jungkook sepertinya tidak melihat semua itu. Iya terus mengendarai mobil dengan sangat cepat sehingga semua orang di jalan marah karna dirinya.
"Apa semua ini? Ya tuhan sadarkan lah anak itu" Suga kewalahan karna jungkook.
Sedang yang di kejar terus memikirkan kata terakhir gadisnya.
"Cih berhenti menemui mu? Apa kau berusaha untuk mengakhiri hubungan dengan ku nona lalisa? Tidak akan pernah aku akhiri itu!" Ujarnya melawan pikirannya itu.
Sampai akhirnya mobil yang di kendarai nya kehabisan bensin, mau tak mau jungkook berhenti di samping pohon besar.
"ARRRGHHHHH!!!" Amuknya melihat mobilnya kehabisan bensin.
"Ya orang gila! Apa kau kehabisan akal?" Yoongi menghampirinya. Jungkook menoleh dan oh no! Pohon kecil di sampingnya menjadi korban amuknya. Jungkook meninju kayu itu sampai tangannya lecet dan mengeluarkan sedikit darah.
"Kau sangat hobi melukai dirimu hanya untuk mendapat perhatian dari lisa. Aku tidak habis pikir jungkook" Ujar yoongi.
Jungkook tersenyum smirk dan menatap tajam yoongi.
"Sampai kapanpun, aku tidak akan pernah mengakhiri hubungan ku dengannya! Terserah apapun yang dia katakan, aku tidak akan pernah menyetujui itu!" Tegas jungkook. Satu pukulan terakhir melandas di pohon itu membuat yoongi terdiam dan menatap betapa buruknya pohon itu.
Jungkook membunyikan klakson mobil yang yoongi kendarai tadi.
"Aish kau!" Yoongi segera masuk dan mengendarai mobilnya. Jungkook benar benar kehilangan akal.
Lisa melihat ibu dan neneknya sedih karna yeji dan seung woo dikirim ke australia untuk mewakili sekolah bertanding olimpiade sains.
"Yerim, aku tidak bisa tenang karna mereka terus menangis" Ujar lisa di depan mereka.
"Ya, apa maksud mu? Tentu saja ibumu dan aku sedih karna harus jauh dari 2 cucuku" Jelas neneknya. Lisa terkejut mendengarnya dan bereaksi "ah 2 cucumu, jadi aku bukan cucumu nyonya hwang?" Tanya lisa.
Ibu dan neneknya menghela nafas karna sudah tidak bisa menjawab pertanyaan lisa.
"Baiklah baiklah baiklah. Ah bisakah kalian tidak membuat ku sedih juga?" Lisa tidak mau ikut sedih karna mereka.
Belum sempat menjawab, terdengar ada yang mengetuk pintu, dengan cepat yerim membukanya.
Melihatnya, lisa memalingkan tatapannya dan sepertinya tidak ingin melihat ini.
"Nak jungkook" Dara menyambut jungkook disana. Hwang pun mempersilahkannya untuk duduk.
"Pergilah!" Ucap lisa.
"Lisa, apa ini? Kau menyuruh jungkook pergi?" Dara berucap. Lisa menggeleng dan "eomma, aku sudah tidak berhubungan dengannya lagi" tentu saja itu membuat dara dan hwang terkejut.
"Ya, apa kau -
Lisa menyuruh yerim untuk diam. "Sungguh kau orang yang paling menjijikan bagiku tuan jeon jungkook!" Lisa sungguh emosi.
"Lisa, aku sungguh minta maaf padamu sayang" Jungkook berdiri dan menyentuh tangan lisa namun sebelum itu, lisa menjauhkan tangannya dari jungkook.
"Jangan pernah berani menyentuhku lagi!"
"Lisa" Dara dan hwang benar benar kebingungan.
"Dr.lalisa"
Lisa menatap naeun yang memanggilnya di depan pintu. Ia bersama susternya namun susternya berada di luar.
"Na - naeun" Lisa gelagapan disana. Lisa menatap tajam jungkook hingga jungkook cepat pergi dari sana.
"Hi naeun, ini untukmu" Jungkook memberikan sekotak coklat yang hendak diberikan untuk gadisnya. Namun sudah jelas lisa tidak akan menerimanya.
Naeun cepat menerimanya dan tersenyum pada jungkook.
"Gomawo samchon" Naeun berterimakasih. Setelahnya jungkook pamit pada dara dan hwang dan pergi dari sana.
"Naeun, seharusnya kau tidak cepat menerima apapun dari orang yang tidak kau kenal." Ujar lisa.
"Aku pernah bertemu dengannya jadi aku menerimanya." Balasnya. Yerim dan lisa saling menatap, bagaimana naeun dan jungkook pernah bertemu sebelumnya. Ah sudahlah itu tidak penting bagi lisa.
"Ah begitu" Setelahnya lisa mengenalkan naeun pada ibu dan neneknya. Naeun sungguh anak yang sopan dan santun.
"Aku banyak urusan, jangan menemuiku dulu taehyung" Jennie berucap didepan taehyung, jin dan namjoon.
Taehyung menatap jennie dalam, sungguh ia tidak ingin jauh dari jennie. "Bisakah kau meluangkan waktumu malam ini? Hanya malam ini" Taehyung memohon.
"Hanya untuk malam ini jen" Jin berujar. Jennie menatap sinis pada kedua kakaknya. "Ck baiklah" Taehyung pun sangat senang dengan itu.
Somi datang menemui lisa kerumah sakit. Mereka hanya berdua di ruang rawat lisa.
"Eonni, tolong maafkan oppa. Sungguh aku tidak bisa menanganinya jika kalian bertengkar seperti ini"
"Somi, aku dan jungkook sudah tidak ada hubungan lagi. Jadi berhenti merengek kepadaku seperti ini" Ujarnya.
Somi menatap dalam lisa, sungguh somi tidak rela jika mereka putus hubungan.
"Eonni berilah lelaki itu satu kesempatan. Aku mohon" lisa melirik somi yang menangis disana.
"Jangan seperti anak kecil somi!"
Ya, mereka berdua terkejut karna jungkook berada disana.
"Aku tidak apa-apa. Biarkan saja gadis ini melakukan kemauannya. Ayo pulang!" Jungkook menarik somi untuk keluar.
Lisa sungguh terkejut jungkook bicara seperti itu padanya. Bagaimana bisa jika seorang jungkook bicara seperti itu padanya. Ya baru pertama kali.
"Mwoya? Cih arrrrghhh ya tuhan!" Lisa memukul dadanya. Sungguh meskipun ia juga serius dalam hal ini namun lisa sungguh sakit hati mendengar jungkook bicara seperti itu.
Vote and comment!!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Doctor (Lizkook) END
Fanfiction[18+] "Sebelum malam gelap menjebak ku, jangan tinggalkan aku. Apakah kamu masih mencintai ku? Jika kamu merasakan hal yang sama, jangan tinggalkan aku hari ini." -Kwon Lalisa "Aku milikmu Lalisa dan tetap akan seperti itu. Aku mencintaimu esok, lus...