Jealous 2

1.7K 163 6
                                    


Jennie menyusul lisa ke unit gawat darurat.

Lisa melihat jin woo yang masih tidak sadarkan diri disana. "Ah lisa" Ae ri memanggilnya. "Ne eonni" Ae ri menyuruh lisa untuk duduk di samping jin woo yang masih belum siuman. "Aku tidak punya informasi keluarga detektif jin woo, apa kau tau?" Lisa cukup terkejut mendengarnya. "Eonni, aku saja baru mengenalnya" Jawab lisa. "Eonni, hubungi saja detektif kim. Siapa tau dia mengetahui keluarganya" Saran lisa dan ae ri mengangguk.

"Ya! Oppa, bangun lah" Suara somi membuat lisa diam. "Lisapoo" Jennie menunjuk jungkook yang masih di tangani ae ra.

"Jungkook? Wae?"

Lisa bertanya dalam hatinya. "Jungkook?" Ae ri ikut terkejut disana. "Oppa" Somi menangis di samping jungkook.

Lisa perlahan mendekat, melihat jungkook. Jimin dan yang lain pun terkejut melihat lisa berada di belakang mereka.

"Lisa" Taehyung khawatir melihat lisa. "Somi-ya, wae gurae?" Di depan lisa, gadis yang bersama jungkook di bandara berada di sana. Gadis itu panik melihat jungkook. Lisa semakin terkejut. Rasanya jika ia bisa serangan jantung saat ini, maka ia harus.

"Lisa eonni" Somi melihat lisa yang perlahan mundur bahkan melihat air matanya sudah jatuh. Lisa teringat kejadian di bandara, itu membuatnya benci berada di sana. Ia tak mau berada disana. Lisa pun pergi dari sana.

"Lisa" Taehyung cepat mengejar lisa.  Jennie ikut mengejar lisa.

Lisa saat ini berada di taman rumah sakit, ia menangis duduk di rumput dan menyembunyikan wajahnya. "Biar aku yang menemaninya" Taehyung langsung menoleh mendengar ucapan jennie. "Masuklah." Jennie cepat menghampiri lisa dan taehyung masih di sana memantau mereka.

"Lisapoo" Jennie duduk di sampingnya. "Eonni" Lisa langsung memeluk jennie dan menangis di pelukannya.

"Tenanglah. Jangan membuang air mata berharga mu" Kata jennie sambil mengelus rambut lisa. "Eonni, mengapa jungkook cepat sekali melupakan ku?" Kata lisa sambil menangis. "Lisapoo, apa kau lupa? Kau yang memutuskan untuk mengakhiri hubungan kalian bukan?" Jennie mengusap air mata lisa. "Aku memutuskannya karena, eonni katakan siapa gadis itu?" Tanya lisa, Jelas jennie tidak bisa menjawabnya karena tak mengenal gadis itu. Jennie memilih memeluk dan menenangkan lisa.


....

Jam 8 pagi, ae ri sudah berada di rumah sakit dan jin woo sudah siuman. "Dokter, bisakah aku pulang?" Ae ri cukup terkejut. "Pulang? Apa kau sudah gila? Kau baru saja siuman detektif jin woo" Jelasnya. Jin woo mendengus kesal marah pada dirinya.

"Lihat, orang yang bertengkar dengan mu pun masih tidak sadarkan diri" Ae ri menunjuk jungkook yang masih tidak sadarkan diri. Seketika jin woo mengingat pertengkaran malam itu. Lebih tepatnya pertarungan.

"Apa yang terjadi padanya?" Tanya nya. "Sama seperti mu" Balas ae ri. "Lisa" Lisa datang menemui jin woo.

"Oppa, bagaimana keadaan mu?" Tanya somi pada jungkook yang baru saja siuman. Lisa melihatnya namun diam tanpa menghampirinya. "Oppa" Gadis yang tak di kenal lisa kini memeluk jungkook yang masih terbaring lemah. Raut wajah lisa bisa dilihat, ia sama sekali tak suka dengan itu.

"Ya! Apa kau akan melihatnya terus?" Jin woo berucap. Lisa mengepalkan tangannya melihat gadis itu menangis dan kini beralih memegang tangan jungkook. "Bodoh!" Jin woo berucap kembali. "Ya lemah!" Jin woo berhasil membuat lisa mengalihkan pandangannya. "Waeyo? Wae?" Lisa mengeraskan suaranya membuat jungkook melihatnya dari belakang. "Ya! Bawakan sarapan untuk ku!" Pinta jin woo dengan suara keras juga. "Cih! Aku bukan budak mu!" Balas lisa. "Ya! Ini semua karena ulah mu! Jangan sampai aku -

"Ya!"

Jisoo memotong ucapan jin woo yang bicara dengan suara keras pada lisa. "Detektif jin woo jangan membuat keributan disini" Kata jisoo. "Dan kau lisa, bawakan sarapan untuknya" Lisa terkejut mendengar perintah jisoo padanya. "Nan?" Jisoo pun mengangguk. "Eonni, mengapa harus aku?" Tanyanya. "Bawakan saja lisa" Sahut ae ri. "Tidak, aku ada urusan" Tolaknya.

"Aku akan mengurusnya" Minnie datang disana. "Ck okay!" Lisa pun mengambil sarapan untuk jin woo. "Sungguh, dia memanfaatkan ku begitu saja! Dasar bajingan!" Omelnya.

Jungkook melihat itu. Kepalan tangannya semakin kuat. Raut wajahnya masam. Ia benci melihat itu. Bagaimana bisa jin woo memanfaatkan lisa begitu saja, ia sangat benci itu.

5 menit kemudian lisa datang membawa sarapan untuk jin woo. Terlihat juga gadis itu membawa sarapan untuk jungkook.

"Meogda!" Lisa menaruh nampan berisi sarapan di hadapan jin woo. "Apa kau mengira aku ini seekor anjing?" Jin woo yang duduk dengan kedua tangan nya di perban. Ia sungguh sangat kesal. "Lisa, suapi detektif jin woo. Bagaimana bisa ia menghabiskannya dengan mulut saja?" Lisa semakin jengkel. "Ya! Kau! Ah huft!" Entah apa salahnya sehingga jin woo seenaknya saja.

"Ini sungguh tidak adil. Semua orang di suapi dengan kelembutan tapi kau melakukannya dengan kejahatan!" Lanjut jin woo yang di suapi lisa. Yang benar saja, belum selesai jin woo mengunyahnya, lisa sudah memasukkan lagi makanan ke dalam mulutnya. "Ya! Diam dan enyah lah sarapan mu itu!" Sinis lisa.

Jin woo menarik lisa agar duduk di sampingnya. Ia juga memegang pinggang lisa. Terkejut akan hal itu, itu membuat lisa berbalik dan melihat gadis itu menyuapi jungkook dengan lembut. Tepat disitu, jungkook dan lisa saling melempar tatapan. Jungkook mengunyah makanan seperti mengunyah tulang yang lama lunak.

Melihat itu, jin woo memegang pinggang lisa dengan erat dan membuat lisa sadar dari lamunannya. Lihat, kini lisa menyuapi jin woo dengan lembut.

"Bagus jika kau melakukannya dengan baik" Seru jin woo. "Ya! Kau sudah kelewatan! Bagaimana bisa kau memegang ku begitu saja? Huh!" Lisa kembali mengeraskan suaranya pada jin woo karena ia sebenarnya sadar yang di lakukan jin woo itu salah.

"Waeyo? Wae?! Kau seharusnya berterimakasih padaku dokter kwon lalisa!" Jin woo pun melakukannya lagi.

Sungguh, jika tidak ada jisoo dan ae ri disana mereka berdua pasti sudah bertengkar. "Makan lah sendiri! Aku tidak akan melakukannya lagi!" Lisa pergi dengan emosi yang tak terkontrol.

Ae ri melihat jungkook yang sepertinya sangat marah karena hal itu.

Vote and comment!

My Doctor (Lizkook) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang