Why You? (6)

133 21 12
                                    

Setelah mereka bangun, Baekhyun dan juga Hyuna berniat menuju ke butik untuk memilih baju pernikahan mereka. Baekhyun tidak terlalu memikirkan soal pakaian sebenarnya. Apa boleh buat, kedua orang tuanya seperti terobsesi dengan acara pernikahan mereka yang mana Baekhyun dan Hyuna sendiri tidak.

Baekhyun bahkan belum memberitahukan Jongin perihal ini. Dengan segera tangannya mengambil ponsel yang ada di saku lalu menghubungi Jongin.

Iya, ada apa kau meneleponku pagi-pagi begini? Bahkan belum ada pukul 09.00.

“Entahlah aku harus memulainya bagaimana, tapi, tanggal dua puluh besok aku akan menikah dengan Jin-Hwa aku harap kau mengurus identitasnya.”

Bagaimana bisa? Apa karena semalam kaumau dan melakukan hal yang tidak wajar?

“Sudah kubilang aku bukan vampir, semalam aku memang mabuk dan langsung tidur. Ketika aku bangun di pagi hari, aku menemukan Jin-Hwa pingsan di lantai kamar dan aku menaruhnya di kasur. Setelahnya aku pergi ke minimarket membeli beberapa ramyeon karena ingin. Pulangnya aku sudah melihat Jin-Hwa duduk di sofa bersama kedua orang tuaku. Kau tahu bagaimana mereka 'kan?”

Memang tetapi kau itu pria. Anggap saja jodoh tidak akan ke mana.

“Kau tidak akan percaya jika tahu kebenarannya. Baiklah sampai jumpa, orang tuaku berharap agar kau bisa membantu menyebar undangan dan kabar besok. Dan juga tolong urus identitas baru untuk Jin-Hwa, kau bisa menanganinya bukan?”

“Tentu saja, mobilmu masih di rumahku, karena hari ini aku memiliki banyak pekerjaan, aku akan mengembalikannya besok. Bisa dilihat bagaimana menakjubkan keluarga Byun—”

Baekhyun langsung mematikan sambungan secara sepihak.

Setelah beberapa saat Baekhyun berganti pakaian dan menuju ke butik bersama Hyuna. Baekhyun memang tidak hanya memiliki satu mobil, tetapi mobil yang berada di rumah Jongin merupakan mobil yang paling sering dia gunakan.

Ketika suasana canggung kembali datang di antara mereka. Hyuna memilih memperhatikan jalanan yang mereka lewati.

“Nanti kita akan mampir membeli ponsel untukmu. Kau bisa saja bosan jika tidak memiliki ponsel.”

Hyuna hanya berkata terima kasih, kembali terdiam.

“Nanti juga kita harus membeli beberapa baju untukmu. Apakah kau tidak malu menggunakan pakaian seperti itu untuk ke luar rumah?”

“Apa salahnya? Kenyamanan adalah yang paling utama.”

“Kalau saja kau berada di kerumunan orang mungkin mereka sedang menggunjingkan pakaian yang kau kenakan. Semua orang dituntut sempurna di depan publik.

“Oke-oke, aku akan menurut saja, percuma berdebat.”

Baekhyun hanya menggelengkan kepalanya perlahan melihat kelakuan orang di sebelahnya ini. Ya, dia akan maklum, karena sudah seharusnya.

“Omong-omong, katanya kaumau memanggilku oppa, kenapa tidak jadi?”

Hyuna merasa ingin keluar dari pembicaraan ini. Bisa-bisanya kemarin malam dia mengatakan hal seperti itu. Baginya semalam hanya refleks, benar-benar refleks. Mungkin karena ingatan itu juga.

“Aku merasa tidak sopan.” Hyuna mencoba membuat alasan agar Baekhyun tidak bertanya lagi.

“Kautahu? Hanya ada satu orang yang memanggilku oppa selama aku hidup.”

“Sekarang di mana orang itu?”

“Entahlah, dia berada di suatu tempat pastinya.” Hyuna menganggukkan kepalanya mendengar perkataan Baekhyun.

WHY YOU? ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang