Why You? (18)

87 15 8
                                    

"Hei! Jung Hyuna. Apakah, kau baru saja mencium aku? Katakan bahwa ini bukan mimpi." Baekhyun menepuk-nepuk pipinya memastikan bahwa yang baru saja Hyuna lakukan bukanlah mimpi atau khayalan Baekhyun. Pria itu masih mematung di tempat dengan telinga yang semakin memerah.

"Apa yang sedang kau bicarakan? Tentu saja ini bukan mimpi. Mau memastikannya?" Baekhyun hanya mengangguk patuh. Detik berikutnya Hyuna memukul Baekhyun hingga orang itu mengaduh.

"Hyuna-ya hentikan ini sakit." Hyuna hanya tertawa keras tanpa memikirkan orang-orang di sekitar mereka yang melihat. Bahkan saat tadi Hyuna mencium Baekhyun orang-orang juga melihat. Namun Hyuna masa bodoh, lagipula mereka tidak mengenal Hyuna dan Baekhyun begitupun sebaliknya. Walaupundia masih merasa sedikit malu.

Setelah beberapa saat Hyuna menatap muka Baekhyun lalu menempelkan bibirnya kembali ke bibir milik Baekhyun membuat pria itu memekik kaget, tetapi tidak melepaskan bibir mereka.

Hyuna melepaskan ciumannya dan berkata. "Oppa, aku ... mencintaimu." Baekhyun benar-benar kaget dengan tingkah laku Hyuna hari ini. Mulai dari makanan, kejahilan, hingga ciuman.

"Aku juga." Baekhyun berucap tepat di telinga Hyuna. Baekhyun memeluk tubuh Hyuna dengan erat, seolah tidak ingin melepaskannya sama sekali. Dan Hyuna membalas pelukan itu. Hangat dan nyaman, keduanya merasakan hal yang sama. Baik Hyuna maupun Baekhyun.

"Oppa, bolehkah aku ke tenda dan makan terlebih dahulu? Perutku sudah berbunyi sejak tadi. Yah, walaupun secara teknis ini kesalahanku karena mencium bibirmu di jalan seperti ini." Baekhyun sontak menggeleng, tidak ada yang salah dengan orang yang mencium suaminya sendiri. Memang tidak salah, hanya tempat dan waktunya tidak tepat.

Hyuna berlari kecil menuju salah satu tenda yang ada di tempat itu.

"Hyuna!" Baekhyun sedikit berteriak lalu menyusul Hyuna yang mana itu menarik perhatian orang lain di sekitar mereka.

"Ada apa?"

"Kau ini, kenapa kau selalu membuat jantungk tidak normal. Aishh, bisa gila lama-lama jika aku berdekatan denganmu. Dan respons apa itu? 'Ada apa?'" Hyuna mengangguk-angguk. Tangannya sudah membuka bungkusan makanan yang tadi mereka beli.

Jika ditanya tentu saja jantung Hyuna juga sedang berdisko di dalam sana. Aja tetapi Hyuna berusaha terlihat biasa saja karena malu. Dia saja tidak habis pikir dengan dirinya sendiri karena itulah Hyuna berlari terlebih dahulu menuju tenda kecil ini.

Namun dengan cepat Hyuna mengalihkan perhatian Baekhyun dengan berbicara topik lain. Tidak lucu jika terus-menerus Baekhyun berbicara tentang kejadian tadi. Hingga mereka tidak sadar, ada yang memperhatikan mereka sejak tadi.

W H Y • Y O U

"Oppa, aku ingin membeli es krim, ayo beli makananku sudah habis." Hyuna merengek meminta es krim kepada Baekhyun. Dan tentu saja Hyuna makan dengan sangat cepat. Bahkan dia hampir mendahului makan Baekhyun tadi.

"Baiklah mari kita membeli es krim, aku juga ingin membeli permen mint untuk mencuci mulut." Hyuna menggandeng tangan Baekhyun lalu menariknya menuju ke minimarket yang ada.

"Oppa, perutku sedikit sakit, bisakah aku toilet sebentar?"

"Hmm, aku akan menunggu, kau mau es krim apa? Akan aku ambilkan." Hyuna mengatakan bahwa dia menginginkan es krim rasa coklat lalu segera berlari menuju ke toilet umum yang tersedia.

Dia berdarah, Hyuna didatangi oleh tamu bulanan. Ia berharap ini tidak ada hubungannya dengan hal semalam. Hyuna mengirim pesan kepada Baekhyun untuk membelikannya pembalut. Tidak peduli lagi dengan egonya. Beberapa saat kemudian Hyuna segera keluar lalu menuju ke mobil menunggu Baekhyun.

"Pantas saja kau makan sangat banyak. Mungkin karena ini." Baekhyun tertawa dengan nada sedikit mengejek membuat Hyuna kehilangan kesabarannya. Hyuna menangis, mengapa dia sangat sensitif hari ini.

"Hyuna maafkan aku, aku hanya bercanda. Aku lupa jika seseorang sedang mengalami menstruasi merek menjadi sangat sensitif." Baekhyun berusaha menenangkan Hyuna dengan menepuk-nepuk punggung istrinya. Hyuna belum juga diam.

"Kau mau apa? Aku akan membelikan apa pun untukmu, eoh?"

"Aku ingin memakan jjamppong, kemarin aku melihat orang mukbang dengan memakan jjamppong dan sepertinya sangat enak. Belikan oppa." Hyuna menghentikan tangisannya lalu berujar. Membuat Baekhyun kembali tidak habis pikir. Makanan lagi? Tapi karena Hyuna memang sedang sangat sensitif, mobil Baekhyun melaju menuju ke salah satu restoran jjamppong yang menjadi langganannya.

W H Y • Y O U

"Kau mau pergi ke mana?" Jongin menatap ke tunangannya yang sedang bersiap-siap pergi dan sepertinya terburu-buru. Hari sudah hampir malam, membuat Jongin heran karena tidak biasanya Soojung pergi di jam-jam seperti ini.

"Temanku, mengajak pergi, aku juga sedang sangat bosan. Aku akan kembali sebelum jam delapan malam, sampai jumpa." Soojung mengecup pipi kanan pria itu. Membuatnya terkekeh pelan. Dia sangat mencintai tunangannya.

"Baiklah, kau minta dijemput?" Soojung hanya menggeleng, sepertinya dia tidak perlu dijemput, mungkin nanti dia akan memenangkan taksi. Walaupun opsi dijemput lebih baik daripada menaiki taksi. Soojung keluar ke rumah, tanpa sadar dengan meninggalkan ponselnya.

Jongin yang tersadar karena ada notifikasi masuk langsung keluar halaman untuk melihat apakah tunangannya itu sudah pergi. Wanita itu sudah pergi. Jongin membiarkan ponsel itu di meja tanpa berniat untuk mengecek pesan dari siapa.

Soojung yang berada di taksi merasa sedikit terganggu. Kenapa orang itu memanggilnya di jam seperti ini. Sebenarnya apa yang terjadi, benar-benar mengganggu waktunya. Lagi pula Soojung tetap akan datang.

W H Y • Y O U

"Wahh, terlihat sangat enak. Mari kita makan, Oppa." Hyuna mencicipi kuah jjamppong lalu mulai memakan makanan itu. Mulutnya tak henti menggumamkan kata enak.

"Pantas saja Oppa suka membeli makanan di sini. Rasanya sangat enak, kapan-kapan aku ingin mencoba jjajangmyeon yang ada di sini. Aku pikir akan sama enaknya." Baekhyun mengendikan bahunya, bahkan sebenarnya dia belum pernah makan langsung di tempat ini. Biasanya dia melakukan pesan antar. Dan terbukti bahwa makanan di sini tetap enak.

"Aku belum pernah makan langsung di sini, biasanya hanya pesan antar ke apartemen. Seenak itukah?" Hyuna mengangguk antusias. Bumbunya juga memiliki rasa pedas yang sangat pas.

"Oh ya, Oppa kau tahu kemarin aku memimpikan sesuatu lagi." Baekhyun menatap Hyuna penasaran. Mungkin tentang ingatannya.

"Mimpi apa? Oh ya apakah kau mau tangsuyuk?" Hyuna tidak jadi melanjutkan ceritanya dan mengiyakan ucapan Baekhyun. Membuat pria itu segera memesan tangsuyuk.

"Mimpi apa, Hyun?" Baekhyun kembali melanjutkan pertanyaannya ketika Hyuna belum melanjutkan pertanyaan.

"Oppa, entah kenapa aku membenci dipanggil Hyun, apakah tidak ada panggilan lain? Rasanya terdengar sangat familier tapi aku tidak menyukainya. Bisakah tidak memanggilku dengan sebutan 'Hyun' lagi?" Baekhyun menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Panggilan tadi hanya refleks saja.

"Itu maafkan aku, itu kesalahan."

"Semalam aku bermimpi seorang pria, dia mendatangi aku di halte."

"Kau memimpikan pria lain?" Baekhyun memajukan bibirnya membuat Hyuna gemas. Setelah Hyuna mengatakan bahwa itu hanya ingatan Baekhyun kembali mendengarkan Hyuna.

"Kalau tidak salah, namanya Park Chanyeol, orangnya juga tinggi."

•••••

Re-publish: Minggu, 1 Agustus, 2021

•••••

Udah sih, cuma berharap Agustus ini makin membaik. Maaf ini juga belum direvisi ya. :(

WHY YOU? ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang