Why You? (45)

53 8 4
                                    

Eunji menatap tidak percaya kepada Hyuna. Dia masih tidak bisa mempercayai hal yang dikatakan oleh Hyuna. Karena selama bertahun-tahun dia hidup selalu mempercayai Yoon-rae.

"Yang kau katakan hanya omong kosong. Yoon-rae? Sampai sekarang kami bahkan masih percaya bahwa dia difitnah oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Hasil tes menyatakan bahwa dia negatif memakai narkoba." Eunji langsung mengatupkan mulutnya ketika Hyuna memberinya sebuah lembaran kertas.

"Kenapa kau menjadi seperti ini? Semua orang tahu fakta bahwa Yoon-rae memalsukan hasilnya agar dia tidak diseret ke pengadilan!" Hyuna berteriak marah kepada Eunji. Kenapa Eunji tidak pernah percaya kepadanya. Baik setelah Baekhyun pergi dari kehidupan mereka, maupun sekarang?

Yang dibawa Hyuna adalah hasil tes asli. Jangan tanyakan bagaimana bisa Hyuna mendapatkannya. Karena banyak hal yang wanita itu lalu selama ini untuk bertahan. Bahkan sebelumnya dia bekerja mati-matian untuk mendapatkan uang.

Plak!

"Eonni ... apa yang terjadi padamu? Seburuk-buruknya sikapmu padaku dulu kau tidak akan pernah bisa menamparku. Kau berubah." Benar, baru saja Eunji menampar Hyuna. Bahkan Eunji sendiri tidak mengetahui apa alasannya. Dia hanya marah, entah marah karena apa.

"Apa yang kau tahu tentang Baekhyun? Apa yang kau tahu tentang Yoon-rae? Jika kau mengatakan hal seperti tadi, setidaknya kau harus memiliki anak dengan Baekhyun terlebih dahulu agar aku percaya. Yang kau lakukan hanya membuat asumsi bodoh." Nada suara Eunji sangat menggebu-gebu.

Setelah mendengar hal itu, Hyuna mengusap pipinya lalu tertawa keras. Memiliki anak dengan Baekhyun? Tentu dia memilikinya. Menikah dengan Baekhyun? Tentu saja sampai saat ini dia masih istri sah dari Baekhyun. Apakah itu menjamin bahwa setelah ini Eunji akan percaya kepadanya? Tentu tidak akan semudah itu.

"Baekhyun, pria itu sampai saat ini masih suamiku. Sepertinya kau tidak tahu. Dan juga aku ingin memberitahu hal penting lainnya. Aku memiliki anak dengan Baekhyun juga. Hanya saja aku melarikan diri darinya lima tahun yang lalu. Bukan dia yang meninggalkan aku, tapi aku yang pergi darinya. Aku menang darimu."

Hyuna melangkah meninggalkan tempat itu. Perlahan dia mengusap air matanya sambil berjalan. Sedikit bodoh memang, karena dia tahu selama ini Baekhyun tidak pernah mencarinya. Mungkin saja jika Baekhyun melupakannya.

W H Y • Y O U

"Kau sudah menyikat gigimu?" Hyuna bertanya kepada Jin-Hwa. Yang ditanya hanya mengangguk kecil lalu berlari duduk di sebelah Hyuna yang kini sedang menonton siaran di televisi. Hyuna tidak benar-benar menontonnya. Sejak tadi dia memikirkan pertemuan dengan kakaknya sore tadi.

Tamparan itu cukup membekas di benaknya. Bahkan saat mengingatnya Hyuna sangat ingin menangis. Tidak! Dia tidak boleh menjadi cengeng seperti ini. Dia sudah bertahan sampai sejauh ini. Itu artinya menahan tangisan sudah biasa ia lakukan.

"Jin-Hwa, apa yang sedang kau lakukan?" Hyuna berujar gemas saat Jin-Hwa menaruh kepalanya di perut Hyuna. Rasanya sedikit geli karena rambut anaknya yang sudah cukup panjang.

"Ibu, ada anak baru yang pindah ke tempatku sekolah." Hyuna tersenyum kecil. Jin-Hwa saat ini berada di taman kanak-kanak. Dan bulan Februari besok dia sudah memasuki Sekolah Dasar. Waktu berjalan sangat cepat, hingga Hyuna tidak menyadari bahwa sudah terlalu lama dia sendirian.

"Benarkah? Siapa namanya?"

"Kim Jiwon, anaknya sangat menyenangkan. Lain kali ibu harus bertemu dengannya. Dia juga sangat pintar, dan tidak kenal lelah jika bermain." Hyuna kembali tertawa, menertawakan omongan putrinya itu.

Hingga Hyuna mendengar suara bel pintu rumah. Wanita itu beranjak lalu menuju ke pintu untuk mengetahui siapa yang datang. Detik berikutnya setelah dia membuka pintu seketika juga Hyuna tidak bisa bergerak.

Baekhyun. Apa yang sedang dia lakukan di sini? Jika Hyuna memilih untuk mengesampingkan egonya. Mungkin kini dia sudah benar-benar menangis. Namun Hyuna tidak bisa menangis, karena Hyuna tidak yakin kenapa Baekhyun datang kemari.

"Hyuna ...."

Hyuna tidak membiarkan Baekhyun masuk, sebaliknya dia keluar. Berbicara dengan Baekhyun di luar itu lebih baik baginya. Karena di dalam sana ada Jin-Hwa. Hyuna tidak bisa membiarkan Baekhyun tahu siapa Jin-Hwa sebenarnya. Ditambah dialah yang mengatur pertemuan Baekhyun dengan anaknya November kemarin.

"Aku ... ingin meminta maaf." Hyuna masih tidak menanggapinya. Cuaca benar-benar dingin saat ini, membuat Hyuna sedikit menggigil. Mungkin suhunya di bawah 0°. Itu hanya perkiraan Hyuna sebenarnya.

"Pulanglah, Oppa, cuaca sangat dingin. Jangan datang kesini hanya karena ingin meminta maaf. Karena itu akan percuma saja." Maksudnya adalah jangan hanya meminta maaf. Lakukan hal lainnya. Hyuna melanjutkan perkataannya dalam hati.

Dia berbicara tanpa menatap Baekhyun sama sekali. Karena jujur saja, Hyuna tidak sanggup jika harus menatap Baekhyun. Wanita itu berdoa dalam hati supaya Baekhyun cepat pergi. Karena demi apa pun, Hyuna tidak bisa menahannya. Hyuna bisa saja lepas kendali lalu tiba-tiba memeluk pria di depannya.

"Bagaimana jika aku kesini tidak hanya meminta maaf. Aku ingin membawamu pulang, dan juga ...." Hyuna menggigit bibir bawahnya. Sekeras apapun dia mencoba, tetap saja Hyuna luluh. Seolah dia melupakan luka yang selama ini Baekhyun buat.

"Pulanglah, tidak ada siapa pun di ruma—"

"Ibuu!" Hyuna menghela napas, kenapa harus tepat saat Hyuna hendak berbohong bahwa tidak ada siapapun? Seolah Tuhan memberi kesempatan bagi Baekhyun untuk membawa Hyuna pulang kepadanya.

"Baiklah, jika kau tidak ingin pulang saat ini juga. Sebaliknya katakan siapa yang baru saja memanggilmu?" Secepat itukah Baekhyun menyerah? Padahal Hyuna baru saja berharap. Tetapi sudahlah, tidak ada yang bisa diharapkan ketika Baekhyun tidak pernah mencarinya selama lima tahun terakhir.

"Aku akan mengatakannya tetapi kau harus pergi. Namanya Jin-Hwa, dan dia anakku." Baekhyun diam, nama itu. Nama yang sama dengan anak yang dia temui di jalan. Apa maksud dari semua ini? Apakah takdir mempermainkannya? Atau dia sendiri yang terlalu bodoh?

"Do Jin-Hwa? Apakah itu namanya?" Hyuna diam sesaat kemudian mengangguk dengan cepat. Tatapan Baekhyun kini berubah datar. Berbeda dengan sebelumnya yang terlihat berbinar. Apakah Hyuna salah mengatakan hal tadi? Entahlah, dia tidak ingin terlalu memikirkannya.

"Kau menikah lagi? Aaa, Jin-Hwa mengatakan kepadaku bahwa dia memiliki saudara laki-laki tetapi sudah tiada. Apakah itu anakku? Hidup ini seperti lelucon bagimu? Jung Hyuna," Baekhyun berucap santai tapi kemudian dia berteriak. Memang salahnya yang meninggalkan Hyuna begitu saja. Bukankah mereka masih sah menjadi pasangan suami istri?

"Benar! Bahkan jika aku kembali ke masa lalu aku tidak akan pernah menikahi Oppa, karena bersamamu hanya kesialan." Satu tetes air lolos dari mata Hyuna. Baekhyun hanya mengangguk pelan lalu bicara sebelum akhirnya berbalik dan pergi.

"Izinkan aku bertemu Jin-Hwa besok. Setelahnya aku akan melepaskanmu. Walaupun aku tidak yakin dengan hal itu." Baekhyun melanjutkan perkataan itu tanpa mengeluarkan suara.

•••••

Jumat, 17 Agustus 2021.

•••••

Pengen nampol Baekhyun sama Hyuna asli. Mbak Yoon-rae juga nich.

Makasih yang udah mampir ke sini yaw, lopeeee <3.

Lima hari lagi aku bakal publish cerita baru, cast masih sama, tapi bakalan beda jauh sama ini. Lagi ngedraft ugha ini.

WHY YOU? ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang