"Baekhyun, astaga. Bagaimana bisa dia sampai seperti ini?" Jongin berteriak ketika melihat kondisi Baekhyun yang masih belum sadar juga. Dia baru saja mendapat kabar. Pantas saja semalam Jongin menelepon dan tidak ada yang dijawab. Pria itu menatap khawatir kepada sahabatnya.
Soojung juga terlihat sangat terkejut ketika mendengar kabar ini. Pihak rumah sakit mengatakan baru saja menghubungi orang tua Baekhyun. Pantas saja disini tidak ada yang menunggui Baekhyun sama sekali. Jongin baru sadar, tidak ada Hyuna di sini. Ke mana wanita itu.
Jongin mencoba menelepon Hyuna, tidak diangkat. Di mana dia ketika suaminya terbaring lemah di ranjang rumah sakit? Dan jika dipikir-pikir seharusnya Hyuna juga di rumah sakit karena pasti semalam Hyuna juga berada di mobil bersama Baekhyun.
"Soojung, bisakah kau mencari tahu di mana Hyuna? Pastikan kau menanyai orang-orang yang kemarin malam di tempat kejadian." Soojung mengangguk lalu pergi keluar untuk mencoba mencari informasi ke mana Hyuna sebenarnya. Pikiran wanita itu juga kalang kabut.
"Oh, bukankah itu ayah dan ibu Baekhyun?" Soojung segera mendatangi mereka lalu memberitahu di mana ruangan Baekhyun dirawat. Pasangan paruh baya itu terlihat sangat gelisah sekaligus khawatir ketika mendengar putranya terlibat dalam sebuah kecelakaan.
Soojung melirik jam, sudah pukul 09.00 pagi. Artinya sudah lebih dari dua belas jam semenjak kejadian. Dia menanyai perawat tentang kejadian semalam ketika Baekhyun datang. jawaban yang Soojung dapatkan adalah, tidak ada siapa pun yang bersama datang Baekhyun.
"Kalau begitu bolehkah saya bertanya lagi? Apakah ada saksi itu kemarin malam?" Perawat itu terlihat berpikir. Lalu dia mengeluarkan sebuah kertas kecil berisi nomor telepon.
"Semalam, ada salah satu orang yang membawa pasien. Dia mengatakan jika perlu sesuatu korban atau pihak dari korban bisa meneleponnya." Soojung membungkuk sambil mengucap terima kasih. Lalu bergegas menelepon nomor yang tertera.
Soojung mencoba menjelaskan maksud dan tujuannya. Lalu menanyakan apakah ada wanita di tempat kejadian. Perkataan orang itu membuat Soojung semakin berpikir.
"Ahh, semalam ada seorang wanita. Dia juga terluka parah di kaki kirinya. Dia tidak ikut di mobil ambulans. Ada seseorang yang mengantarkannya ke rumah sakit. Namun ada yang aneh, wanita itu tidak ada di rumah sakit bahkan tiga puluh menit setelahnya."
"Kalau begitu baiklah, terima kasih." Soojung memutuskan sambungan lalu berlari kembali menuju ke ruangan Baekhyun dirawat. Seharusnya Hyuna berada di rumah sakit saat ini. Ditambah orang itu mengatakan kondisi Hyuna terluka cukup parah. Membuat Soojung semakin khawatir.
"Bagaimana?" Soojung menoleh ke arah orang tua Baekhyun. Hal itu membuat Soojung memberi isyarat bahwa sebaiknya bicara di luar saja. Lebih baik tidak memberitahukan mereka terlebih dahulu.
"Kami akan bicara di luar terlebih dahulu." Mereka berpamitan lalu segera keluar dari ruangan tersebut. Soojung menarik tangan suaminya untuk menjauhi tempat itu. Mereka harus sejauh mungkin agar orang tua Baekhyun tidak mendengar. Hingga sekarang mereka berada di salah satu lorong rumah sakit ini. Sangat sepi di sini.
"Hyuna juga terluka semalam. Ada seseorang yang mengantarkannya ke rumah sakit. Akan tetapinyatanya dia tidak pernah sampai ke sini sampai sekarang." Jongin membulatkan matanya mendengar penuturan Soojung. Apa maksud semua ini?
"Ya, seperti di pikiranmu, kecelakaan ini sepertinya disengaja. Dan ... Hyuna sepertinya berada di suatu tempat. Atau kita bisa mengatakan bahwa Hyuna hilang." Jongin terlihat semakin khawatir. Pria itu mengangkat telpon dari ponselnya lalu menjauh beberapa langkah. Setelah beberapa saat, Jongin mematikan panggilan itu dia merasa semakin yakin.
"Siapa yang menelepon?"
"Polisi, mereka mengatakan bahwa pihak rumah sakit memberikan nomorku. Dan, mereka juga mengatakan bahwa pelaku, atau orang yang menabrak mobil Baekhyun kemarin dinyatakan positif mengonsumsi alkohol. Seperti dugaan awal, orang itu berkendara dalam keadaan mabuk."
Soojung mengangguk lalu kembali ke ruangan Baekhyun dirawat. Ketika masuk mereka sudah melihat Baekhyun terbangun. Pria itu langsung bertanya keberadaan Hyuna.
Pertanyaan itu membuat orang tua Baekhyun tersadar. Sedari tadi Hyuna tidak ada di sini. Baekhyun yang paham tatapan dari Jongin langsung meminta orang tuanya untuk membelikan minuman di minimarket dekat rumah sakit.
Setelah orang tua Baekhyun benar-benar pergi Baekhyun langsung melepas infusnya lalu berdiri. Baekhyun merasa sudah baik-baik saja. Yang dia pikirkan hanya Hyuna untuk saat ini. Baekhyun tidak peduli dengan dirinya sendiri sekarang.
"Apa yang sebenarnya terjadi?" Baekhyun langsung menanyakan hal itu. Kini Baekhyun terlihat sama khawatirnya dengan Soojung dan juga Jongin. Atau bahkan lebih khawatir dari mereka berdua.
"Hyuna menghilang, seharusnya semalam dia sampai di rumah sakit. Tetapi, dia tidak pernah kesini sampai saat ini. Baek, jika yang Soojung dan aku pikirkan hilang. Hyuna sepertinya dibawa oleh seseorang. Dan kecelakaan semalam disengaja. Lebih baik kita tenang terlebih dahulu. Kita tidak bisa gegabah disaat seperti ini. Hanya saja, kaki Hyuna terluka cukup parah semalam."
"Bagaimana aku bisa tenang saat istriku yang sedang mengandung hilang dengan kaki terluka parah?!" Baekhyun berteriak sambil mengacak rambutnya frustrasi. Baekhyun tidak bisa berpikir dengan benar saat ini. Ditambah dia tidak bisa memikirkan siapa yang menculik Hyuna.
"Angkatlah." Jongin menyuruh Baekhyun mengangkat panggilan dari ponselnya. Baekhyun segera mengambil ponsel miliknya lalu mengangkat telpon tersebut hingga terdengar nada sambung.
"Pergilah ke Dongdaemun, aku akan memberikan alamat lengkapnya." Panggilan terputus. Di sanalah tempatnya.
"Baek, kau yakin?" Baekhyun mengangguk mantap. Yakin maupun tidak yakin dia harus ke tempat tersebut saat ini juga. Nyawa seseorang bisa menjadi taruhannya.
W H Y • Y O U
Hyuna tersentak ketika dia mendapat tamparan air dingin untuk ke sekian kalinya. Sejak terbangun dini hari tadi Hyuna tidak dibiarkan untuk memejamkan matanya. Pria itu pasti langsung menyiram air ke tubuhnya. Jujur Hyuna sudah tidak kuat lagi. Perutnya sakit, tubuhnya lemas, ditambah kakinya terluka cukup parah.
"Nona, tenang saja suamimu akan segera datang dan menyelamatkanmu. Atau lebih tepatnya menyelamatkanmu menggunakan nyawanya." Pria itu tertawa kencang, membuat Hyuna menggelengkan kepalanya.
Tidak, Baekhyun tidak boleh terluka atau lebih parahnya mati. Dia tidak bisa membiarkan Baekhyun kesini. Kini Hyuna masa bodoh dengan dirinya. Yang terpenting adalah Baekhyun. Hyuna benar-benar tidak bisa membuat Baekhyun terluka demi dirinya.
"Jangan Baekhyun aku mohon, lebih baik kau membunuhku. Aku tidak bisa membiarkan orang itu terluka sedikit pun." Orang itu tersenyum kecut melihat Hyuna memohon kepadanya.
"Kalau begitu ceraikan dia, lalu pergi dari kehidupannya." Pria itu kini menyeringai, Hyuna menahan rasa sakit di kakinya yang kembali mendera. Baiklah, jika itu bisa menyelamatkan Baekhyun.
"Tunggu sampai anakku lahir. Setelah itu aku akan menceraikan suamiku. Setelah itu kau tidak boleh mengusik Baekhyun seujung jari pun." Hyuna berucap dengan suara bergetar. Haruskah dia melakukan hal ini?
•••••
Rabu, 11 Agustus 2021.
•••••
Semoga masih bisa update tiap hari. Aku dah sebar dikit spoiler buat cerita selanjutnya. 'Why You?' dah selesai di draft emang. Tapi tau sendiri agak males buka aplikasi ini.
Oh ya, channel Telegram bentar lagi aku private.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY YOU? ✅
Fanfiction[END] Baekhyun tidak pernah tahu jika kesalahannya dalam satu malam membuat hidup yang ia jalani berubah total. Hyuna yang terbangun setelah hampir dua minggu terbaring di ranjang rumah sakit. Wanita itu ... mengalami amnesia. Seharusnya dia tidak l...