"Kau tidak lelah 'kan? Seharusnya tadi kita membawa minuman atau apa." Baekhyun menatap khawatir kepada istrinya. Perjalanan Seoul-Busan memang cukup jauh. Jadi wajar saja mereka membeli beberapa minuman dan makanan ringan.
"Oppa, sebentar aku akan kembali, Ibu menelepon." Hyuna berlari kecil keluar untuk mengangkat panggilan. Tumben ibunya menelepon. Apakah karena mereka mengkhawatirkan Hyuna?
"Sayang kau sedang di mana? Ibu ada di apartemen Baekhyun. Dan tidak ada siapa pun di sini." Bahkan Hyuna lupa mengabari orang-orang bahwa dia dan juga Baekhyun pergi ke Busan.
"Aku sedang ada dalam perjalanan ke Busan. Semalam aku lupa memberitahu yang lainnya. Maaf, Bu ini sangat mendadak. Aku mungkin akan pulang nanti malam."
"Apa yang kalian lakukan?! Cepat kembali ke sini, perjalanan Seoul-Busan sangat jauh. Itu tidak baik bagi kesehatanmu dan anakmu Hyuna. Jika ingin ke sana besok-besok saja." Hyuna merasa terkejut karena ibunya berteriak. Apa yang barusan dikatakannya? Dia tidak boleh pergi ke Busan. Baiklah, bagaimanapun Hyuna tidak bisa menolaknya.
Hyuna mematikan sambungan telepon lalu melambaikan tangan ke arah Baekhyun yang masih memilih-milih minuman. Hyuna berlari kecil menuju ke arah Baekhyun.
"Oppa, sepertinya kita tidak bisa pergi ke Busan hari ini. Ibu melarangnya, katanya tidak baik melakukan perjalanan jauh dalam kondisi seperti ini." Baekhyun menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. Dia juga lupa jika belum memberitahu siapapun.
"Kau tidak apa jika pulang sekarang?" Hyuna hanya mengangguk pasrah mengiyakan. Kepalanya ditundukkan membuat Baekhyun merasa sedikit kasihan.
"Tidak apa, besok kapan-kapan kita ke sana." Hyuna hanya mengangguk sambil mendengarkan Baekhyun yang berbicara.
W H Y • Y O U
"Ibu? Ayah kalian masih menunggu di sini?" Hyuna bertanya kepada orang tuanya. Matanya beralih ke meja yang terdapat banyak bungkusan-bungkusan. Sepertinya mereka memberikan makanan.
"Iya, dan ini Ibu membawakan kalian kimchi. Ada kimchi tua untuk membuat makanan juga. Ibu membuatnya sendiri." Hyuna mengangguk lalu membuka salah satu kotak yang ada di meja. Isinya lauk-pauk, sepertinya mereka tidak hanya membawa kimchi tapi juga membawa banyak lauk.
"Wah, bahkan Ibu membawa ganjang-genjang." Hyuna menoleh ke arah Baekhyun yang sudah membuka salah satu kotak. Baekhyun terlihat cukup berbinar saat melihatnya.
"Hyuna jangan memakannya ya?" Tiba-tiba ayahnya berucap saat Hyuna terlihat tergiur melihat ganjang genjang itu. Hyuna menatap heran ayahnya, kenapa tidak boleh?
"Kau tidak mengingatnya? Kau alergi kepiting Hyuna-ya, sepertinya Ibu membawakannya untukku." Baekhyun menjulurkan lidahnya mengejek seperti anak kecil. Hal itu memicu emosi Hyuna yang tidak lama kemudian menjambak rambut Baekhyun.
"Astaga, Hyuna, lepaskan kasihan suamimu. Dia hanya bercanda, lepaskan sekarang." Ibunya berusaha menarik tangan Hyuna yang masih ada di rambut Baekhyun. Pria itu mengerang kesakitan lalu memohon agar Hyuna melepaskan tangannya.
"Ayolah, aku hanya bercanda tadi. Besok aku akan membelikan album Taeyeon, lepaskan Hyuna. Akhh!" Hyuna semakin keras menjambak rambut Baekhyun. Ibunya juga masih berusaha melepaskan tangan Hyuna. Tetapi Hyuna cukup kuat membuat ibunya jadi kewalahan.
Beberapa saat kemudian Hyuna melepaskan tangannya dari rambut Baekhyun lalu menatap tajam orang yang berstatus suaminya tersebut. Hyuna juga masih dalam keadaan menggebu-gebu dan siap kapan saja untuk kembali meluapkan emosinya
"Lain kali jangan menggodanya Baek, dia dalam keadaan yang sangat sensitif." Ayah Hyuna berucap saat melihat Baekhyun memegang kepalanya yang masih terasa panas. Dia tidak mengira bahwa Hyuna akan menjambaknya seperti tadi.
"Maaf, aku tidak serius tadi. Ku pikir kau akan tertawa, aku berjanji tidak akan mengulanginya." Baekhyun menunduk sambil memperhatikan kakinya yang bergerak-gerak kecil. Tidak berani menatap Hyuna.
"Sudahlah Hyuna, suamimu hanya bercanda, jangan dianggap serius. Mari kita makan saja." Tangan Hyuna ditarik agar pergi ke meja makan.
"Maafkan putriku, dia memang cukup sensitif bahkan ketika sedang mendapat tamu bulanan sejak dulu. Hanya saja sejak Eunji meninggal dunia dia tidak terlalu sensitif. Setelah pergi bekerja seharian dia akan mengurung dirinya di kamarnya."
"Tidak apa-apa, aku yang seharusnya meminta maaf karena menggodanya seperti tadi dan tidak memahami kondisinya."
W H Y • Y O U
"Kau sudah baikan?" Kang Jin-Oh-kakak Jiran-menatap adiknya dengan khawatir. Tadi pagi Jiran ditemukan jatuh di tangga dan pingsan. Untungnya menjelang siang, Jiran sudah sadarkan diri. Kini mereka berada di rumah sakit. Orang tuanya sedang membeli makanan. Mereka tahu bahwa Jiran tidak pernah suka makanan rumah sakit.
"Menyingkir dari hadapanku. Aku tidak menyuruhmu datang menyelamatkanku. Seharusnya aku mencoba dari atap tadi." Mata Jin-Oh sontak membulat. Apa yang sedang dibicarakan adiknya itu? Apakah Jiran berusaha untuk bunuh diri?
"Ya, benar! Aku berusaha untuk bunuh diri. Maka dari itu menyingkir, atau kau akan melihatku mati di sini saat ini juga." Jiran berteriak lalu mengambil gunting yang ada di meja sebelahnya. Dia memotong rambutnya asal membuat kakaknya langsung menghentikan Jiran yang saat ini sudah menangis.
"Kenapa?! Kenapa ini harus terjadi kepadaku? Pergilah, aku bahkan muak melihat wajahmu." Dia langsung melepas jarum infus yang ada ditangannya lalu berlari menuju ke lift. Dengan cepat Kang Jin-Oh menyusul adiknya.
"Kang Jiran, sadarkan dirimu! Apa yang terjadi beritahu sekarang!" Jin-Oh berteriak sambil berlari. Lorong menuju ke lift sama sekali tidak ada orang. Jiran tetap berlari. Beruntung dia tidak harus menunggu lift, dan dengan cepat pintu lift tertutup sebelum ada yang menyusulnya. Tujuannya adalah pergi ke atap.
"Kena-kenapa kau melakuk-kannya ...." Jiran berteriak dengan keras. Walaupun tidak ada yang mendengarnya sama sekali. Dia mengusap wajahnya dan menghentikan tangisannya.
"Selamat tinggal semuanya. Hyuna-ya, aku harap kau datang ke pemakamanku, aku menyimpan catatan. Maafkan jika aku berbohong tentang tidak menyukai Baekhyun. Siapa pun akan menyukainya asal kau tahu. Dan terima kasih karena kau bertahan menjadi sahabatku." Jiran menjatuhkan tubuhnya dari gedung rumah sakit. Semuanya telah berakhir. Kehidupannya sudah berakhir sejak tadi pagi.
W H Y • Y O U
"Oppa!!" Hyuna berteriak membuat Baekhyun yang sedang duduk sambil menonton televisi bersama kedua mertuanya terlonjak karena kaget. Kondisi Hyuna sudah menangis dengan keras.
"Ji-Jiran ...." Hyuna berkata lemas setelah tangisannya berhenti. Namun tidak lama Hyuna kembali menangis.
"Hyuna, tenangkan dirimu. Kau yakin hal itu terjadi? Tidak mungkin jika Jiran bunuh diri seperti ini." Baekhyun memeluk tubuh istrinya, sedangkan kedua orang tua Hyuna membantu menenangkan.
Hyuna pingsan. Tubuhnya tidak kuat lagi, dia sangat lelah hari ini. Walaupun perjalanan ke Busan tadi tidak jadi mereka lakukan dan mereka hanya sampai dua jam pulang pergi. Tetap saja ini sangat melelahkan.
•••••
Re-publish: Rabu, 4 Agustus 2021.
•••••
Rasanya pengen update lima kali sehari. Tapi males. Hmmm, besok deh kalo ada kuota. Ini belum direvisi.
Btw, jangan lupa gabung channel Telegram yang ada di bio. Bisa juga search @. Jungsin_W di Tele. Di sana aku kasih info tentang revisi dsb. Tenciyu.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY YOU? ✅
Fanfiction[END] Baekhyun tidak pernah tahu jika kesalahannya dalam satu malam membuat hidup yang ia jalani berubah total. Hyuna yang terbangun setelah hampir dua minggu terbaring di ranjang rumah sakit. Wanita itu ... mengalami amnesia. Seharusnya dia tidak l...