Hyuna memeluk ibu Baekhyun lalu beralih memeluk ayahnya. Tuan Byun yang selama ini mungkin hanya diam saja tersenyum. Terakhir Hyuna memeluk Baekhyun. Pria itu langsung membalasnya, Hyuna selalu senang jika berada dalam pelukan itu. Masih sama, hangat dan nyaman.
"Hyuna-ya, aku sangat berterima kasih dan kedepannya mari kita menjadi lebih baik lagi." Baekhyun mencium pipi Hyuna membuat wanita itu tertawa geli.
"Anak ayah, jadilah kuat dan baik. Jangan tumbuh jadi anak nakal." Baekhyun mengelus perut Hyuna yang masih rata, sambil berbicara di depannya. Membuat semua orang yang ada di tempat itu menjadi gemas.
"Oppa, cepatlah ayo ke restoran itu, aku ingin segera makan." Hyuna menarik-narik lengan Baekhyun lalu menyeretnya keluar. Orang tua mereka hanya mengikuti dari belakang dengan perasaan yang sangat senang. Sebentar lagi mereka akan memiliki cucu. Walaupun nyatanya kata sebentar itu berarti sembilan bulan.
W H Y • Y O U
Restoran yang dituju memakan waktu perjalanan kurang lebih selama setengah jam dari tempat tadi. Hyuna dengan cepat duduk di salah satu meja membuat yang lain mengikutinya.
"Kau ingin memesan apa?" Baekhyun menoleh kepada Hyuna, yang lain masih melihat-lihat menu. Dan ya, karena ini restoran chinese, jadi tidak akan ada sup-sup seperti yang biasa Baekhyun buat.
"Jjajangmyeon dan tangsuyuk."
"Baiklah, aku juga, yang lain ingin memesan apa?" Baekhyun menoleh kepada yang lainnya. Ibu Baekhyun memesan donkatsu, sedangkan yang lainnya memilih jjampong dengan pedas sedikit.
Baekhyun memesankan makanan lalu memilih mengambil ponselnya. Dia mencari kontak Jongin untuk memberitahukan kabar bahagia ini. Baekhyun segera menekan tombol panggil hingga terdengar nada sambung.
"Apa ada hal yang terjadi?"
"Tidak, hanya saja, aku juga akan menjadi ayah sama sepertimu. Oh ya, mungkin lain kali aku akan membantumu, aku juga harus membantu Hyuna. Meskipun belum benar-benar pasti bahwa Hyuna hamil, tetapi mereka berkata bahwa kemungkinan besar Hyuna sedang mengalami hal itu." Baekhyun tertawa kecil.
"Selamat, kau tetap harus datang. Kami hanya akan mengadakan resepsi dan upacara pemberkatan. Karena Soojung menolak pyebaek. Aku akan menghubungi lagi nanti." Belum selesai Baekhyun berbicara orang di seberang langsung mematikan sambungan.
Baekhyun kembali ke meja makan, dan ternyata makanan yang mereka pesan sudah datang. Apakah hanya perasannya atau memang mereka sangat cepat? Entahlah, Baekhyun harap semua menikmati makanan yang disediakan.
"Apakah enak?" Hyuna hanya mengangguk. Menurut Baekhyun jjajangmyeon ini enak, namun rasa-rasanya ada yang kurang. Di dalamnya sudah ada telur setengah matang dan lobak.
"Ah!" Baekhyun sedikit berteriak membuat orang yang ada di meja terlonjak.
"Maaf-maaf, aku tadi memikirkan seperti ada yang kurang. Dan setelah aku ingat-ingat lagi ini sudah lengkap, tapi tidak ada bubuk cabai. Jadi bisa dibilang ini tidak jadi lengkap. Sebentar aku akan bilang kepada pelayan." Baekhyun beranjak pergi menanyakan bubuk cabai.
"Apa yang dia bicarakan? Kenapa sangat membingungkan." Hyuna mengangkat bahunya saat ibu mertuanya bergumam. Bisa dibilang yang paling berinteraksi dengan Hyuna adalah ibu Baekhyun. Bahkan dia masih sedikit canggung dengan orang tuanya karena jarang bertemu. Hyuna berharap semoga situasi menjadi membaik.
"Hyuna-ya, aku mendapatkannya." Baekhyun menggoyang-goyangkan botol kecil yang ada di tangannya itu sambil tersenyum-senyum. Membuat Hyuna mengambil benda itu lalu menaburkannya di jjajangmyeon yang ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY YOU? ✅
Fanfiction[END] Baekhyun tidak pernah tahu jika kesalahannya dalam satu malam membuat hidup yang ia jalani berubah total. Hyuna yang terbangun setelah hampir dua minggu terbaring di ranjang rumah sakit. Wanita itu ... mengalami amnesia. Seharusnya dia tidak l...