END (54)

86 4 5
                                    

Hyuna terpuruk. Hanya itu kata yang bisa menjelaskan keadaannya saat ini. Pelukan dari kedua orang tuanya tidak mampu membuat hatinya menjadi lebih tenang. Tiga hari proses pemakaman terlewat dengan cepat. Namun meski begitu Hyuna tidak menangis sama sekali di hadapan Baekhyun. Entah bagaimana jadinya jika Hyuna sedang sendirian.

Seluruh orang berduka dengan kabar kepergian penyanyi yang selama ini mereka kenal sebagai Taeyeon—meski nyatanya yang pergi kali ini adalah Eunji. Tidak sedikit yang melontarkan makian baik di internet maupun dunia nyata ketika mengetahui kebejatan dari seorang Lee Yoon-rae.

Kabar baiknya Hyuna kesalahpahaman antara Hyuna dan orang tuanya telah terluruskan Baekhyun memutuskan untuk mendatangi pasangan paruh baya tersebut. Dan berapa terkejutnya Baekhyun ketika mengetahui bahwa orang tua Hyuna sudah tahu bahwa Eunji masih hidup sampai tiga hari yang lalu.

Publik masih belum mengetahui identitas asli Eunji. Dan sampai kapan pun mereka tidak akan pernah tahu. Karena kedua belah pihak keluarga memutuskan untuk menutup rapat-rapat fakta yang ada.

Juga abu dari mendiang Eunji akan ditempatkan di tempat yang sama dengan abu Taeyeon disimpan. Awalnya orang tua Hyuna menolak karena merasa tidak pantas melakukan hal tersebut. Namun, berkat ibu Taeyeon akhirnya mereka luluh. Bagaimanapun ia ingin kedua orang yang selama ini dianggapnya sebagai anak berada di tempat yang berdekatan.

Sedangkan keluarga Byun juga ikut mengatakan kebenaran bahwa Hyuna sebenarnya pernah mendatangi mereka. Baekhyun sedikit tidak habis pikir dengan Hyuna, tetapi dia akhirnya mengerti. Tanpa penjelasan, sama seperti ketika Baekhyun memilih diam lima tahun yang lalu. Jika saat ini mengingatnya, Baekhyun hanya bisa mengerti tanpa memahami alasannya.

“Waktu terus berjalan, manusia tidak akan pernah bisa kembali memutar waktu.” Hyuna berujar pelan sambil menatap ke arah Baekhyun yang masih menundukkan kepalanya sembari memikirkan banyak hal.

“Tentu saja, tetapi kadang aku merasa menyesal dan berandai-andai. Padahal, dulu aku selalu membenci kata andai. Namun tidak ada yang tahu masa depan bukan?” Mendengar ucapan Baekhyun, Hyuna terkekeh kecil. Duduk di samping suaminya. Kadang pembicaraan kecil seperti ini bisa membuatnya lupa tentang masalah yang sedang mereka hadapi.

“Hidup memang seperti ini adanya. Oh ya, tentang hal yang Oppa tanyakan hari itu. Aku menyetujuinya. Mari kita lakukan hal itu.” Baekhyun mengerutkan dahinya hingga akhirnya paham apa yang Hyuna maksud. Maksudnya adalah ‘teman’ untuk Jin-Hwa. Apakah boleh membicarakan hal seperti ini dalam suasana berkabung? Namun bukan dia ‘kan yang memulainya.

“Baiklah, mari kita melakukannya. Tidak sekarang, setidaknya beberapa saat lagi saat Pyo Tae-jin mendapatkan hukuman akhirnya. Yoon-rae sudah pergi jadi biar Tuhan yang menghukumnya. Bukan berarti Pyo Tae-jin tidak akan mendapatkan hukuman setelah kematiannya.” Baekhyun mengacak kecil rambut Hyuna.

“Itu terserah padamu, aku rasa kita perlu berkunjung ke rumah Jongin. Aku merasa tidak enak karena kemarin kondisi Soojung tidak baik saat datang ke pemakaman.” Baekhyun menganggukkan kepalanya. Agar Jin-Hwa bersama orang tua mereka lebih dulu.

“Aku akan pamit kepada kedua orang tuanya.” Kini giliran Hyuna yang menggerakkan kepalanya naik dan turun. Mengiyakan ucapan Baekhyun. Sampai sekarang nyatanya Hyuna masih tetap merasa canggung dengan keberadaan orang tuanya.

Bahkan saat Hyuna menanyakan alasan kenapa saat itu ibunya menolak kedatangan Hyuna ia hanya membalasnya dengan senyuman lalu menjelaskan singkat, “Itu karena Ibu dan ayahmu merasa tidak pantas, setiap kali Baekhyun mendatangi kami, Ibu selalu merasa tidak pantas mendapatkan uang yang Baekhyun berikan. Kami selalu merasa menjadi beban, Hyuna-ya.”

WHY YOU? ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang