Why You? (47)

52 8 4
                                    

"Hyuna?" Tidak terdengar apa pun dari sana. Ini sudah hampir pukul 15.00 sore. Dan Baekhyun berniat mengantarkan Jin-Hwa pulang. Sejak satu jam yang lalu Baekhyun sudah mengirimi Hyuna pesan. Hingga akhirnya dia berniat untuk menelepon wanita itu.

Oppa, bisakah kau menjaga Jin-Hwa untuk hari ini? Aku akan menjemputnya nanti malam.

Sebuah pesan masuk di ponsel Baekhyun. Pria itu mengernyitkan dahinya. Hyuna seharusnya tidak suka jika Jin-Hwa berlama-lama bersamanya. Mengingat hanya inilah syarat yang Baekhyun minta.

Baru saja Hujan cukup deras, disertai beberapa petir. Baekhyun menghela napasnya lalu berjalan menuju ke arah Jin-Hwa. Takut-takut jika dia ada petir. Sedangkan yang lainnya sudah pulang sekitar 30 menit yang lalu. Tangannya terulur mengelus kepala Jin-Hwa.

"Ibuu!"

"Kau takut?" Sontak Jin-Hwa menggelengkan kepalanya keras. Namun kepalanya menunduk sejak tadi. Baekhyun kembali menelepon Hyuna untuk menanyakan hal ini. Dan sama saja, tidak diangkat. Baekhyun berpikir bahwa dia harus membawa Jin-Hwa pulang sekarang juga.

Sehun, Jongin, dan juga Jiwon sudah pulang beberapa saat yang lalu. Membuat Baekhyun tidak bisa melakukan banyak hal. Sejujurnya Baekhyun masih ingin bersama dengan Jin-Hwa. Entah kenapa, dia merasa harus membawa Jin-Hwa pulang sekarang juga. Padahal Hyuna mengizinkannya bersama Jin-Hwa hingga malam nanti.

W H Y • Y O U

"Sebentar, Paman akan mengambilkan payung." Baekhyun mengambil payung lalu menggunakannya untuk memayungi dirinya dan juga Jin-Hwa. Hingga mereka sampai di teras rumah tempat Hyuna tinggal sekarang.

Baekhyun menekan bel pintu berkali-kali, tetapi tidak ada sahutan dari dalam. Entah Hyuna sedang pergi atau berasa di rumah, Baekhyun tidak bisa memastikan hal itu. Pria itu menatap Jin-Hwa yang sekarang menarik-narik bagian bawah kausnya.

"Paman, aku takut terjadi sesuatu kepada Ibu." Jin-Hwa berkata pelan nyaris tidak terdengar oleh Baekhyun. Dia menurunkan tubuhnya agar sejajar dengan Jin-Hwa.

"Apa ada sesuatu terjadi?" Jin-Hwa menganggukkan kepalanya. Dia mendekatkan wajahnya ke telinga Baekhyun lalu kemudian dia berkata dengan sedikit berbisik. Setelah mendengarnya Baekhyun langsung menatap ke arah pintu rumah ini.

"Ibu selalu memelukku sambil menangis ketika ada hujan seperti ini."

"Kau tahu nomor pin ini?" Jin-Hwa diam sejenak ketika Baekhyun bertanya kemudian dia kembali mengangguk sambil menyebutkan beberapa angka. Baekhyun sempat terdiam sebentar, tetapi akhirnya membuka pintu.

"20020629."

"Hyuna?" Baekhyun melepas sepatunya lalu masuk ke dalam diikuti oleh Jin-Hwa. Pria itu mencari ke ruang tamu dan beberapa tempat lainnya, tetapi tetap tidak ada. Bahkan Hyuna tidak berada di dapurnya. Hanya satu ruangan yang belum Baekhyun lihat, dan itu adalah kamar Hyuna.

Perlahan Baekhyun membuka pintu kamar Hyuna. Dan benar, ada Hyuna di sana. Sontak bola mata Baekhyun membulat ketika melihat Hyuna tengah menggigil di balik selimutnya sendirian.

"Oppa?" Baekhyun berlari menuju ke ranjang lalu mendudukkan Hyuna dengan pelan. Hal yang membuat Baekhyun semakin terkejut adalah saat ini Hyuna menyandarkan kepalanya di bahu Baekhyun sambil memeluknya.

Jin-Hwa ikut mendekati mereka berdua sambil memeluk ibunya dari belakang. Raut wajahnya terlihat ketakutan, alasan Jin-Hwa tidak menyukai hujan yang bersamaan dengan petir bukanlah karena dia takut. Namun karena Jin-Hwa tidak ingin melihat Hyuna kesakitan seperti sekarang ini.

"Aku akan membelikan obat sebentar." Baekhyun hendak beranjak tetapi Hyuna menahan tubuh Baekhyun untuk tetap berada di pelukannya. Dia menurut dan kembali diam di tempatnya semula. Sedangkan Jin-Hwa kini duduk di sofa kecil kamar Hyuna sambil mengayunkan kakinya dan menundukkan kepalanya.

"Tetaplah di sini, jangan tinggalkan aku. Aku ... takut, malam itu-" Air mata Hyuna mulai lolos. Jika malam saat mereka hendak pergi ke pesta pernikahan Jongin. Maka dia tidak bisa memaafkan orang-orang itu. Selama ini Baekhyun hanya bungkam, karena mereka semua seolah sudah lenyap dan menderita satu persatu. Akan tetapi, jika hal itu meninggalkan luka bagi Hyuna. Baekhyun tidak bisa memaafkan mereka.

"Baiklah, aku akan menunggumu. Kau sebaiknya tidur dulu, hmm?" Hyuna mengangguk lalu Baekhyun membantu Hyuna menidurkan wanita itu. Sedangkan Jin-Hwa kembali berlari menuju ke ranjang lalu merebahkan dirinya di sebelah Hyuna.

"Paman, malam ini tidurlah di sini, oke?" Baekhyun mengangguk, dia masih duduk di sisi ranjang. Sebaiknya dia membuat bubur untuk Hyuna, kini Hyuna sudah tertidur. Mungkin kepalanya sangat pusing hingga Hyuna cepat sekalian tertidur.

Baekhyun sekarang berada di dapur rumah Hyuna. Dia terduduk di kursi kecil yang ada di sana. Kepalanya menunduk lemas. Bukannya memulai hal yang ingin dia lakukan, Baekhyun malah terdiam dengan menghela napas berkali-kali sambil mengusap wajahnya.

"Hyuna-ya, Jin-Hwa ... apakah dia benar-benar bukan anakku? Aku selalu merasa, jika aku melihat Jin-Hwa aku juga sedang melihatmu. Tapi di sisi lain, aku juga melihat mataku di wajahnya." Baekhyun berbicara sendiri. Lalu diam, hingga pria itu mulai membuatkan Hyuna bubur.

W H Y • Y O U

"Ini adalah kesempatanku untuk menjadi lebih terkenal. Tolong, konfirmasi berita itu." Eunji berlutut di depan Lee Kyungri. Bagaimanapun juga agensinya harus mengkonfirmasi hubungannya dengan Baekhyun. Dia tidak bisa menyia-nyiakan kesempatan ini. Dan Eunji bersumpah akan membuat Hyuna menyesal mengatakan hal yang tidak benar kepadanya.

"Taeyeon, apakah kau tahu sesuatu? Aku menyesal membuatmu berada di posisi yang sekarang ini. Jika aku bisa memutar balik waktu, aku akan lebih memilih dituntut daripada mendebutkan seorang tanpa identitas yang sekarang diketahui publik sebagai Taeyeon."

Kyungri benar-benar menyesal. Dia merasa sangat berdosa kepada Eunji, dan orang tuanya. Bahkan sampai saat ini, orang tua Taeyeon belum mengetahui di mana putri mereka dikuburkan. Namun semua sudah terlambat, nasi sudah menjadi bubur. Meskipun dia berlutut di depan media, mungkin tidak akan ada manusia yang memaafkannya nanti.

"Tuan Lee, apakah Anda tahu juga apa yang selama ini saya rasakan? Saya tidak menyesalinya sama sekali. Bahkan saya menikmati menjadi seorang Kim Taeyeon. Dicintai banyak orang, memiliki banyak uang, dan mendapatkan segalanya. Berbeda dengan kehidupan lama saya yang harus membenci dan menyayangi-Jung Hyuna adik saya sendiri, di saat yang bersamaan. Saya akan mengkonfirmasinya secara pribadi. Sampai jumpa, semoga hari Anda menyenangkan."

Kata-kata Eunji berubah menjadi lebih formal daripada sebelumnya. Wanita ini menundukkan kepalanya lalu pergi dari ruangan besar tempat Lee Kyungri berada sekarang.

Untuk selamanya, Baekhyun adalah miliknya. Belakangan ini dia sudah merasa bahagia karena Baekhyun terasa lebih dekat dengannya. Nama dari itu, Eunji tidak akan membiarkan siapa pun melenyapkan kebahagiaan tersebut. Bahkan adiknya sendiri, dia tidak akan mengecualikan orang itu. Karena dia sudah mengalah, sepuluh tahun yang lalu.

"Maaf."

•••••

Minggu, 29 Agustus 2021.

•••••

Halow, makasih yang udah meluangkan waktu buat baca ceritaku yang penuh kekurangan ini muachhh. Lop deh.

Aku pengen cepetin cerita ini aja deh. Dalam artian, chapter-nya aku panjangin dikit. Biar cepet selesai juga kan? Mungkin bakal dimulai setelah chap 50. Hihiw, masi pertimbangan ini sebenernya wkwk~

WHY YOU? ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang