Ibu Baekhyun benar-benar membawa Hyuna untuk pergi ke rumah sakit mengecek kesuburan putra dan menantunya. Semalam setelah orang tua Baekhyun tertidur, Hyuna dan juga Baekhyun masih tidak melakukan apa pun.
Perkataan dokter bahwa Baekhyun dan Hyuna tidak memiliki masalah membuat keduanya sangat lega. Setelah pulang dari rumah sakit, mereka bertiga membeli ayam goreng.
Ini sangat tepat bagi Hyuna, karena sejak pagi perutnya sangat lapar. Walaupun tadi sudah sarapan, rasa khawatir seolah membuat kenyang yang dia dapatkan dari makanan hilang tidak bersisa. Alhasil Hyuna hanya menahan lapar hingga saat ini.
"Ibu sangat senang kalian sehat dan tidak memiliki masalah sama sekali. Hyuna, apakah putraku hebat setiap malam? Kupikir kalian harus melakukannya beberapa kali dalam semalam bukan hanya sekali dua kali saja."
Sial, inilah yang membuat Hyuna tidak terlalu nyaman dengan mertuanya itu. Entah kenapa dia selalu membahas hal yang seperti ini saat makan. Seperti tidak ada waktu lain untuk membahasnya.
"Kami akan mengusahakannya, oh ya, aku yakin tadi malam cukup hebat." Hyuna tersenyum miris, memang buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Hal itu membuat Hyuna menginjak kaki Baekhyun di bawah meja makan. Agar Baekhyun tidak membahas lebih banyak lagi.
Setelah selesai makan, mereka berdua langsung menuju ke apartemen. Rencananya kedua orang tua Baekhyun akan pulang hari ini, dengan alasan tidak ingin mengganggu putra mereka.
"Semoga selamat sampai tujuan." Hyuna mengantarkan kedua mertuanya sampai ke parkiran.
"Baiklah, semoga kalian bisa membuatkan kami cucu secepatnya."
"Sudahlah, mari kita pergi." Tuan Byun merasa bersalah karena istrinya. Hyuna membungkuk kecil sekali lagi hingga mobil mereka tidak terlihat.
Saat Hyuna hendak kembali dia melihat Baekhyun dengan tergesa-gesa ke arah mobilnya. Bahkan Baekhyun tidak berganti pakaian dari kaos yang dia kenakan.
"Oppa, mau ke mana?"
"Oh itu aku mau pergi ke rumah Jongin. Bisakah kau menjaga apartemen? Aku mungkin akan kembali malam hari, ada hal yang cukup mendesak."
"Baiklah, sampai jumpa."
Baekhyun melajukan mobilnya secepat mungkin. Ternyata bukan hanya dia yang mendapat e-mail aneh. Jongin juga mendapatkannya, tapi berbeda dengan e-mail yang dikirim ke Baekhyun. Jongin hanya mendapat kata-kata bahwa Park Chanyeol bukan pelakunya. Sedangkan di Baekhyun ada tambahan yang mengatakan bahwa dia harus mencurigai orang-orang yang ada di sekitarnya.
Pertanyaannya adalah siapa yang mengirimnya. Tidak mungkin yang mengirimkan email adalah pelaku. Sama saja bunuh diri jika pelakunya yang mengirimkan itu.
W H Y • Y O U
"Baek, apa maksud semua ini? Kau juga dapat e-mail itu?"
Baekhyun menganggukkan kepalanya lantas mengajak Jongin masuk terlebih dahulu.
"Isinya sama persis, tetapi ada tambahan bahwa aku harus hati-hati kepada orang dekatku juga. Dan dari hal yang kita tahu tidak mungkin bahwa itu bukan Chanyeol. Kemungkinan bahwa pelakunya orang lain bahkan tidak sampai dua puluh persen."
"Kau benar, Baek apakah Hyuna tahu tentang penyebab kakaknya bunuh diri?"
"Meskipun tahu, dia tidak mengingatnya, dan aku tidak yakin dia mengetahuinya."
"Kau sepertinya harus benar-benar membantu Hyuna mengembalikan ingatannya. Kau harus membuat dia mengingat semua kenangan, termasuk kenangan kakaknya. Aku yakin dia tahu tentang kakaknya Baekhyun, percayalah."
Baekhyun mengangguk dan berpamitan pulang, sepertinya cara yang tepat adalah lewat Hyuna. Semua ini bagi Baekhyun seperti di rencanakan, termasuk ingatan Hyuna yang hilang. Otaknya berputar sangat keras tapi Baekhyun tetap tidak mengerti tentang masalah ini.
Bagi Baekhyun masalah ini lebih mengganggu dirinya, sama seperti lima tahun lalu. Ketika dia berniat untuk pergi. Masalah-masalah ini seolah menghantuinya setiap hari dan setiap saat.
W H Y • Y O U
Baekhyun memasuki dengan sigap memasuki apartemennya ketika mendengar suara tangisan. Hyuna menangis di kamar.
"Oppa, jangan tinggalkan aku, kau tidak boleh meninggalkan aku seperti sebelumnya." Hyuna mengatakan kalimat itu di sela-sela tangisannya. Matanya sudah memerah, dan Baekhyun mengetahui bahwa Hyuna menangis cukup lama.
"Hyuna, tenanglah dulu, apa yang terjadi?"
"Berjanji kau tidak akan meninggalkan aku seperti dulu, Oppa." Baekhyun mengangguk dengan cepat. Dia juga tidak ingin meninggalkan Hyuna untuk kedua kalinya.
"Aku ... membuka beberapa lembar dari buku diary itu karena bosan. Baekhyun aku seolah merasakan bertapa putus asa nya aku saat itu. Menunggu tanpa kepastian dan, tidak mengetahui ke mana kau akan pergi."
Hyuna membuka beberapa lembar buku itu lalu menunjukkannya kepada Baekhyun.
25-3-2010
Aku tidak tahu ke mana kau pergi, ini kali pertama aku menulis di buku catatan ini. Kau memberikannya kepadaku awal Februari lalu. Oppa, kau hampir dua bulan menghilang. Apakah kau tidak merindukan aku?
26-3-2010
Aku mungkin akan menulis di sini setiap hari, rasanya mencurahkan hal-hal seperti ini ke buku kecil yang kau berikan sangat menyenangkan. Emm, omong-omong kapan kau akan kembali? Aku sangat, sangat, sangat merindukanmu.
27-3-2010
Aku bahkan masih memikirkanmu ketika hendak menulis di sini. Rasanya seperti ada yang hilang dari hidupku. Tubuhku seolah ingin memberontak untuk pergi meninggalkan rumah mencari orang yang kucintai. Namun aku hanya remaja berusia enam belas tahun.
28-3-2010
Oppa benar-benar tidak datang? Aishh, rasanya aku akan gila jika terus menerus seperti ini. Cepatlah datang ㅠㅠ.
29-3-2010
Padahal ini hanya dua bulan kenapa terasa seperti dua puluh tahun? Aku juga tidak bisa bertanya kepada kakakku, aku masih merasa canggung kepadanya. Oppaaa~ cepatlah kembali.
30-3-2010
Kau benar-benar akan pergi? Aku harap kau tidak datang ketika aku sudah melupakan semuanya itu akan sangat menyedihkan untukku karena aku pasti akan kembali kepadamu. Besok adalah hari yang spesial, jangan lupa datang.
31-3-2010
Kau masih tidak kesini? Kau bahkan lupa ulang tahun kakakku. Kau sangat jahat, aku bersumpah tidak akan memanggilmu 'oppa' lagi. Walaupun tadi aku sudah tidak merasa canggung dengannya. Dan kau tahu apa fakta yang kudapat? Kau pergi ke luar negeri. Aku tidak akan rutin menulis di sini lagi. Aku hanya akan menulis ketika merindukan masa laluku. Ya! Kau masa lalu. Dan kau sangat jahat.
Baekhyun memeluk Hyuna dengan sangat erat. Hyuna hanya diam menerima pelukan yang diberikan oleh Baekhyun. Hyuna menyerah, dia sudah jatuh ke Baekhyun. Dia kembali menjadi Hyuna yang bodoh yang mencintai Baekhyun.Hari sudah gelap, tanpa sadar Baekhyun dan Hyuna menghabiskan waktu di kamar mereka berdua. Seharusnya, Baekhyun tidak pergi wajib militer lebih cepat dulu. Itu bisa jadi lebih baik, dan mungkin saja insiden Eunji tidak akan terjadi.
"Oppa, mari melakukannya."
•••••
Re-publish: Rabu, 28 Juli, 2021.
•••••
Belum direvisi. ^^
Btw, bisa klik tautan di bio terus gabung channel Telegram yang ada ya~ soalnya aku lebih suka ngasih pemberitahuan di sana daripada di wall.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY YOU? ✅
Fanfiction[END] Baekhyun tidak pernah tahu jika kesalahannya dalam satu malam membuat hidup yang ia jalani berubah total. Hyuna yang terbangun setelah hampir dua minggu terbaring di ranjang rumah sakit. Wanita itu ... mengalami amnesia. Seharusnya dia tidak l...