"Mau melakukannya?" Hyuna bergidik ngeri lalu berlari menuju kamar dan segera menguncinya. Di belakangnya Baekhyun tampak tertawa keras menertawakan respons dari Hyuna. Dia melangkah ke depan kamar Hyuna dan mengetuknya pelan.
"Aku hanya bercanda baru saja." Tidak ada jawaban dari dalam. Masih hening, sebenarnya apa yang dilakukan Hyuna di dalam? Baekhyun meninggalkan pintu kamar dan memilih mandi sebelum mengistirahatkan tubuhnya.
Di dalam, Hyuna memilih diam. Bukan karena takut melainkan dia sengaja menggunakan kesempatan tadi untuk berlari. Sebab ingin sendiri terlebih dahulu. Sebentar lagi hidupnya akan berubah. Atau mungkin hidupnya sudah berubah semenjak dia terbangun dari rumah sakit?W H Y • Y O U
Kang Jiran terbangun pukul 09.00 pagi. Sial dia hampir saja terlambat untuk ke rumah sakit. Dia harus sampai sebelum pukul 10.30. Dengan cepat Jiran menuju ke kamar mandi, lalu membersihkan badannya.
Setelah mandi tidak lupa dia sarapan dengan kedua orang tua dan kakak laki-lakinya. Keluarganya sangat dekat satu sama lain. Apalagi Jiran dengan kakaknya, bisa dibilang mereka hampir tidak bisa dipisahkan.
Jiran memilih menggunakan bus untuk pergi ke rumah sakit. Semalam dia sudah mengisi saldo t-money miliknya. Biasanya dia memakai mobil, tetapi entah karena apa, hari ini dia menginginkan seharian menggunakan bus.
Tidak lama setelah berjalan, Jiran sampai di halte bus. Jarum pendek di tangannya sudah menunjukkan angka sepuluh dan jarum panjang menunjukkan ke angka dua belas lebih.
Bus sudah datang dengan cepat Jiran memasukinya. Jika dipikir sudah lama sekali semenjak dia menggunakan kendaraan umum seperti ini. Setelah lulus, Kang Jiran dihadiahi orang tuanya mobil. Dan sejak saat itu ia selalu menggunakannya.
Bus berhenti di halte depan rumah sakit. Saat itu juga Jiran turun dari bus. Dia harus segera menemukan sahabatnya. Kang Jiran menanyakan kepada resepsionis apakah ada perempuan yang baru-baru ini masuk dengan ciri-ciri seperti Hyuna.
"Tingginya sekitar 160 sentimeter, rambutnya panjang berwarna hitam, dan mata yang cukup besar. Ini orangnya." Kang Jiran menunjukkan foto Hyuna dari ponsel miliknya ke orang di depannya.
"Kalau tidak salah, perempuan ini memang berada di rumah sakit. Sekitar tanggal 29 Januari malam ada korban kecelakaan, dan sepertinya dia orangnya. Namun namanya bukan Jung Hyuna. Sebelumnya kami tidak bisa memberikan informasi pribadi pasien kepada orang asing."
"Aku keluarganya, apakah foto ini cukup?" Jiran menunjukkan sebuah fotonya dengan Hyuna. Meski sedikit ragu akhirnya resepsionis itu menunjukkan sebuah daftar pasien yang baru-baru ini di rumah sakit.
"Di sini dia terdaftar sebagai Choi Jin-Hwa. Karena saya hanya bertugas jadi saya tidak mengetahui pastinya. Ah, dua orang lelaki yang mengunjungi pasien. Salah satunya selalu menunggu di ruangan dan hampir tidak keluar."
"Apakah Anda mengetahui dokter yang menangani?"
"Ah soal itu, dokter yang bertugas saat ini mengambil cuti ke Jepang. Mungkin akhir bulan Maret baru kembali ke Korea Selatan.
"Baiklah, terima kasih." Jiran menundukkan kepalanya, dan pergi menuju kembali ke rumahnya. Mencatat baik-baik informasi yang dia dapat di otaknya.
W H Y • Y O U
Pagi hari ini Hyuna memutuskan untuk melihat dan mempelajari cara memasak Baekhyun. Sayangnya sedari tadi Baekhyun menjelaskan banyak hal tentang masakan-masakan kesukaan hingga yang tidak disukai olehnya.
"Untuk informasi aku lebih suka makanan Korea dibanding makanan luar. Dan juga ingat aku tidak menyukai timun, jangan berani-berani memasukkan timun ketika memasak makanan untukku."
"Astaga Oppa, kapan kita akan mulai masak jika seperti ini terus. Kau menjelaskan banyak hal hingga sekarang sudah hampir pukul 10.00 pagi." Hyuna memutar bola matanya, memang sedari tadi mereka belum memasak apa pun.
"Baiklah-baiklah, kau ingin makan apa? Hari ini aku ingin kimchi jjigae."
Hyuna menganggukkan kepalanya. Terserahlah mereka mau memasak apa hari ini. Yang penting mereka memasak. Atau lebih tepatnya Baekhyun yang memasak.
Baekhyun mengambil beberapa alat dan bahan untuk memasak. Tangannya sangat lihai dan juga selama Hyuna disini masakan Baekhyun sangat enak. Mengapa tidak menjadi koki saja?
"Pertama, masukkan minyak dan daging babi, lalu tumis sebentar. Masukkan bawang putih tumbuk satu sendok makan, setelah itu tumis lagi. Masukkan kimchi yang sudah lama difermentasi. Untuk masakan seperti ini, kimchi yang tua akan membuat makanan menjadi lebih enak. Setelah itu masukkan air secukupnya." Hyuna memperhatikan dengan benar cara memasak Baekhyun, benar-benar cepat. Pantas saja lelaki ini tadi cukup santai.
"Tunggu sebentar, lalu masukkan kecap asin dan bubuk cabai. Setelah mendidih, sebagai tambahan aku akan memberi sayuran lain, tunggu beberapa saat."
Baekhyun melakukan apa yang dikatakan oleh mulutnya itu. Setelah benar-benar mendidih dia menambahkan cabe hijau, dan wijen di atasnya. Lalu menatanya di meja makan dengan rapi.
"Aku akan menambahkan telur dan sosis." Baekhyun kembali ke dapur, dan mulai memasak lagi. Dia mengambil minyak dan memasukkannya ke teflon secukupnya. Menggoreng dua butir telur dan menaruh beberapa sosis. Telur digoreng dengan setengah matang, sedangkan sosisnya matang dengan sempurna.
Baiklah, sarapan kali ini sudah jadi. Mereka mulai memakan masakan yang dibuat Baekhyun. Seperti biasa enak, apalagi dengan tambahan telur dan sosis seperti ini. Sarapan mereka sangat sempurna.
"Omong-omong kenapa kau mau-mau saja dengan pernikahan bahkan seolah sangat mendukungnya?"
"Karena jika menolak tidak akan berguna, lagi pula orang tuaku sudah sangat menanti cucu. Kau juga mengetahui sendiri kalau usiaku 27 tahun ini."
"Soal itu kau sudah mengatakannya. Maksudnya kenapa kau sangat mendukung?"
"Ada alasannya. Bagaimanapun lebih baik kau menerimanya. Aku juga sudah mengatakan itu bukan?"
"Ya, benar, yang harus kulakukan hanya menerima sekarang. Kau sudah selesai makan? Aku akan membereskannya." Hyuna mengalihkan pembicaraan, seharusnya tadi dia tidak memulai pembicaraan ini.
"Sudah, akan aku bantu." Mereka berdua membereskan piring dan mangkuk bekas mereka makan. Keduanya hanya membereskan dalam diam. Sibuk dengan pikiran masing-masing. Jika Baekhyun berpikir mengapa Hyuna menanyakan hal seperti tadi. Pertanyaan Hyuna masih sama, mengapa Baekhyun menerima itu bahkan sangat mendukung. Padahal mereka tidak saling mengenal sama sekali.
Bagi Hyuna, entah apa alasannya Baekhyun terlihat sangat yakin. Terlalu sibuk dengan pikiran tanpa sengaja Hyuna menjatuhkan salah satu mangkuk.
Secepat mungkin Hyuna membereskan mangkuk itu, bahkan sebelum Baekhyun melarangnya. "Awww." Tangan Hyuna berdarah terkena pecahan piring yang berserakan di lantai. Baekhyun langsung menarik tangan Hyuna. Perempuan itu hanya diam memperhatikan apa yang akan dilakukan Baekhyun selanjutnya karena itu dia masih kaget.
"Jangan seperti itu lagi, pecahan seperti itu sangat tajam dan sakit. Tadi aku melakukannya untuk menghentikan darah yang keluar." Baekhyun mengambil plester yang ada di kotak obat. Sebelumnya dia membersihkan tangan Hyuna dengan air yang mengalir, lalu menempelkan plester tersebut ke bagian yang terluka.
"Jika kau memang masih penasaran, salah satu alasannya adalah aku menyukaimu."
•••••
Re-publish: Rabu, 21 Juli, 2021.
•••••
Maaf banget tadi ini udah kepencet publikasikan sore-sore tapi langsung aku ulangi wkwk. Dan barusan banget inget kalo masih harus update chapter. Juga ini itungannya lebih malem daripada sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY YOU? ✅
Fanfiction[END] Baekhyun tidak pernah tahu jika kesalahannya dalam satu malam membuat hidup yang ia jalani berubah total. Hyuna yang terbangun setelah hampir dua minggu terbaring di ranjang rumah sakit. Wanita itu ... mengalami amnesia. Seharusnya dia tidak l...