"Hyuna kau masih marah?" Baekhyun bertanya dengan hati-hati kepada Hyuna. Matanya menatap sesuatu yang ada di tangan Hyuna. Diary itu, Baekhyun ingat dia memberikannya lima tahun yang lalu, sebelum akhirnya pergi.
"Oppa, ini benar kau memberikannya untukku?" Baekhyun menganggukkan kepalanya pelan. Pandangannya masih terkunci di buku kecil tersebut.
"Ceritakan pertemuan terakhir kita."
"Lima tahun yang lalu ... itu adalah pertemuan terakhir kita. Sebelum akhirnya kita kembali bertemu."
W H Y • Y O U
Baekhyun berjalan pelan memasuki sebuah taman. Matanya menatap salah satu bangku yang diduduki oleh seorang gadis. Hyuna, dia sedang bersenandung kecil sambil sesekali tersenyum.
Senyuman itu, Baekhyun tidak ingin menghilangkan senyuman milik Hyuna. Dia ingin mempertahankan itu, kini tatapannya beralih ke kotak kecil yang ada di tangan kanannya. Hadiah 'perpisahan' yang dia siapkan untuk Hyuna.
"Oh, Oppa!" Hyuna berteriak sambil melambaikan tangannya. Lalu beranjak dan sedikit berlari menghampiri Baekhyun yang masih diam di tempat.
"Kapan Oppa datang?"
"Baru saja, Hyuna-ya, aku ingin menyampaikan sesuatu kepadamu."
"Apa itu?"
"Aku harus pergi, dan ini aku harap kau mau menunggu." Baekhyun menyodorkan kotak kecil itu. Dengan perlahan Hyuna membuka isinya.
"Buku diary, kau akan pergi berapa lama dan ke mana?"
"Emm, aku tidak bisa memberitahukan itu, cukup tunggu aku, mengerti?" Baekhyun memeluk Hyuna dengan erat. Seolah tidak ingin melepaskan dia sama sekali.
"Oppa, kata Eunji Eonni aku boleh berpacaran dengan Oppa saat usiaku sudah 19 tahun. Artinya masih tiga tahun lagi aku menunggu."
"Uri Hyuna, mau menunggu 'kan?" Baekhyun melambaikan tangannya yang dibalas oleh Hyuna dan segera pergi meninggalkan taman itu dengan rasa bersalah.
W H Y • Y O U
"Aku merasa sangat bersalah, ak-aku minta maaf." tidak ingin membalasnya, cukup dengan banyak fakta yang mengejutkan untuk Hyuna. Baekhyun memeluknya, jujur Hyuna suka dengan pelukan yang diberikan Baekhyun. Terasa hangat dan sangat nyaman. Pelukan yang Baekhyun berikan seperti melindunginya.
Sekali lagi, Hyuna kecewa dengan Baekhyun. Bagaimana bisa dia melakukan semua hal itu. Sekalipun kakak Hyuna sudah melepaskan Baekhyun tetapi tidak ada perempuan yang baik-baik saja jika disakiti.
Dan kenapa Hyuna melakukan hal yang keji di masa lalu? Di mana hatinya, entah dia merasa sangat menyesal ... sekalipun itu sudah bertahun-tahun lamanya. Kesalahan tetaplah kesalahan, terlepas dari waktu ketika kita melakukannya.
"Bisakah kita pulang ke apartemen sekarang? Tubuhku terlalu lelah seharian ini. Aku, membutuhkan istirahat sepertinya." Baekhyun hanya menghela napas kecil dan mengiyakan ajakan Hyuna.
Hyuna membawa buku kecil itu. Dia belum membuka isinya sama sekali. Halaman pertama di buku itu sudah membuat dirinya sangat terkejut. Entah fakta-fakta apalagi yang akan didapatkan oleh Hyuna ketika membuka lembaran-lembaran di buku kecil itu.
Baekhyun menggandeng tangan Hyuna keluar kamar. Dia mengkhawatirkan banyak hal, Hyuna membiarkan tangan milik Baekhyun menggandengnya hingga keluar dari kamarnya.
Setelah berpamitan kepada kedua orang tua Hyuna. Baekhyun dan Hyuna menuju ke parkiran hingga memasuki mobil tautan tangan keduanya baru terlepas.
"Hyuna, berjanjilah seperti saat kau menungguku. Jangan pernah pergi meninggalkanku. Cukup aku yang meninggalkanmu sendirian. Aku benci ditinggalkan."
"Oppa, aku juga benci itu. Namun aku tidak benci ditinggalkan. Kebanyakan orang tidak membenci ditinggalkan tetapi mereka takut akan perpisahannya. Mungkin aku tidak bisa membayangkan bagaimana perasaanku saat itu."
"Hyuna, ada yang ingin aku ketahui. Penyebab kakakmu bunuh diri, apakah mungkin kau mengetahui atau mengingat hal itu?" Entahlah, Hyuna tidak mengetahuinya. Bahkan dia baru tahu bahwa penyebab kakaknya tiada akibat bunuh diri adalah hari ini.
"Aku tidak tahu, bisakah Oppa fokus menyetir saja. Aku sedang tidak mood untuk berbicara."
Keadaan mobil menjadi hening ketika Baekhyun benar-benar fokus menyetir. Hyuna menatap jalanan, banyak orang-orang berjalan dengan cepat. Sepertinya mereka semua sibuk. Orang-orang juga menunggu di halte bus.
W H Y • Y O U
"Aishhh, kenapa Baekhyun tidak mengangkatnya?" Jongin menggerutu kesal saat mengetahui sahabatnya sedari tadi tidak mengangkat teleponnya sama sekali.
"Mungkin mereka sedang pergi jalan-jalan atau ponselnya mati. Tenanglah." Soojung berusaha menenangkan Jongin yang terlihat gelisah. Entah apa yang terjadi tiba-tiba saja tunangannya itu berusaha keras menelepon Baekhyun. Bahkan mengabaikan ayam goreng yang mereka berdua pesan tadi.
"Ini tidak bisa menunggu lebih lama, ini sangat penting."
"Kalau boleh tahu, apa yang terjadi?"
"Orangnya bukan Park Chanyeol. Ini sangat membingungkan, semua bukti menuju ke Chanyeol. Namun entah kenapa aku mendapat e-mail dari alamat yang tidak dikenal mengatakan bahwa itu bukan Chanyeol," ucapnya yang mana Soojung sontak membulatkan matanya.
"Chanyeol teman lama yang kau bicarakan? Baekhyun sudah mengetahui hal ini juga. Maka dari itu, hampir tidak mungkin jika itu bukan Chanyeol."
"Aku sudah lama ingin menanyakan ini, tapi jika selama ini kau dan Baekhyun selalu bilang tentang dia adalah pelaku. Sebenarnya apa yang dilakukan oleh Park Chanyeol dan penyebab kakak Hyuna melakukan bunuh diri?"
"Sejauh yang kami tahu, Eunji diperkosa sebelumnya aku tidak mengetahui sama sekali karena hilang kontak. Baekhyun juga baru kembali dan langsung mendapatkan kabar itu. Kami mendapatkan beberapa bukti dari kepolisian yang menyelidiki hal ini. Di kamar Eunji terdapat satu catatan. Dan yang menunjukkan ciri-ciri pelakunya hanya Chanyeol."
W H Y • Y O U
"Kau harus lebih banyak makan, pertahankan tubuhmu jangan sampai terlihat kekurangan gizi."
"Ibu, Hyuna sedang makan bagaimana bisa Ibu membicarakan hal itu di meja makan." Baekhyun mengingatkan ibunya yang sedang sangat bersemangat saat ini. Sedangkan Hyuna hanya diam sambil memakan makanannya. Sesekali tertawa kecil menanggapi suami dan ibu mertuanya itu.
"Oh ya, kira-kira kapan kami bisa mendapatkan cucu. Kami sudah sangat menginginkannya, kami harap kalian tidak menunda itu." Hyuna tersedak ketika mendengar perkataan itu. Melakukannya saja mereka belum pernah.
"Kau tidak papa 'kan Hyuna? Maklumlah istriku memang sangat menginginkan cucu tetapi kami akan mengerti jika kalian menundanya usia Baekhyun masih 27 tahun, masih cukup muda untuk mempunyai anak, apalagi kau masih berusia 21 tahun."
"Aku menunggu Hyuna, semua tergantung kepada Hyuna." Baekhyun menjawab perkataan ayahnya. Hyuna yang melihat wajah ibu Baekhyun sedikit cemberut langsung berinisiatif.
"Kami akan mengusahakannya tenang saja. Tadi malam kami sudah melakukannya walaupun hanya sekali. Namun tenang saja Ibu, Ayah, kami akan segera memiliki anak."
Baekhyun berhenti menyendok makanan ke dalam mulutnya. Tadi malam? Bahkan semalam mereka tidak melakukan apa pun, hanya tidur seperti biasa, tidak lebih. Baekhyun yang mengerti maksud perkataan Hyuna untuk memenangkan ibunya kemudian mengangguk. Sedikit terkejut dengan pernyataan Hyuna baru saja.
"Baguslah kalau begitu."
•••••
Re-publish: Selasa, 27 Juli, 2021.
•••••
Bingung sekali ): mana mati lampu dari tadi lagi. Tenciyuuu <3
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY YOU? ✅
Fanfiction[END] Baekhyun tidak pernah tahu jika kesalahannya dalam satu malam membuat hidup yang ia jalani berubah total. Hyuna yang terbangun setelah hampir dua minggu terbaring di ranjang rumah sakit. Wanita itu ... mengalami amnesia. Seharusnya dia tidak l...