Why You? (51)

63 6 7
                                    

Baekhyun menidurkan putrinya di ranjang rumah tempat dia tinggal saat ini. Ya, Hyuna memutuskan untuk tinggal di rumah Baekhyun sementara waktu. Sedikit aneh memang karena mereka berdamai dengan sangat cepat.

"Hyuna-ya, kau tidak akan meninggalkanku lagi kan? Cukup lima tahun aku meninggalkanmu dan sebaliknya. Setelah itu kita harus bersama hingga ajal menjemput. Kau setuju 'kan?" Hyuna hanya mengangguk tanpa menjawabnya.

"Apakah kau ingin tidur? Ini sudah sore, kau pasti lelah membawa beberapa barang dari rumahmu." Baekhyun melirik ke arah jam dinding yang ada di kamar tempatnya berpijak saat ini. Benar, sudah pukul enam sore.

Ditambah ini musim dingin, jadilah matahari tenggelam lebih cepat. Suhu udara sangat rendah, hal itu membuat Hyuna ingin menenggelamkan tubuhnya di selimut tebal semalaman agar tidak kedinginan.

"Kau tidurlah di kamarku, aku akan tidur di sofa ruang televisi." Baekhyun hendak meninggalkan Hyuna namun tangannya ditahan oleh wanita itu. Tidak masuk akal karena cuaca sedang sangat dingin saat ini. Bisa-bisa Baekhyun mengalami demam ketika bangun tidur nanti.

"Ahh, pemanas di kamar tempat orang tuaku biasa tidur sedang rusak. Jadi lebih baik tidur di luar saja." Entahlah, memang tidak ada pilihan lain karena di kamar ini kasurnya berukuran single, sedangkan di kamar satunya pemanas ruangan sedang rusak. Yang tersisa hanyalah kamar Baekhyun.

"Emm, Oppa tidurlah di kamar."

"Aku tidak bisa membiarkanmu tidur di kamar. Kau akan demam nantinya, lebih baik kau segera masuk dan tidur." Hyuna hendak tertawa, tetapi cepat-cepat menggelengkan kepalanya. Tentu saja dia tidak akan tidur di luar kamar.

"Cepatlah, aku akan menyusul setelah ini." Wanita itu terkekeh.

"Apa salahnya tidur di satu ranjang? Lagi pula kita masihlah pasangan suami-istri. Jadi tidak ada yang salah bukan?" Hyuna melanjutkan kata-katanya lalu menarik salah satu tangan Baekhyun untuk mengikutinya. Baru saja bahkan dia berpikir apakah Baekhyun merasa tidak nyaman dengan Hyuna? Akan tetapi  perasaan itu langsung ditepis jauh-jauh olehnya. Untuk apa Baekhyun merasa seperti itu?

"Aku takut ... jika kau masih trauma. Mengingat kemarin malam." Baekhyun menjelaskan apa yang sebenarnya dia rasakan. Takut barangkali Hyuna masih mengalami trauma sampai-sampai tidak ingin berada di dekat Baekhyun.

"Aku seperti itu bukan karena takut denganmu. Melainkan karena aku sedih, kenapa setelah malam itu aku tidak memberitahu yang sebenarnya. Andai saja aku mengatakannya, mungkin kita tidak harus berpisah lagi. "

W H Y • Y O U

"Ka—" Jongin menghentikan kata-katanya. Ini gila. Sangat gila. Hal ini tidak pernah dalam pikirannya.

Jika Chanyeol sebenarnya masih menyukai Hyuna.

Awalnya Jongin hanya mengiyakan ajakan Chanyeol untuk mampir ke rumahnya. Sungguh gila ketika orang itu dengan jujur berkata bahwa dia masih menyukai Hyuna dan meminta bantuan dari Jongin untuk merebut Hyuna dari Baekhyun. Tentu saja Jongin langsung menolaknya mentah-mentah.

"Kau pikir karena siapa kau dan istrimu bisa bersama sekarang?!" Pria itu berteriak berusaha menghentikan perkataan Jongin. Dia lelah.

"Tentu saja karena takdir yang menggariskan. Fakta bahwa kau menemui istriku dulu juga karena takdir. Dan entah apa yang akan terjadi selanjutnya juga karena takdir." Jongin berkata dingin. Mulai mencerna situasi saat ini, Chanyeol tidak seserius itu dengan calon tunangannya itu hanya tameng dari fakta bahwa dia menyukai Hyuna.

"Terlambat, karena istriku sudah menyebarkan foto Baekhyun dan Hyuna. Dia tidak akan menuruti hanya karena kau memberitahunya. Sampai jumpa aku harus pergi." Jongin meninggalkan Chanyeol sendiri, hendak memberitahu Soojung tentang situasi yang terjadi. Baekhyun memang harus tahu, tetapi tidak sekarang, dia masih harus mengurus tentang Taeyeon. Dan permasalahan ini jauh lebih rumit ketimbang saat Hyuna pergi, karena ketika Hyuna pergi, Baekhyun memilih untuk menutup mata dan telinganya.

WHY YOU? ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang