Why You? (30)

79 12 9
                                    

Hyuna langsung menatap ke lantai ketika pria itu benar-benar pergi. Dia tidak paham maksud semua ini. Tubuhnya sudah tidak bisa lagi diajak bekerja sama. Hyuna kedinginan, pakaiannya juga basah kuyup. Tidak ada siapa pun, ditambah kondisinya saat ini.

Mendengar suara teriakan dari luar sana. Sepertinya pria tadi mengunci pintunya, dilihat dari bagaimana pintu digedor-gedor. Hingga beberapa saat kemudian pintu itu didobrak secara paksa. Hyuna menoleh ke arah pintu.

Baekhyun, dia datang. Entahlah, Hyuna seolah tidak bisa menatap suaminya itu mengingat kata-kata orang tadi. Jika Hyuna tidak melepaskan Baekhyun, maka Baekhyun akan mati. Dan pastinya Hyuna tidak menginginkan hal tersebut.

"Hyuna!" Baekhyun dengan cepat langsung melepaskan ikatan di tubuh Hyuna lalu membantu Hyuna berdiri. Baekhyun langsung membopongnya keluar. Hyuna masih diam, masih tidak berniat untuk berbicara. Matanya berkaca-kaca, tapi Hyuna menggigit bibir bagian bawahnya, agar tangisannya bisa ditahan.

Baekhyun segera membawa Hyuna masuk ke dalam mobilnya lalu menidurkan istrinya. Wajah Hyuna terlihat sangat pucat untuk saat ini. Jongin dan juga Soojung menunggu di mobilnya, karena Baekhyun menyuruh mereka agar tidak ikut keluar. Hal itu untuk jaga-jaga jika saja ada orang yang masuk ke dalam gedung ketika Baekhyun di dalam sana.

Baekhyun menyuruh Soojung untuk menjaga Hyuna di mobilnya, sementara Jongin berada di mobil satunya. Segera Baekhyun melakukan mobilnya menuju ke rumah sakit. Sesekali melirik ke belakang melihat keadaan Hyuna.

Hyuna masih diam, tubuhnya benar-benar sudah lelah. Tidak, Hyuna sudah tidak bisa menahannya. Hingga dia pingsan dalam perjalanan. Soojung yang menyadari Hyuna sudah pingsan hanya diam. Baekhyun harus fokus mengemudi terlebih dahulu.

W H Y • Y O U

"Bagaimana keadaan Hyuna?" Jongin menatap ke arah Baekhyun meminta penjelasan. Hyuna sudah berada di rumah sakit. Dan lukanya sudah mendapat perawatan. Tapi sampai saat ini Hyuna belum juga sadarkan diri.

"Kondisinya sudah lebih baik, tapi dia masih belum sadar juga. Sepertinya semalaman mereka menyiraminya menggunakan air es." Baekhyun berkata lirih, lalu melirik kembali ke pintu ruangan Hyuna dirawat.

"Hyuna akan baik-baik saja, aku yakin itu. Lebih baik kau makan terlebih dahulu. Kau juga tidak dalam kondisi yang sehat. Tubuhmu perlu diberi makanan. Ingatlah, Hyuna membutuhkanmu." Baekhyun mengepalkan tangannya.

"Aku bersumpah akan membuat orang yang melakukan hal ini menderita seumur hidupnya." Baekhyun berlalu meninggalkan tempat itu. Dia sedang ingin sendiri. Sedangkan di dekatnya Jongin hanya menghela napas dalam. Semua ini tidak mudah dilalui.

Hampir satu jam Baekhyun berada di rooftop gedung rumah satu ini. Hingga ponselnya berbunyi. Soojung mengiriminya pesan, Hyuna sudah bangun. Pria itu kembali menyesap kopinya sambil melihat pemandangan dari atas gedung rumah sakit ini.

Lihatlah, dari atas sini terlihat banyak orang-orang yang berlalu-lalang di jalanan. Mereka semua seolah tidak memiliki waktu bersantai. Miris sekali, seharusnya dia lebih bersyukur karena dia bisa menikmati waktu lebih banyak dari mereka. Hanya saja, kejadian semalam membuatnya menjadi benci dengan keadaan.

Kenapa harus keluarga mereka dari sekian banyak keluarga di dunia ini. Apakah ini yang dinamakan takdir? Baekhyun berjalan menuju ke lift untuk pergi ke ruangan Hyuna. Seharusnya Baekhyun bisa menjaga wanita itu lebih baik lagi. Baekhyun benar-benar merasa tidak berguna.

W H Y • Y O U

Baekhyun berhenti tepat di depan ruangan Hyuna. Wanita itu hanya diam sambil melamun. Entah apa yang wanita itu lamun kan, yang jelas Soojung kini terlihat membujuk agar Hyuna makan tetapi tidak digubris sama sekali. Baekhyun membuka pintu, lalu masuk mendekati ranjang Hyuna.

"Yang kutahu kandungan yang ada di perutmu masih seminggu. Apakah itu berarti aku harus menunggu selama sembilan bulan? Sembilan bulan melihat kalian bermesra-mesra setiap harinya? Nona, aku tidak ingin orang yang menyuruhku menunggu lebih lama.

"Baiklah, aku akan menunggumu, sepuluh bulan. Aku akan membiarkanmu merawat anak yang di dalam perutmu itu selama sebulan. Tidak lebih dan kurang. Kau juga tidak boleh membawa anak itu bersamamu. Jika tidak, bersiaplah nyawa suami dan anakmu menghilang."

"Hyuna, makanlah ini akan aku suapi." Hyuna menoleh ke arah Baekhyun. Apakah bisa dia hanya bersama suaminya dalam sepuluh bulan dan setelah itu menceraikannya? Haruskah Hyuna perlahan menjauh dari Baekhyun. Andai saja begitu, maka ini adalah hari terakhirnya untuk dekat dengan Baekhyun.

Hyuna membuka mulutnya lalu memakan apa pun yang pria itu suapkan, tidak peduli apakah Hyuna menyukainya ataupun tidak. Setelah makanan yang ada habis Baekhyun menatap Hyuna. Wanita itu tersenyum, seolah tidak terjadi apapun semalam.

"Hyuna, apakah ... kau tahu siapa di balik semua ini?" Wanita itu menggeleng, seharusnya Hyuna mengatakan ada seorang pria yang menyiksanya, dan seorang wanita. Walaupun Hyuna tidak yakin siapa wanita itu. Tapi Hyuna memilih untuk diam, tidak mengatakan sama sekali.

"Aku, tidak mengetahui siapa orangnya, hanya ada satu pria dan orang itu memakai masker." Baekhyun mengelus lengan Hyuna, membuat wanita itu kembali tersenyum.

"Oppa, siapa cinta pertamamu?" Baekhyun diam, tentu saja itu adalah Eunji. Baekhyun menghela napasnya kembali, membuat Hyuna ikut mengatupkan mulutnya. Kini Hyuna menatap ke arah pintu, ingin mengalihkan pandangannya dari Baekhyun.

"Bukan aku kan? Oppa, apakah kau tahu bahwa cinta pertama biasanya tidak berhasil? Aku mengetahuinya ketika menonton drama. Aku senang jika aku bukan cinta pertamamu. Tapi mengingat sepertinya suamiku saat ini adalah cinta pertamaku, aku jadi berpikir apakah kita akan berhasil atau tidak."

"Apa yang sebenarnya kau bicarakan, eoh?" Hyuna kembali menggelengkan kepalanya. Hanya ingin mengungkapkan isi hatinya yang sedang tidak baik. Hyuna memajukan tubuhnya lalu mengecup bibir Baekhyun.

"Berjanjilah bahwa kau akan ada selamanya untukku." Baekhyun mengangguk yakin, pria itu mengusap kepala Hyuna lalu memeluknya. Hingga dia berucap pelan.

"Aku tidak akan melepaskan tanganmu sebelum kau melepaskannya. Hyuna-ya, jangan pernah melepaskan tanganku. Sebisa mungkin, tetaplah menggenggam tanganku. Karena dengan begitu, kita bisa bersama-sama."

"Aku tidak bisa berjanji." Hyuna berucap dalam hati. Meskipun kini dia mengangguk. Dia merasa bersalah karena saat ini dia sama saja membohongi Baekhyun. Suami sekaligus orang yang sangat dicintainya selama ini. Hyuna merasa tidak pernah bisa melepas Baekhyun.

"Bisakah kau menceritakan apa yang terjadi semalam? Tanpa terlewat sedikit pun. Aku mohon, aku akan menangkap orang itu dan membuatnya tersiksa selamanya." Hyuna mengangguk, setidaknya ini yang bisa dilakukan Hyuna.

"Semalam, setelah mobil yang kita tumpangi ditabrak, ada seorang pria yang menyelamatkanku. Lalu beberapa orang yang ada di tempat kejadian menelepon ambulans. Pria tadi menawarkan untuk mengantarku ke rumah sakit. Dan tentu saja aku percaya, serta tidak mungkin aku menolaknya. Aku terlalu sibuk dengan pikiranku dan ternyata dia membawaku ke gedung tua, bukannya rumah sakit."

"Kau melihat wajahnya?" Hyuna menggeleng.

"Tidak, aku tidak melihatnya." Berulang kali Hyuna berucap maaf dalam hatinya karena merasa bersalah.

•••••

Kamis, 12 Agustus 2021.

•••••

Oh ya, jangan lupa cek channel Telegram atau sosmedku yang lain. Pokoknya selain Wattpad, Twitter, Facebook.

Tenciyuuu buat yang sempet mampir dan tekan bintang atau komen di sini. <3

WHY YOU? ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang