Hyuna merenggut kesal saat terjatuh dari tubuh Baekhyun. Itu karena setelah mengatakan hal seperti tadi. Baekhyun tiba-tiba menggendongnya dan membuat Hyuna berontak dan terjatuh ke lantai. Tubuhnya benar-benar terasa sangat remuk. Tadi badannya sudah tidak sesakit tadi pagi ketika bangun tidur. Namun setelah terjatuh dengan keras tubuhnya menjadi sakit kembali.
Baekhyun juga terlihat kesakitan karena terjatuh. Entahlah dalam kasus ini siapa yang salah. Jika saja Baekhyun tidak mengatakan hak-hal seperti tadi, dan Hyuna tidak berontak. Mungkin mereka berdua tidak akan terjatuh.
Setelahnya Baekhyun berdiri dan membantu Hyuna bangun. Bahkan saat ini Hyuna belum mengabari Jiran. Bagaimana jika orang itu menunggu Hyuna dari tadi?
Sampai di kamar, Hyuna mengambil ponsel yang ada di saku celana training miliknya dan mengirim pesan kepada Jiran. Setelah beberapa saat orang itu membalas dengan tidak bisa karena dia disuruh oleh kakak laki-lakinya untuk membeli beberapa minuman di supermarket. Katanya minuman yang diinginkan kakaknya tidak ada di minimarket terdekat. Hal itu membuat Jiran mau tidak mau sekalian membeli persediaan makanan.
"Oppa, badanmu tidak apa-apa 'kan?" Baekhyun menoleh sambil mengancingkan kemejanya.
"Aku adalah pria yang kuat. Lagi pula kita tanya terjatuh kecil tadi. Itu adalah hal yang biasa bagiku." Baekhyun menyombongkan dirinya sendiri kepada Hyuna membuat Hyuna mendengus kecil mendengarnya.
"Benar sekali Tuan Byun, Anda bahkan sampai merintih kesakitan ketika terjatuh tadi." Hyuna berbicara dengan nada mengejek.
"Oh ya, Oppa katanya Jiran tidak bisa ikut karena harus membeli persediaan di supermarket." Baekhyun membulatkan kedua bola matanya. Dia tidak salah dengar? Astaga, bahkan Baekhyun tinggal keluar dan mengendarai mobilnya.
"Mari kita kencan berdua saja." Hyuna berucap pelan berharap agar Baekhyun tidak mendengarkan kalimatnya. Namun nyatanya tidak Baekhyun terlanjur mendengarnya.
"Kau gantilah baju terlebih dahulu. Aku akan menunggu di luar." Baekhyun mengecup pelan pipi Hyuna membuat wanita itu tersenyum kecil. Baekhyun keluar dari kamar dan menunggu Hyuna yang sedang bersiap-siap di dalam. Memikirkan akan pergi ke mana setelah ini.
"Oh kau sudah siap? Kita pergi ke Sungai Han. Tempat itu adalah tempat terbaik untuk kencan di Seoul. Dan aku memang sangat suka pergi ke tempat itu. Kau mau 'kan, Hyun?"
"Ada apa dengan panggilan itu? Hyun?"
"Apakah salah? Aku memanggil menggunakan nama depanmu, terasa lebih lucu jika seperti ini." Baekhyun mencubit kedua pipi Hyuna membuat istrinya itu merenggut kesal.
"Baiklah, badanmu sudah tidak sakit kan, Oppa? Aku malas berjalan, gendong aku cepat." Hyuna berniat menggendong Baekhyun. Namun Baekhyun bukannya menggendong belakang malah menggendong ala bridal style. Astaga, Hyuna sangat malu dengan orang-orang atau tetangga yang melihat mereka saat sudah di luar. Alhasil, Hyuna menyembunyikan mukanya di dada Baekhyun yang sedang tersenyum penuh kemenangan.
"Kau mau duduk di depan atau belakang?" Ada apa dengan suaminya hari ini sebenarnya. Bahkan hal seperti ini masih ditanyakan. Hyuna menjadi sangat gemas untuk ini.
"Di belakang saja." Hyuna ingin berontak saat Baekhyun mendudukkannya di kursi belakang. Tapi Baekhyun segera berlari ke kursi depan. Tidak tinggal diam Hyuna merangkak menuju ke kursi depan membuat Baekhyun tertawa keras. Mereka bahkan bingung siapa menggoda siapa saat ini.
"Katanya kau ingin duduk di belakang. Dan jujur saja, kau sudah tidak sakit kan?" Hyuna memajukan mulutnya beberapa senti, membuat Baekhyun ingin mencubitnya tetapi hal itu tidak mungkin Baekhyun lakukan. Karena bisa-bisa dia tidak tidur di kamar malam ini.
"Sebenarnya sih, tidak terlalu sakit lagi sekarang. Sangat menyenangkan menggoda kau, Oppa."
"Kau bahkan sudah bisa menggoda seperti ini. Lebih baik jangan menggodaku di malam. Itu bisa berbahaya." Hyuna memukul bahu Baekhyun membuat pria itu mengaduh.
"Akhh, aku benar-benar akan menghabisi kau malam ini, bersiap-siaplah Hyuna. Oh kita sudah sampai. Tunggu sebentar aku akan membukakan pintunya." Hyuna hanya mengangguk, kenapa Baekhyun hari ini sangat manis baginya.
"Mau membeli ramyeon? Ini sangat pas untuk membeli makanan satu itu." Baekhyun menawarkan Hyuna yang sudah duduk di salah satu bangku di sana.
Baekhyun dan Hyuna berjalan sambil bergandengan ke minimarket untuk membeli makanan instan tersebut. Baekhyun mengamati rak-rak yang bersisi kumpulan ramyeon. Lalu mengambil satu shin-ramyeon. Hyuna masih melihat-lihat tapi bukannya mengambil makanan seperti Baekhyun, Hyuna mengambil kimbap segitiga dan juga tteokbokki instan yang juga ada di barisan rak untuk ramyeon.
Yang membuat Baekhyun kembali memperhatikan Hyuna adalah dia juga mengambil jjapagheti. Apakah Hyuna memang makan sebanyak ini? Setahu Baekhyun biasanya Hyuna tidak makan banyak.
"Tumben sekali kau makan sebanyak ini. Biasanya kau makan dengan porsi normal." Hyuna menoleh ke arah Baekhyun. Dia juga bingung kenapa sangat ingin makan banyak hari ini. Apakah karena dia melihat CVS mukbang? Biasanya mereka memakan jauh lebih banyak dari ini. Bahkan mereka mengambil kotak makan siang dan juga banyak dessert. Tetapi sepertinya bukan karena itu. Bahkan saat ini Hyuna masih menginginkan minuman dan juga es krim.
Bahkan hari ini mereka sudah memakan ayam, dan Hyuna tadi menghabiskan sekitar tiga per-empatnya membuat Baekhyun hanya memakan sekitar dua potong.
"Aku juga tidak tahu, sebentar aku ingin membeli soda." Hyuna baru saja memutuskan tidak ingin memakan es krim karena bisa saja itu akan meleleh nanti.
"Baiklah, aku akan mengambil soda untukmu dan air putih untukku. Aku sebenarnya juga ingin makan banyak tetapi harus mempertahankan perutku ini. Kau mau pergi olahraga besok? Sudah lama aku tidak melakukannya." Hyuna menggelengkan sejenak kepalanya.
"Aku malas olahraga."
"Kau bisa gendut lama-lama jika tidak melakukan olahraga." Hyuna kembali menggeleng.
"Aku bisa berjalan-jalan sejenak, sepertinya olahraga terlalu berat." Baekhyun menepuk jidatnya melihat kelakuan istrinya itu lalu setelahnya dia mengacak rambut Hyuna.
"Kenapa kau sangat sering melakukan ini, Oppa?" Baekhyun mengangkat kedua bahunya. Baekhyun sendiri tidak tahu kenapa dia selalu melakukan hal seperti ini.
"Hanya iseng mungkin, tetapi itu sangat menyenangkan."
"Baiklah, mari kita ke kasir untuk membayar ini. Sepertinya sudah cukup aku membeli semua ini. Jika aku membeli lebih banyak lagi atau melirik pangsit di situ, sepertinya kau akan memiliki istri yang lebih gemuk." Baekhyun mengikuti Hyuna yang sudah menuju ke kasir terlebih dahulu.
"Tidak apa, aku lebih suka orang yang berisi."
Setelah selesai mereka berdua berjalan menuju ke tenda. Hyuna menghentikan langkahnya membuat Baekhyun juga ikut menghentikan langkahnya.
"Oppa," Baekhyun menoleh dan Hyuna langsung mencium bibir Baekhyun. Sontak telinga Baekhyun memerah dan hendak melepaskan ciuman mereka tetapi Hyuna tetap menahannya tanpa memedulikan tatapan orang-orang sekitar mereka. Hyuna juga tidak tahu apa yang mendorongnya hingga berani mencium Baekhyun seperti ini.
•••••
Re-publish: Sabtu, 31 Juli, 2021.
•••••
Maaf belum direvisi dan akhirnya besok akan memasuki bulan Agustus. Gimana ya, hmmm. Besok hari Minggu tapi ga libur sama sekali :) Jadi akhir-akhir ini waktu yang biasanya buat revisi malah kujadiin waktu istirahat.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY YOU? ✅
Fanfiction[END] Baekhyun tidak pernah tahu jika kesalahannya dalam satu malam membuat hidup yang ia jalani berubah total. Hyuna yang terbangun setelah hampir dua minggu terbaring di ranjang rumah sakit. Wanita itu ... mengalami amnesia. Seharusnya dia tidak l...