Why Yoy? (32)

63 9 4
                                    

"Ahh, aku hanya bercanda, jangan dibuat serius." Wanita itu hendak beranjak tetapi tangannya ditahan oleh Baekhyun. Hyuna menoleh ke arah Baekhyun yang kini menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan. Pria itu menarik Hyuna untuk kembali duduk di sisi ranjang.

"Apakah ada yang mengganggumu?" ujar Baekhyun lembut lalu mengelus pelan rambut Hyuna. Hyuna sangat ingin mengangguk. Namun hal itu dia urungkan, ia memilih untuk diam sambil duduk menunggu Baekhyun kembali berbicara.

"Akhir-akhir ini, aku merasakan bahwa kau menjauh. Bahkan saat aku berbicara atau bertanya, kau enggan menjawabnya. Jujur, aku lumayan lega hari ini kau menjadi lebih baik." Baekhyun memeluk Hyuna.

"Bisakah aku pergi ke rumah orang tuaku sekarang?" Hyuna berkata pelan. Baekhyun ingin melarangnya karena ini sudah malam. Tetapi karena Hyuna terlihat sangat merindukan orang tuanya. Akhirnya Baekhyun mengangguk.

"Sebentar." Baekhyun beranjak saat mendengar nada dering telepon. Dari Jongin, pria itu langsung mengangkatnya. Hingga beberapa saat kemudian terdengar suara dari seberang.

"Baek, aku berhasil melacak nomor saat itu. Kau harus kesini sekarang juga. Aku memiliki asumsi bahwa sebenarnya Hyuna tahu siapa pelakunya. Akan tetapi dia menyembunyikannya dengan kita selama ini. Baekhyun, dengarkan aku, sekarang kau pergi ke rumahku tapi jangan ajak Hyuna kesini."

Perkataan Jongin baru saja membuat Baekhyun mengusap wajahnya kasar. Pria itu melirik ke arah Hyuna. Apakah karena hal itu selama ini Hyuna menjauh darinya? Yang bisa dipikirkan Baekhyun sekarang hanyalah, Hyuna diancam atau sejenisnya. Untungnya dalam hal seperti ini kemampuan Jongin bisa diandalkan.

"Baiklah, aku akan segera ke sana," ucap Baekhyun memutuskan panggilan. Baekhyun akan pergi ke rumah Jongin setelah mengantarkan Hyuna ke rumah orang tuanya.

"Hyuna, sebaiknya bersiap-siaplah. Tapi aku tidak bisa menemanimu, tidak apa 'kan?" Hyuna mengangguk lalu pergi ke kamar mandi untuk mencuci mukanya. Baekhyun menghela napas sebentar. Hyuna terlihat menyembunyikan sesuatu darinya.

Baekhyun mengambil kunci mobil, lalu segera menunggu Hyuna di depan. Mereka tidak perlu mengganti baju karena memang setelah pergi ke supermarket mereka belum mengganti bajunya.

Wanita itu merenggangkan tubuhnya yang terasa sangat kaku. Lalu pergi menyusul Baekhyun yang mungkin sudah menungguinya. Saat membuka pintu depan pria itu sudah tidak ada. Hyuna berpikir bahwa Baekhyun mungkin sudah pergi ke tempat parkir terlebih dahulu.

Baekhyun sudah berada di mobil ketika tadi tiba-tiba Jongin kembali meneleponnya menyuruhnya cepat. Akhirnya Baekhyun memberitahu bahwa akan mengantarkan Hyuna ke rumah orang tuanya terlebih dahulu.

Baekhyun menyimpan ponselnya ketika melihat Hyuna berjalan ke arah mobil. Wanita itu menenteng sebuah tas, sepertinya Hyuna membawa beberapa pakaian. Hyuna menaruh tas tersebut di kursi belakang lalu duduk di sebelah Baekhyun.

"Kau ingin menginap?" Hyuna hanya menganggukkan kepalanya sejenak lalu kembali diam sambil bermain ponsel. Entah apa yang wanita itu kini lakukan. Hyuna hanya mencari-cari tempat yang bisa dikunjungi di Seoul.

"Namsan Tower?" Hyuna menggumamkan kata tersebut yang ternyata di dengar oleh Baekhyun. Baekhyun menoleh sebentar ke arah Hyuna. Kini Baekhyun mengerutkan dahinya.

"Kau ingin pergi ke sana?" Hyuna yang sadar bahwa Baekhyun mendengarnya sontak menggeleng. Hyuna hanya mencari-cari tempat itu karena bosan. Kini Hyuna menaruh ponselnya. Dia menatap jalanan yang terlihat cukup ramai.

"Pasti akan sangat menyenangkan pergi ke Namsan pada saat salju pertama. Tapi sayangnya pasti akan sangat ramai di sana pada saat-saat seperti itu." Baekhyun menghentikan mobilnya. Tidak terasa mereka sudah sampai di depan rumah yang dulu Hyuna tinggali.

"Sampai jumpa besok." Baekhyun melajukan mobilnya tidak ikut masuk ke dalam. Hyuna menghela napasnya melihat mobil Baekhyun perlahan menjauh hingga tidak terlihat.

W H Y • Y O U

"Kenapa kau sangat lama?" Baekhyun segera duduk setelah sampai di rumah Jongin. Tadi dia mengendarai mobilnya di atas kecepatan rata-rata karena Jongin terus mengiriminya pesan untuk cepat datang.

"Ceritakan semuanya, tanpa terlewat." Baekhyun hanya mengangguk lalu menyuruh Jongin mengatakan maksud dari perkataan Jongin tadi. Pria itu lalu mulai berbicara.

"Aku sangat merinding jika semua perkiraan ini benar. Jadi seperti yang kau katakan beberapa hari lalu, aku mencari pemilik nomor tersebut. Dan tebak siapa yang kudapat ketika mencari tahu orangnya." Jongin menghela napasnya sebentar lalu memperlihatkan sebuah pesan ke Baekhyun.

"Lee Yoon-rae? Maksudmu member girl group yang naik daun belakangan ini? Tidak masuk akal." Baekhyun sedikit berteriak ketika mengetahui hal tersebut. Bagaimana bisa seorang idol melakukan hal seperti itu?

"Yap, dan kau tahu apa yang menarik? Istrimu sepertinya mengetahui bahwa Yoon-rae terlibat. Butuh perjuangan untuk mengetahui hal ini. Di malam kejadian dia menelepon seseorang hingga aku mendapatkan rekamannya." Pria itu memutar rekaman telepon yang dimaksud.

"Aku sudah sampai di gedung agensi. Ancam wanita itu hingga dia menurut. Bagaimanapun kita harus membuatnya tunduk. Yang sangat menyenangkan di sini adalah suaminya sedang tertidur di rumah sakit tanpa mengetahui istrinya pergi ke mana. Ini ternyata jauh lebih menyenangkan."

"Baiklah, sampai jumpa. Aku akan menghubungimu nanti."

Kini suara seorang pria yang terdengar. Baekhyun mengepalkan tangannya. Dia bersumpah akan membunuh orang itu.

"Apakah ada yang lainnya?" Jongin menggeleng, tapi setelahnya pria itu kembali menunjukkan sebuah file yang berisi beberapa informasi. Dengan segera Baekhyun membukanya lalu membaca dengan saksama.

"Setelah itu mereka tidak saling menelepon hingga saat ini. Sepertinya artis itu tidak hanya memiliki satu nomor. Yang sekarang kau pegang adalah identitas pria saat itu. Pria yang menyiksa Hyuna malam itu, kita bisa membawa mereka ke kantor polisi saat ini juga. Jika itu yang kau mau, Baek."

"Pyo Tae-Jin?" Jongin mengangguk lagi.

"Usianya tiga puluh lima, kau bisa mengetahui semuanya mulai dari alamat sampai kampung halamannya. Kau benar-benar tidak mengingatnya?" Baekhyun menggeleng, walaupun dia merasa cukup familier dengan nama itu.

"Dia kakak tiri Sehun. Yah, mungkin kau memang belum pernah bertemu dengannya, tetapi aku pernah sekali. Dunia memang sangat sempit. Mulai dari Hyuna yang mengidolakan Taeyeon rekan satu grup Yoon-rae, sampai kakak tiri Sehun." Baekhyun membuka lembar berikutnya lalu menemukan biodata keluarga Pyo Tae-Jin. Benar, ada nama Sehun sebagai adik tiri.

"Tetap saja kita tidak bisa menghubungi Sehun, Baek. Sepertinya aku harus memberitahukan sesuatu. Tentang kenapa Sehun meninggalkan Seoul." Sontak mata Baekhyun membulat.

"Kau mengatakan kepadaku bahwa Sehun hanya tiba-tiba pergi tanpa penjelasan. Karena itu aku juga tidak ingin menghubunginya." Baekhyun berkata pelan.

"Karena itu yang Sehun inginkan. Dia ingin aku berkata seperti itu kepadamu. Aku tidak bisa menolak permintaannya." Pria itu berkata lirih tidak seperti tadi.

•••••

Sabtu, 14 Agustus 2021.

•••••

Hoho, makasih banyak udha mau nyempetin baca cerita ini <3 lop dahh. Emm, aku ganti pemeran di sini ya wkwk. Visual Yoon-rae asa terpikir di otakku tapi ga bakalan aku up (bukan artis atau idol jadi tenang aja). Meratapi kesalahan lamaku huhu :(.

Yang mau minta link channel Telegram bisa DM ya. ^^

Maaf kalau ada typo, soalnya hampir ga aku edit sama sekali huhu.

WHY YOU? ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang