Kang Jiran terduduk lemas setelah melihat satu pesan dari ponsel milik kakaknya. Niatnya tadi adalah membangunkan orang itu. Namun setelah memasuki kamar, Jiran tidak menemukan kakaknya di ruangan tersebut. Muncul satu notifikasi dari ponsel milik kakaknya yang Jiran yakini sengaja kakaknya tinggal. Perempuan itu langsung membuka pesan tersebut.
Kang Jin-Oh Aku tahu kau pelakunya selama ini. Sudah cukup kau bersembunyi dan lebih baik serahkan dirimu ke polisi. Aku bukan orang baik seperti Hyuna yang tetap menyembunyikan fakta bahwa kau memperkosa kakaknya. Serahkan dirimu atau kau akan menyesal selamanya.
Aku sudah muak mengetahui semua ini. Bagaimana? Kau mau menyerahkan diri atau aku yang melaporkan dengan bukti yang sudah ada. Ahh, maaf lebih baik kau menyerahkan diri. Karena orang yang memiliki bukti itu sedang kehilangan ingatannya.
"Pria gila!" Jiran berteriak lalu berlari keluar dari kamar kakaknya. Matanya sudah berair, dan ini masih pagi hari. Akan tetapi harinya sudah hancur. Bahkan dia tidak yakin apakah bisa menjalani kehidupan normalnya setelah ini. Setelah mengetahui fakta yang sangat menyakitkan.
Orang yang selama ini dia sayangi dan dia anggap keluarga. Ternyata bukanlah keluarga. Melainkan pengkhianat, bagaimana bisa Hyuna selama ini tahan dengan adik seorang penjahat sepertinya? Jika saja Jiran berasa di posisi Hyuna mungkin dia tidak akan bisa berteman dengan adik seorang pemerkosa. Ya, kakaknya merupakan seorang pemerkosa. Itulah hal yang baru saja dia tahu.
Tangga. Jiran segera berlari menuju ke tangga penghubung lantai satu dan dua yang ada di rumahnya. Perempuan itu menutup matanya lalu segera menjatuhkan dirinya dari tangga itu. Hingga pingsan tidak sadarkan diri. Anggap saja ini hukuman, lagipula aku tidak bisa menjalani hidupku dengan tenang jika saja aku tetap hidup dengan baik.
W H Y • Y O U
"Kau sudah bangun?" Hyuna menggeliat kecil memeluk tubuh Baekhyun. Menghirup aroma yang berasal dari tubuh Baekhyun, Hyuna menyukai hal ini. Hangat, wangi, dan ... dia merasa aman. Entah kenapa selama berada di dekat Baekhyun, Hyuna selalu merasa tenang dan aman.
"Sebentar saja, biarkan seperti ini sebentar saja. Kenapa aku baru menyadari bahwa tubuhmu benar-benar membuatku nyaman, eoh?" Baekhyun tersenyum kecil. Lalu balas memeluk Hyuna.
"Baiklah, kembali tidur. Aku juga akan menemanimu." Baekhyun dan Hyuna memejamkan matanya setelah beberapa saat. Saat Baekhyun hampir terlelap, suara bel apartemen berbunyi. Membuat kedua orang itu langsung berpindah posisi.
"Siapa yang mengganggu pada saat seperti ini?" Pria itu menggerutu kecil lalu pergi untuk membukakan pintu. Baekhyun menegang ketika melihat siapa yang datang. Matanya masih saja enggan berkedip.
"Oppa, siapa yang datang?" Hyuna berteriak dari dalam dan terdengar hingga tempat Baekhyun dan Chanyeol berada. Ya, Park Chanyeol-lah yang datang ke apartemen ini. Baekhyun tidak tahu apa yang merasukinya hingga mempersilahkan Chanyeol untuk masuk ke dalam.
"Masuklah dulu, Yeol." Pria itu berjalan di depan tamunya sendiri sambil menunduk. Masih cukup terkejut karena Chanyeol datang ke apartemennya.
"Bisa kau panggil istrimu. Sepertinya aku harus berbicara di depan kalian berdua sekaligus." Chanyeol berkata pelan. Suasana di antara mereka berdua sangatlah canggung. Baekhyun juga tidak ingin berinisiatif berbicara lebih dulu.
Baekhyun berjalan menuju ke kamar. Pandangannya masih kosong entah mengarah kemana.
"Hyuna-ya, Chanyeol datang. Dia ingin mengajak kita berdua berbicara." Baekhyun berkata pelan, sangat pelan hingga nyaris Hyuna tidak mendengarnya. Hyuna hanya mengangguk lalu berjalan keluar kamar sambil menggandeng tangan Baekhyun.
Benar, Hyuna merasa cukup takut. Dan dia berusaha sedekat mungkin dengan Baekhyun. Karena seperti yang kalian tahu, ketika berada di dekat Baekhyun Hyuna merasa aman. Walaupun untuk saat ini sebenarnya tidak alasan untuk Hyuna takut akan kedatangan Chanyeol.
Chanyeol menatap kedatangan Hyuna dan juga Baekhyun yang sambil berpegangan tangan. Terbesit sedikit rasa cemburu di hatinya, tapi Chanyeol tahu dia tidak akan pernah pantas merasakan hal itu.
"Ekhmm," Chanyeol ber-dehem kecil untuk mencairkan suasana yang sangat tegang.
"Kuharap kalian tidak terganggu jika aku datang di saat seperti ini. Aku datang untuk meminta maaf atas kesalahpahaman yang terjadi selama ini. Dan aku harap, kita bisa berteman kembali seperti dulu." Baekhyun diam, begitu pula dengan Hyuna.
Hingga pria bermarga Byun itu menggeleng kecil. Ini salah, seharusnya dia yang meminta maaf karena mencurigai sahabatnya sendiri. Seharusnya dia-lah yang merasa bersalah selama ini. Dan seharusnya dia yang datang ke tempat Chanyeol bukan sebaliknya.
"Yeol, ak-aku yang seharusnya minta maaf." Baekhyun kembali berkata lirih. Dan itu hampir tidak terdengar oleh Chanyeol maupun Hyuna. Baekhyun merasa sangat gugup ketika mengatakan kalimat tersebut.
"Jadi, apakah sudah tidak ada kesalahpahaman lagi di antara kita?" Baekhyun mengangguk kikuk atas pertanyaan Chanyeol itu. Chanyeol juga entah kenapa ikut mengangguk-anggukan kepalanya.
"Benar-benar sudah selesai 'kan? Aku harap hubungan kita membaik. Dan dari wajah kalian, sepertinya aku mengganggu waktu kalian berdua yang entah sedang melakukan apa. Dan juga, Hyuna kuharap kau segera mengingat semuanya. Dan juga selamat kalian akan segera menjadi orang tua. Aku akan pulang ke rumah. Sampai jumpa." Baekhyun menahan pergelangan tangan Chanyeol saat pria itu hendak pergi.
"Setidaknya katakan alamat rumahmu, aku akan berkunjung lain kali."
"Aku akan mengirimi pesan saja. Sampai jumpa besok di pernikahan Jongin." Tanpa menunggu jawaban Chanyeol segera pergi keluar dari apartemen. Saat ini rasa bersalah kembali memenuhi pikiran dan hati Baekhyun. Secepat itukah?
"Oppa, apakah ini berarti kesalahpahaman kalian selesai?" Baekhyun menoleh ke arah Hyuna. Sejak tadi wanita itu hanya diam di tempatnya tanpa mengatakan sepatah kata pun.
"Sepertinya. Karena aku masih belum merasa ini selesai. Sekalipun aku tahu Chanyeol bukan orangnya." Baekhyun mengelus kepala Hyuna mengajak Hyuna untuk masuk ke kamar lagi.
"Arghhhh," Hyuna memegangi kepalanya yang terasa sangat sakit. Pandangannya mulai kabur. Hingga Hyuna jatuh pingsan ditempat.
"Hyuna!! Kau, bangunlah." Baekhyun menepuk-nepuk pipi Hyuna. Walaupun tidak ada hasilnya. Pria itu langsung membopong Hyuna menuju ke kamar.
W H Y • Y O U
"Aishh, kenapa rokku sobek lagi? Ahhh, hujan lagi." Aku berlari sedikit kencang hingga sampai ke halte bus. Kondisi ku sekarang masih mengenakan seragam SMA.
"Eonni?" Aku melihat seorang perempuan berjalan ke arahku. Kini perempuan itu sudah sampai, tangannya mengulurkan sebuah payung. Wajahnya terlihat sangat cuek seolah tidak ingin melihatku.
"Terima kasih. Eonni, kau mau pulang bersama?"
"Tidak usah, lebih baik menjauh dariku." Aku hendak membantah tetapi perempuan itu segera pergi. Dia berlari cukup kencang untuk menghindari hujan. Membuatku memandang payung yang kini sudah beralih ke tanganku.
Aku segera membuka payung itu lalu kembali berjalan menuju ke halte bus yang sudah sangat dekat. Walaupun sedikit percuma karena aku sudah basah kuyup.
"Kenapa harus memberikannya kepadaku jika kau membenciku, Eonni? Aku muak"
•••••
Minggu, 8 Agustus 2021.
•••••
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY YOU? ✅
Fanfiction[END] Baekhyun tidak pernah tahu jika kesalahannya dalam satu malam membuat hidup yang ia jalani berubah total. Hyuna yang terbangun setelah hampir dua minggu terbaring di ranjang rumah sakit. Wanita itu ... mengalami amnesia. Seharusnya dia tidak l...