Why You? (46)

50 8 2
                                    

“Paman!” Jin-Hwa bersorak kecil saat melihat Baekhyun berada di dekatnya. Baekhyun juga merasakan hal yang sama. Karena saat melihat Jin-Hwa dia kadang merasa seperti melihat Hyuna.

Entahlah ini tindakan yang benar atau salah. Baekhyun hanya ingin memastikan satu hal. Karena itu dia mengajak Jin-Hwa ke rumahnya, tanpa mengajak Hyuna. Walaupun pria itu sedikit kebingungan kenapa Hyuna mau membiarkan Baekhyun membawa anaknya.

Di rumahnya Baekhyun tidak hanya sendiri. Tetapi ada Jongin dan juga Sehun. Untuk Chanyeol dia berhalangan datang entah karena alasan apa. Jujur saja, keadaannya dengan Chanyeol tidak seperti dulu. Ada rasa canggung ketika berada di dekat Chanyeol. Meskipun mereka sudah lama kesalahpahaman mereka selesai.

“Do Jin-Hwa!” Baekhyun ikut berteriak ketika Hyuna mendekatinya. Di belakang anak itu terdapat Hyuna. Wanita itu terlihat biasa saja, tidak marah atau sebagainya. Membuat Baekhyun semakin bingung. Tapi Baekhyun tidak ingin terlalu memedulikan itu.

Mungkin, Hyuna ingin cepat-cepat Baekhyun menghilang dari hidupnya. Karena itulah Hyuna merelakan satu hari tidak bersama Jin-Hwa. Dan itu hanya mungkin, karena dia tidak benar-benar tahu apa yang terjadi sebenarnya.

“Kau mau makan siang apa hari ini?” Baekhyun menatap ke arah Jin-Hwa. Sekarang mereka sudah berada di depan rumah Baekhyun. Dan sepertinya yang lainnya sudah datang karena terlihat mobil mereka terparkir di tempat ini.

“Emm, apa saja asal membuatku kenyang.” Mendengar balasan dari Jin-Hwa Baekhyun dengan gemas mencubit pipi anak itu. Membuat Jin-Hwa merenggut kesal karena perlakuan Baekhyun baru saja. Tapi dengan cepat dia berlari menuju ke arah pintu rumah Baekhyun.

“Sebentar, akan kubuka.” Baekhyun membuka pintu rumah. Pria itu menggendong Jin-Hwa, lalu mulai memasuki rumah. Saat masuk tidak hanya ada dua orang yang datang. Melainkan anak  Jongin—Kim Jiwon, ikut bersamanya.

Saat melihat Jiwon, Jin-Hwa berusaha untuk turun dari gendongan Baekhyun. Lalu berlari ke arah mereka bertiga. Bagi Baekhyun Jin-Hwa dan juga Jiwon terlihat saling mengenal. Entah benar atau tidak, tapi kelihatannya seperti itu bagi Baekhyun sekarang.

“Jin-Hwa?!” Jongin sedikit berteriak ketika mengetahui Jin-Hwa adalah orang yang dimaksud oleh Baekhyun. Dan sepertinya dugaan Baekhyun benar. Walaupun entah darimana mereka saling mengenal satu sama lain. Saat Baekhyun masih diam, Jin-Hwa dan juga Jiwon masih berbicara satu sama lain.

“Kau mengenalnya?” Sehun bertanya kepada Jongin lalu dia mengangguk. Tentu saja Jongin mengenalnya karena saat berkunjung ke sekolah anaknya dia selalu menjumpai Jin-Hwa. Dan juga Jiwon selalu membicarakan anak itu sepanjang waktu di rumah mereka. Setelah semua itu bagaimana bisa Jongin tidak mengetahui Jin-Hwa. Walaupun dia hanya sebatas mengetahui, tidak lebih dan tidak kurang.

“Tentu saja, dia adalah teman Jiwon. Kau tahu kan anakku yang satu ini baru saja pindah sekolah, dan teman pertamanya adalah Jin-Hwa. Tapi ... bukankah kau bilang namanya Do Jin-Hwa? Aku pikir kau salah. Namanya Byun Jin-Hwa, jika tidak percaya tanyakan saja.”

Jongin berkata sambil menatap Baekhyun. Dia tidak terlalu memahami situasi sekarang ini. Maka dari itu Jongin menatap ke arah Baekhyun untuk meminta penjelasan lebih lanjut. Apa maksudnya? Karena semalam jelas-jelas Baekhyun menceritakan semuanya dengan mengirimi pesan.

“Jin-Hwa,” Anak itu menoleh lalu berlari ke arah Baekhyun. Mereka bahkan baru bertemu untuk kedua kalinya. Tetapi keduanya merasa sudah mengenal selama bertahun-tahun. Dilihat dari interaksi Baekhyun dan juga Jin-Hwa.

“Apakah paman boleh tahu siapa namamu?”

“Byun Jin-Hwa.” Butuh beberapa waktu bagi Baekhyun untuk mencerna kata-kata Jin-Hwa. Jadi ... apakah maksudnya Hyuna berbohong kepada Baekhyun? Tapi kenapa? Sebegitu bencinya Hyuna kepada Baekhyun?

“Tapi bukankah ayahmu bernama Do Kyungsoo?” Jin-Hwa mengangguk kecil walaupun ragu. Tidak seperti saat dia membanggakannya hari itu. Jika Kyungsoo benar-benar ayah Jin-Hwa. Seharusnya namanya adalah Do Jin-Hwa bukan Byun Jin-Hwa.

“Itu karena aku tidak memiliki ayah. Ibu pernah berkata jika ada yang menanyakan siapa ayahku, suruh saja jawab Paman Kyungsoo. Katanya agar aku tidak malu.” Baekhyun kembali tidak bisa berbicara. Tapi tangannya bergerak untuk mengelus pucuk kepala Jin-Hwa.

“Sebentar,” Baekhyun mengambil ponselnya berusaha untuk menelepon nomor Hyuna. Hingga setelah mencoba beberapa kali mereka tersambung dalam sebuah telepon.

“Byun Jin-Hwa. Namanya bukan Do Jin-Hwa tetapi Byun. Kenapa marganya bisa sama denganku? Hyuna-ya, jawab aku.” Baekhyun memohon kepada Hyuna, suaranya terdengar sangat menyakitkan, siapapun yang mendengarnya pasti akan tersentuh.

“Karena dia bukan anak Kyungsoo, dia adalah anakmu. Itu jawaban yang kau mau kan? Kalau sudah aku tutup. Bawa Jin-Hwa pulang sebelum pukul 15.00 sore.” Telepon terputus. Menyisakan Baekhyun dengan segenap kebingungannya. Perasaan aneh menyergap hatinya, dan Baekhyun belum pernah merasakan hal ini.

“Baek, belnya berbunyi. Aku akan membukakan pintunya sebentar.” Saat Sehun berkata demikian, Baekhyun langsung mencegahnya dan berkata tidak usah, karena bagaimanapun, orang yang baru saja menekan bel adalah tamu Baekhyun. Maka seharusnya Baekhyun yang membukakan pintu itu.

“Baekhyun-ssi. Ini aku, jangan buka pintunya. Lihatlah ke bawah, aku menyelipkan sesuatu di sana. Sampai jumpa.” Baekhyun menundukkan kepalanya, dan benar. Ada sebuah amplop yang entah apa isinya. Baekhyun membukanya lalu menemukan sebuah foto.

Itu adalah foto yang Baekhyun ambil bersama Jongin dan juga Eunji. Mereka hanya mencetak tiga lembar. Dan setiap dari mereka membawa salah satunya. Itu tidak mungkin Jongin karena dia berada di rumah Baekhyun. Apalagi Baekhyun, pria itu masih menyimpan foto ini di lemarinya. Sebelumnya Baekhyun memajang foto itu di meja kamarnya, tetapi setelah pindah Baekhyun memilih untuk menyimpan semua foto-fotonya di lemari.

Saat membaliknya Baekhyun menemukan sebuah catatan kecil. Dan hal itu semakin membuat Baekhyun merasa aneh, karena tidak mungkin jika Eunji yang mengiriminya. Hanya saja dia tidak asing dengan suara wanita tadi. Jelas itu bukan suara Hyuna, terdapat perbedaan di antara keduanya.

Ini aku, Eunji.

Kau masih tidak mengenaliku 'kan? Syukurlah, aku berharap kau tidak pernah mengenaliku. Karena aku takut jika keberadaan ku diketahui. Selama ini aku hidup dalam kebohongan. Kita dekat, hanya saja kau tidak mengenalku. Sampai bertemu lagi, Baek.

Tentang Hyuna ... apakah kau benar-benar berakhir dengannya?

Bisa saja orang ini mengaku-ngaku sebagai Eunji. Tetapi jika dia bukan Eunji. Dari mana orang itu mendapatkan foto ini? Foto yang mereka ambil sebelas tahun lalu. Tiba-tiba Eunji menginginkan berfoto karena katanya jalanan itu terlihat sangat cantik. Itu adalah, orang yang selama ini ia kenal sebagai Taeyeon.

Kalimat terakhir dari pesan itu membuat Baekhyun semakin tidak habis pikir. Apakah Hyuna mengetahui orang ini? Atau dia di balik semua ini? Dan lagi-lagi tidak ada yang bisa menjawab Baekhyun.

•••••

Sabtu, 28 Agustus 2021.

•••••

Engga aku revisi sama sekali hehe. Aku abis ganti keyboard jadi agak menyesuaikan deh, masih aneh juga rasanya. Kira-kira ini bakalan selesai sebentar lagi, ga nyangka dah mau chap 50 aja. Aku pengen konsisten ngedraft ternyata agak susah :(

Aku up jam segini karena mau tidur wkwk.

Maaciw yang mau mampir ke ceritaku ini hehe. Lop banyak-banyak dehh.

Jangan lupa tekan bintang di pojok bawah ya~

WHY YOU? ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang