Dua bulan kemudian....
“Hyuna!” Baekhyun langsung menangkap Hyuna ketika wanita itu pingsan di lift. Mereka baru saja membeli keperluan di supermarket dekat apartemen yang mereka tinggali. Baekhyun segera membawa Hyuna ke ranjang mereka setelah masuk ke apartemen.
Pria itu menghela napas berulang kali. Akhir-akhir ini Hyuna selalu menjauhinya. Entah karena hal apa, yang pasti wanita itu selalu menghindar. Baekhyun pun tadi harus sedikit memaksa Hyuna untuk ikut membeli keperluan. Dan lagi, Hyuna hampir selalu menghabiskan waktunya di kamar setiap saat.
Bukannya Baekhyun tidak suka atau bagaimana, tetapi hal itu jelas tidak baik bagi kesehatan Hyuna. Ditambah saat ini Hyuna sedang mengandung.
Pria itu kini beralih memeluk tubuh Hyuna. Sudah lama mereka tidak berpelukan seperti ini. Terakhir kali adalah ketika Hyuna terbangun di rumah sakit dua bulan yang lalu. Tentu saja Baekhyun sangat merindukan pelukan itu. Pelukan hangat dan menenangkan dari wanita yang dicintainya. Kini dia mengelus rambut Hyuna dengan tenang. Luka di kaki Hyuna sudah sepenuhnya sembuh.
“Hyuna, apakah ada hal yang mengganggumu selama ini? Jika ada katakan dengan jujur, eoh? Aku sangat menyesal ketika kau menjauh akhir-akhir ini. Aku sangat rindu kepadamu, jadilah Hyuna yang dulu. Jangan menjauh lagi, aku tidak akan sanggup jika kau menjauh.”
Baekhyun berkata lirih, bahkan jika saat ini Hyuna membuka matanya, kemungkinan besar wanita itu tidak mendengarnya. Kini pandangan Baekhyun beralih ke perut Hyuna yang masih rata. Matanya mulai berkaca-kaca.
“Anak ayah, sehat-sehatlah di perut ibumu, oke? Jangan pernah merepotkan ibumu, dia masih terlalu muda. Jadilah anak yang kuat.” Baekhyun mencium perut Hyuna lalu mengusap air matanya yang mulai berjatuhan.
W H H • Y O U
“Hyun! Cepatlah ke sini, kami sudah membeli tteokbokki.” Aku berlari cepat menuju ke empat orang lelaki yang sedang duduk di dekat kolam. Tentu saja aku mengenali keduanya, Baekhyun, Jongin, dan juga Chanyeol. Lalu apakah salah satunya adalah orang yang bernama Oh Sehun?
“Sudah kubilang jangan memanggilku Hyun, aku membencinya. Omong-omong di mana kakakku?” Jongin langsung tertawa kecil mendengar aku berbicara.
“Sedikitlah sopan, kami jauh lebih tua di atasmu. Lagipula kami memanggil ‘Hyun’ agar bisa memanggil dua orang sekaligus. Salahkan orang tuamu dan Baekhyun. Soal kakakmu dia sedang les menyanyi.” Jongin memukul kepalaku menggunakan tangannya dengan pelan membuatku mengaduh.
“Oppa-deul lain kali panggil aku ‘Hyuna’ kalian tidak bisanya mengubah nama seseorang dengan begitu mudah. Dan juga, kenapa orang itu bahkan tidak memberitahuku jika dia pergi untuk menyanyi. Bisa gila lama-lama aku tinggal dengannya.”
“Dasar anak kecil, belajarlah yang rajin jangan lupa mengerjakan PR yang gurumu berikan.”
“Aishh, Oppa! Usiaku sudah lima belas tahun. Garis bawahi itu, kenapa kalian selalu menganggap bahwa aku adalah anak kecil? Aku muak dengan hal itu.” Aku memajukan bibir, walaupun kata-kata yang barusan ku utarakan benar-benar serius.
“Sehun, belikan dia bubble tea.” Chanyeol menggerak-gerakan lengan orang itu. Benar, dia orang yang bernama Sehun. Hal itu membuatku dengan cepat langsung melepas salah satu sepatuku lalu melemparkan ke arah Chanyeol.
“Sudah kubilang aku tidak menyukai minuman itu. Jika dipikir-pikir kenapa kalian selalu membuatku marah? Jika kalian juga akan seperti ini kepada pasangan kalian. Mungkin besok-besok kalian tidak akan menikah karena tidak ada satu orang pun yang mau.” Hal yang kukatakan membuat orang-orang yang sedang duduk di tempat ini seketika tertawa.
“Jika orang lain tidak mau dengan kami, kau akan mau dengan Baekhyun.” Aku diam, kenapa orang-orang ini selalu membuat mood-ku menjadi buruk. Tetapi, aku selalu bersama mereka.
“Kau gila.” Baekhyun berdiri hendak meninggalkan tempat itu. Sedari tadi orang itu hanya diam mendengarkan kami berbicara. Segera aku berdiri lalu berucap.
“Aku yang akan pergi. Oppa, kau tetaplah di sini.” Aku berlari meninggalkan mereka. Hal itu membuatku merasa menjadi orang paling tidak diinginkan sedunia. Walaupun aku tahu mereka hanya bercanda.
“Kenapa aku harus menyukai orang yang sama dengan kakakku? Jika saja ada Baekhyun lain di dunia ini, aku akan menyukai bahkan mencintai orang itu. Asalkan bukan orang yang sama dengan kakakku.” Aku berhenti menatap jalanan di depan.
“Tapi tetap saja setelah apa yang terjadi baru saja. Aku tidak bisa membenci orang-orang itu.
W H Y • Y O U
“Kau sudah bangun?” Baekhyun berusaha mendudukkan Hyuna dan mengambilkan air putih untuknya. Wanita itu hanya mengangguk sekilas. Apakah karena itu dia membenci panggilan Hyun? Namun, hampir tidak masuk akal hanya karena hal sepele dia membenci panggilan tersebut. Maklumlah mungkin karena dulu ia masih remaja.
“Akhh,” Hyuna memegangi kepalanya yang kembali merasakan pusing. Kini Hyuna mengambil air yang ada di tangan Baekhyun lalu meminumnya.
“Oppa, kau tahu aku mencintaimu 'kan?” Baekhyun menatap istrinya setelah menaruh gelas ke meja. Pria itu mengangguk, lalu memeluk Hyuna. Hyuna berusaha melepaskan pelukan itu, tetapi Baekhyun menahannya.
Hyuna selalu berusaha menjauh dari Baekhyun. Menolak pelukannya, enggan berada di dekatnya, bahkan memunggunginya saat tidur. Tetapi jauh di lubuk hati Hyuna wanita itu sama sekali tidak sanggup. Setiap saat Hyuna merasa sesak dan ingin menangis sejadi-jadinya tapi hal itu tidak pernah bisa Hyuna lakukan.
“Bolehkah aku bertanya apa cita-citamu?” Baekhyun hanya mengangguk mendengar pertanyaan Hyuna. Kini pria itu menatap ke arah pintu. Meskipun mengingat cita-citanya Baekhyun harus mengingat hal yang cukup dibencinya.
“Setidaknya aku menanyakan ini karena merindukan bertanya dan Oppa yang selalu menjawabnya.” Wanita itu berkata dalam hati. Kini dia tersenyum kecil menatap ke arah suaminya. Sudah lama dia tidak tersenyum kepada Baekhyun.
“Penyanyi yang terkenal. Aku selalu ingin menjadi penyanyi, dan aku menjalin hubungan dengan kakakmu karena cita-cita kami sama.” Hyuna hanya mengangguk, miris. Baekhyun membicarakan Eunji di depannya. Hyuna tahu bahwa Eunji adalah kakaknya dan tidak bisa kembali lagi ke dunia ini. Tapi tetap saja Hyuna merasa tidak nyaman, apakah ini yang dinamakan cemburu?
“Aku tidak ingin menjadi penyanyi lagi, hanya saja aku kadang-kadang masih menyanyi. Menyanyi adalah hidupku, Hyuna.” Hyuna kembali mengangguk. Tidak ingin menanyakan kenapa Baekhyun berhenti menyanyi. Karena sepertinya pria itu tidak ingin membicarakannya.
“Apakah Oppa tahu apa cita-citaku? Aku tidak mengingatnya.” Hyuna kembali mencari pertanyaan. Dia ingin mendengarkan Baekhyun berbicara panjang lebar seperti biasanya. Pertanyaan tadi hanyalah kedok bagi Hyuna.
“Kau ingin menjadi aktor. Dulu kau selalu berlatih akting, tetapi aku tidak mengetahui alasan kau berhenti kenapa. Lucu sekali jika mengingat dulu, kau selalu marah dengan kami karena kami menganggapmu anak kecil. Kau dulu juga ingin menjadi idol. Namun suaramu tidak bagus, jadi kau memilih menjadi aktor. Banyak orang yang iri dengan matamu Hyuna. Matamu sangat bulat, berbeda jauh dengan Eunji yang matanya kecil.”
Hyuna mengerjapkan matanya, benar juga, matanya cukup besar dibandingkan orang-orang di sekitarnya. “Kalau begitu, bolehkah aku pergi?”
•••••
Jumat, 13 Agustus 2021.
•••••
Ini totalnya antara 63-64 part ya. Aku ga tahu dan males ngecek juga. Semisal ada yang mau ditanyain bisa lewat bot Telegram. DM aja buat @(nya), atau bisa lewat channel. Sekarang udah aku private si. Dan juga di Telegram aku kasih tahu dengan jelas pemberitahuan 'penting bngt'. Mumpung wifi lancar aku update siang aja.
Janlup pencet bintang ya. Tenciyuuu.
•••••
Tadi siang udah aku publish sampe salin link tapi kok masih di draft ya ....
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY YOU? ✅
Fanfiction[END] Baekhyun tidak pernah tahu jika kesalahannya dalam satu malam membuat hidup yang ia jalani berubah total. Hyuna yang terbangun setelah hampir dua minggu terbaring di ranjang rumah sakit. Wanita itu ... mengalami amnesia. Seharusnya dia tidak l...