"Bolehkah aku meminta tolong? Simpan semuanya hingga tanggal 20." Baekhyun memegang erat kedua bahu Hyuna. Sedangkan Hyuna diam.
"Kenapa harus tanggal itu?"
"Tadi Ibu menyuruhku untuk membaca peruntungan. Orang dulu sangat suka melakukan hal itu sebelum menikah." Hyuna menganggukkan kepalanya pelan lalu meninggalkan Baekhyun dan menuju ke kamarnya. Hingga tangan Baekhyun menarik Hyuna menuju ke pelukannya. Jelas sekali Baekhyun mengalihkan topik pembicaraan mereka.
"Apakah mulai malam ini kau mau tidur di kamarku?" Hyuna berusaha melepaskan pelukan dari Baekhyun tetapi Baekhyun semakin mengeratkan pelukannya. Membuat Hyuna pasrah.
"Tidak sampai tanggal 20." Hyuna tersenyum miring, seolah sedang membalas perkataan Baekhyun yang sebelumnya.
"Ah, untuk itu, terserah aku menyerah. Sebaliknya rapikan barang-barang milikmu terlebih dahulu." Baekhyun tersenyum, membuat kekesalan Hyuna sebelumnya menghilang entah ke mana. Memang, pesona lelaki di depannya ini tidak main-main.
"Oke, aku mengerti."
W H Y • Y O U
Hari ini, hari yang ditunggu. Tanggal 20 Februari. Hari di mana Baekhyun dan Hyuna melangsungkan pernikahan mereka. Menjadi pasangan yang sah. Mengucapkan janji untuk bersama sehidup-semati.
Hyuna di ruangan menunggu sudah dengan gaun pernikahan miliknya. Ingatan tentang hari di mana mereka membaca peruntungan seolah terputar.
W H Y • Y O U
"Yang kau maksud membaca peruntungan adalah pergi ke peramal?" Baekhyun hanya menganggukkan kepalanya singkat lalu memasuki sebuah rumah kecil. Perjalanan mereka dari apartemen Baekhyun ke tempat itu memakan waktu kurang lebih dua jam lamanya.
Seorang wanita tua menyuruh mereka duduk di bawah. Lalu membawa meja kecil dan beberapa kartu yang ada.
"Pilihlah masing-masing kartu milik kalian, jangan hanya asal memilih, ikuti pilihan hati." Wanita tua itu berkata dengan suara kecilnya.
Baekhyun dengan cepat memilih salah satu kartu dan juga Hyuna. Mula-mula wanita tua itu mengambil kartu milik Hyuna dan memperhatikan wajah Hyuna dengan saksama. Membuat Baekhyun menggenggam tangan Hyuna yang terlihat sedikit khawatir.Padahal Baekhyun tidak terlalu percaya dengan hal seperti ini, namun mengingat tadi dia harus memenangkan Hyuna yang terlihat sedikit kesal. Mendatangi tempat ini menjadi pilihannya.
"Kau kehilangan ingatan bukan?" Hyuna menutup mulutnya dan mengangguk kecil.
"Kehidupan yang kau miliki hanya tentang menunggu. Meskipun kau tahu bahwa kemungkinan besar itu percuma. Kejadian-kejadian yang terjadi saat ini adalah takdir yang digariskan." Lalu orang itu menatap Baekhyun dan kartu yang dipilihnya. Menghela napas panjang.
"Bisakah aku berbicara dengan calon suamimu sebentar saja?"
"Baiklah, aku akan menunggu di mobil, Oppa."
W H Y • Y O U
"Apa yang sebenarnya mereka berdua bicarakan." Hyuna memandang wajahnya di cermin. Tinggal sebentar lagi, mereka akan resmi menjadi pasangan suami-istri. Tanpa menyadari bahwa ada beberapa tamu yang menatap Hyuna setengah tidak percaya.
Mempelai wanita dipanggil untuk segera keluar. Hyuna dan juga Baekhyun melaksanakan pernikahan dengan serangkaian acara yang memang sudah di tentukan.
Hingga tiba saatnya mereka mengucap janji suci.
"Saudara Byun Baekhyun sekarang ucapkan janji nikah saudara dengan sungguh-sungguh. Dengan kebebasan dan tanpa paksaan." Seorang pendeta berkata kepada Baekhyun, dan dengan segera Baekhyun mengucapkan janji suci itu tanpa keraguan di matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY YOU? ✅
Fanfiction[END] Baekhyun tidak pernah tahu jika kesalahannya dalam satu malam membuat hidup yang ia jalani berubah total. Hyuna yang terbangun setelah hampir dua minggu terbaring di ranjang rumah sakit. Wanita itu ... mengalami amnesia. Seharusnya dia tidak l...