Why You? (11)

118 19 9
                                    

"Kau adalah orangnya, aku tahu kau sudah menyadari hal tersebut. Namun, lebih baik kau mengatakannya. Kesalahan di masa lalu tidak seperti yang kau pikirkan, semua terjadi begitu saja. Dan jangan ulangi kesalahan itu untuk kedepannya. Ini hanya takdir."

"Aku akan mengatakannya besok, dan, ternyata melakukan hal seperti ini akurat. Terima kasih, aku pergi dulu." Baekhyun meninggalkan rumah wanita tua itu dengan bibir menyunggingkan senyuman.

W H Y • Y O U

Di sinilah semua berada, acara pernikahan belum selesai. Masih ada pyebaek yang menunggu mereka berdua, tepatnya besok. Hyuna menatap Baekhyun dengan tatapan menuntut, seolah meminta penjelasan bagaimana Baekhyun tahu siapa Hyuna. Jika diperbolehkan mungkin Hyuna bisa melemparkan sepatunya ke arah Baekhyun.

"Tanyakan saja, jika aku ceritakan dari awal terlalu panjang." Hyuna mengangguk lalu mulai menanyakan hal-hal yang mengganjal di pikirannya.

"Dari mana kau tahu siapa aku, dan sejak kapan?" Itu adalah pertanyaan utamanya. Mengingat seharusnya lelaki ini langsung memberitahukan kebenaran yang ada bukannya menyembunyikan seperti ini.

"Hari kau terbangun dari rumah sakit, dan aku sudah mulai menyadari hal itu. Namun sebelumnya aku tidak yakin, karena sangat kecil kemungkinannya bahwa kau adalah Jung Hyuna yang aku kenal."

"Apa maksudnya?"

"Kau ingat? Pada saat aku mengatakan hanya ada satu orang yang bisa memanggilku demikian, Itu adalah kau Hyuna." Untuk ke sekian kalinya Hyuna kembali terkejut mengetahui fakta-fakta yang baru saja dia dapat.

"Kau benar-benar orang yang aku mimpikan selama ini? Aku bermimpi tiga kali, kau hanya mengetahui dua di antaranya. Intinya tiga di antara mimpi itu sepertinya berkaitan denganmu, jika orang yang kutunggu adalah kau, maka 'dia' dan 'oppa' itu Byun Baekhyun yang di hadapanku."

"Ya, kau benar, ramalan wanita tua itu juga sepertinya benar."

"Apa yang dikatakan orang itu?" Baekhyun mengangkat kedua bahunya membuat Hyuna mendecih kesal.

"Baiklah, orang itu berkata tentang takdir dan orang yang kau tunggu memang aku."

"Emmm, jika aku menunggu kau, kenapa kau tidak datang selama ini? Kenapa, kau membuatku menunggu bertahun-tahun. Bahkan mungkin jika kesalahan malam itu tidak terjadi, selamanya kau tidak akan menemui aku."

"Kita tunggu sampai ingatanmu sepenuhnya kembali, karena percuma jika menjelaskan sekarang. Dan ini gilirannya aku yang bertanya, kenapa kau tidak memanggilku 'oppa'? Ya, walaupun secara teknis tidak setiap saat kau memanggilku seperti itu, tetapi kali ini kau menggunakan kata 'kau'."

"Maaf, sepertinya karena refleks." Hyuna memukul pelan mulutnya seolah sedang berbuat salah, padahal ini hanya soal nama panggilan.

"Oke, untuk malam ini kau tidur di kamarku, tenang saja, aku tidak akan melakukan apa pun. Besok setelah pyebaek kita pergi ke rumah orang tuamu. Dan, siapa tahu kau bisa mengingat beberapa hal."

"Lagi pula siapa yang ingin melakukan apa pun itu denganmu, aku hanya akan tidur seperti biasa." Baekhyun tertawa lalu mengelus dan mengacak rambut Hyuna, sepertinya ini kebiasaan barunya.

"Hei, singkirkan tanganmu!"

Hyuna melangkah menuju ke kamar milik Baekhyun atau mulai sekarang bisa dibilang kamarnya juga, dan menidurkan tubuhnya ke ranjang di sana. Seharian ini tubuhnya benar-benar lelah, apalagi besok masih ada kegiatan yang lain.

Menidurkan tubuhnya setelah seharian beraktivitas sangat menyenangkan. Rasanya beban yang ada hilang entah ke mana. Tanpa sadar Hyuna menutup matanya dan tertidur. Baekhyun yang baru saja masuk kamar tersenyum melihat Hyuna yang sangat cepat memejamkan matanya.

"Sebenarnya apa yang tidak aku ketahui." Baekhyun bergumam lalu segera menidurkan tubuhnya di samping Hyuna, besok hari yang panjang seperti hari ini akan dia lalui.

W H Y • Y O U

"Apa yang sedang mereka lakukan?" Hyuna berbisik kepada Baekhyun, saat ini mereka sudah lengkap menggunakan hanbok lengkap.

"Itu adalah Chestnut dan Jujubes, mereka melemparkan itu untuk menentukan anak yang akan kita miliki nanti." Baekhyun tersenyum melihat wajah Hyuna yang memerah karena malu.

Pyebaek adalah pernikahan tradisional Koreaa yang biasanya dilaksanakan setelah pernikahan resmi, biasa dikenal dengan salam resmi pertama yang diberikan kepada mertua setelah menikah.

"Oh, kita mendapatkan wajah ibuku sedikit masam karena hanya ada satu anak laki-laki. Sebaliknya kita akan memiliki satu anak perempuan." Baekhyun kembali berbisik di telinga Hyuna dan terkekeh agar tidak terdengar yang lainnya.

Setelah selesai, beberapa orang mendatangi mereka, bisa Hyuna pastikan mereka adalah orang-orang yang diundang dari pihak mempelai laki-laki. Karena semuanya terlihat tidak mengenali Hyuna.

Dua orang wanita muda mendekati mereka dan langsung memeluk Hyuna dengan erat. Baekhyun segera meninggalkan Hyuna menuju ke arah Jongin yang sedang bersama Soojung.

"Hyuna, aku merindukanmu, kau tahu, mencari keberadaanmu sangat sulit. Aishh, kau ini."

"Benar kata Jiran, kau bahkan melangkahi aku, sekarang aku belum memiliki pasangan sama sekali." Mereka berdua menangis di pelukan Hyuna.

"Oh ya, kata kedua orang tuamu dan Baekhyun kau kehilangan ingatan. Itu benar ...?" Hyuna hanya menganggukkan kepalanya pelan, tidak mengerti situasi saat ini.

"Jangan bilang kau melupakan kami? Eh, kau serius lupa?"

"Maaf karena aku tidak mengenali kalian." Hyuna menundukkan kepalanya. Dengan cepat Jiran menggeleng.

"Tidak, tidak, ini bukan salah siapa pun, ini sangat kebetulan. Aku harap Baekhyun menjagamu dengan baik. Dia sangat dingin denganku ketika terakhir kali kami bertemu, sekarang hampir tersenyum setiap saat."

"Kau mengenalinya?" Hyuna terlihat bingung, walaupun secara teknis Hyuna juga tidak mengenali Baekhyun.

"Dia orang yang kencan buta denganku, hari ulang tahunmu saat itu. Namun dia terlihat tidak tenang setiap saat dan tatapan matanya sangat menyebalkan atau memang dia berusaha melakukannya, karena sekarang lihatlah wajahnya. Benar-benar bertolak belakang dengan malam itu. Aku juga tidak menyukai Baekhyun, menyebalkan sekali. Bahkan malam itu dia pergi dengan tergesa-gesa tanpa menjelaskan sama sekali."

Hyuna kembali mengangguk dan langsung teringat kejadian malam itu. Mungkin saat itu Baekhyun tergesa-gesa hingga terjadi kecelakaan. Entah dia harus berterima kasih atau malah marah karena kejadian ini. Hyuna sendiri tidak yakin.

"Oh ya, Hyuna aku harus pergi sekarang, sepertinya kakakku kembali membuat masalah di rumah, maafkan aku, besok aku akan berkunjung ke rumahmu."

"Baiklah, tetapi ke apartemen Baekhyun saja, aku saat ini tinggal di tempat itu, omong-omong kau punya kakak?" Sedikit menyenangkan ternyata memanggil Baekhyun langsung dengan nama.

"Iya, kakak laki-laki namanya Kang Jin-Oh, bahkan jika kau tidak kehilangan ingatan, kau tidak akan terlalu mengenalnya, dia selalu berada di rumah dan hampir tidak pernah pergi."

Hyuna menggumamkan nama itu. Kang Jin-Oh. Ada perasaan aneh yang menjalar ketika Jiran menyebutkan nama itu.

"Baiklah, sampai jumpa, nanti aku akan meminta nomor milikmu kepada, Sebin."

Sebin mendelik ke arah Hyuna lalu buru-buru menetralkan wajahnya, dia baru ingat bahwa Hyuna kehilangan ingatan.

"Untuk informasi aku dua tahun lebih tua darimu."

"Astaga maaf, Eonni. Omong-omong ada hal yang membuatku penasaran."

"Apa itu?" Sebin menatap Hyuna dengan heran.

"Aku orangnya seperti apa? Ini kutanyakan karena aku sangat penasaran, Eonni, rasanya aku harus beradaptasi di lingkungan ini dengan cepat."

•••••

Re-publish: Minggu, 25 Juli, 2021.

•••••

Akhirnya besok aku kembali ke rumah. Semoga setelah beneran balik bisa lebih fokus lagi. ^^ (Serius aku hampir lupa update).

WHY YOU? ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang