Why You? (27)

74 13 5
                                    

Hyuna terbangun karena suara gaduh yang sepertinya berasal dari kamar mandi. Dia memegangi kepalanya yang masih sedikit sakit lalu beranjak dari ranjang menuju ke kamar mandi. Suara gaduh tadi perlahan mulai berhenti, digantikan dengan suara air yang mengalir.

"Oppa?" Hyuna perlahan-lahan memasuki kamar mandi. Di sana ada Baekhyun yang sedang mencuci mukanya. Hyuna sebenarnya tidak cukup bingung karena ini sudah sekitar pukul 06.00 pagi, Walaupun tidak biasanya Baekhyun bangun di jam seperti ini.

"Oppa? Kau menangis?" Hyuna mendatangi Baekhyun lalu menatap wajah pria itu. Terdapat sisa-sisa air mata, serta wajahnya terlihat memerah karena tangisan. Hyuna segera mengambil tisu lalu membersihkan wajah Baekhyun. Terlihat sorot kekhawatiran di mata Hyuna.

"Sudahlah, aku tidak apa-apa. Terima kasih, dan juga lebih baik kau bersiap-siap. Hari ini pernikahan Jongin." Hyuna menepuk jidatnya. Bagaimana dia lupa jika hari ini adalah harinya. Apakah tidak akan telat karena acaranya dimulai pukul sembilan, dan untuk pestanya akan diadakan malam nanti.

"Tetap saja ... aku tidak bisa membiarkan wajah suamiku sembap seperti ini. Aishh, lebih baik bersihkan wajahmu dulu." Hyuna melempar tissue yang dia pegang ke arah wajah Baekhyun membuat pria itu mundur beberapa langkah menghindarinya. Padahal itu hanyalah selembar tissue yang sangat ringan.

Mengingat perkataan Hyuna, pipi Baekhyun memerah karena malu. Hyuna tadi menyebutnya 'suamiku', padahal hanya satu kata mampu membuat Baekhyun melupakan apa yang baru saja terjadi.

"Hyuna-ya apa yang harus kulakukan setelah ini?" Baekhyun bergumam sendirian. Menatap kaca yang memantulkan pantulan wajahnya. Lalu Baekhyun mulai membersihkan sisa tangisannya. Berusaha melupakan semuanya.

Baekhyun berjalan keluar dari kamar mandi untuk menyusul Hyuna yang mungkin sekarang sedang menyiapkan pakaian untuk pergi nanti.

W H Y • Y O U

"Apakah setidak-nyaman itu?" Baekhyun mulai khawatir melihat wajah Hyuna yang sudah sangat berkeringat. Pria itu mengusap keringat yang mengucur di pelipis istrinya. Hyuna masih diam tidak menjawab pertanyaan Baekhyun. Tubuhnya terasa sangat lelah.

Upacara pemberkatan sudah selesai beberapa saat lalu. Dan Hyuna berdiri cukup lama hingga membuat tubuhnya sangat lemas. Padahal biasanya dia tidak akan selemah ini. Perutnya juga terasa sangat sakit, tadi pagi Hyuna bahkan sudah sarapan. Wanita itu tidak mengerti kenapa hal seperti ini bisa terjadi.

"Oppa, aku ingin pergi ke toilet sebentar. Tunggulah di sini, aku akan kembali." Baekhyun segera menggeleng. Bagaimana mungkin Hyuna akan pergi ke kamar mandi sendiri dalam kondisi seperti itu? Gedung tempat acara ini cukup besar.

"Aku akan mengantarmu menuju ke toilet." Baekhyun memapah tubuh Hyuna lalu mencari toilet. Hyuna hanya menurut lalu berjalan perlahan-lahan menuju ke toilet.

"Oppa, lebih baik tunggu saja. Kau tidak akan masuk ke toilet wanita kan?" Baekhyun menggeleng polos, lalu membiarkan Hyuna masuk. Hal itu membuat Baekhyun menunggu Hyuna pintu luar.

Hyuna memasuki salah satu bilik toilet tanpa lupa mengunci pintunya. Tidak ada yang di toilet saat ini. Entah kenapa sangat sepi pada jam seperti ini. Hyuna hanya duduk memegangi perutnya di toilet tanpa melakukan apa pun.

Sejak tadi Hyuna memang ingin pergi ke toilet untuk menjauh dari kerumunan. Perutnya sangat mual saat berada di banyak orang. Bahkan saat ini Hyuna tidak mood melihat minuman sekalipun.

Setelah beberapa saat Hyuna akhirnya keluar dari bilik. Dia menatap pantulan dirinya sendiri di cermin. Wajahnya terlihat sangat pucat, Hyuna memang tidak menggunakan make-up yang tebal. Bahkan tadi Baekhyun sempat mengejeknya kalah dari anak sekolahan. Hyuna mengeluarkan satu liptint yang ada di tas kecilnya. Lalu mengoleskannya pada bibir.

Untuk terakhir kalinya Hyuna mematut tampilannya di cermin untuk terakhir kalinya lalu keluar. Di sebelah pintu masuk toilet ada Baekhyun yang menunggunya. Senyuman pria itu seketika lenyap ketika memperhatikan wajah Hyuna. Digantikan oleh raut paniknya.

"Hyuna, kau mimisan." Tanpa aba-aba Baekhyun langsung menggendong Hyuna menuju ke lift. Hyuna harus pulang saat ini juga. Kondisinya tidak memungkinkan untuk berada di tempat ini lebih lama lagi.

Hyuna mengusap hidungnya untuk melihat apakah dia benar-benar mimisan. Dan benar, terdapat bekas darah di tangan Hyuna. Tubuhnya memang sangat lemas, tetapi tetap saja Hyuna sedikit memaksakan agar tidak pingsan.

Baekhyun sampai di depan mobil, dia berusaha membuka pintu dengan satu tangannya hingga berhasil. Dia menidurkan Hyuna di kursi belakang agar Hyuna mendapatkan posisi yang nyaman. Sebelum menutup pintu bagian belakang Baekhyun mengecup pelan pipi Hyuna membuat wanita itu tersenyum kecil, lalu duduk di kursi kemudi.

Baekhyun mengemudi dengan cepat. Hingga sekitar satu jam mereka sampai di tempat parkir apartemen. Apartemen tempat Baekhyun berada di lantai lima. Ia menoleh ke belakang dan mendapati Hyuna sudah memejamkan matanya.

Kini Baekhyun sudah sampai di apartemen lalu menidurkan Hyuna di kamarnya. Mungkin ketika Hyuna bangun nanti mereka harus mengecek kondisi Hyuna dan pergi ke dokter. Dua hari ini kondisi Hyuna tidak terlalu baik.

Baekhyun tentu sangat khawatir, Baekhyun ikut berbaring di samping Hyuna sambil menatap wajah istrinya itu. Dia menyeka darah mimisan Hyuna menggunakan sapu tangan. Hyuna terlihat sangat cantik, matanya yang besar merupakan daya tarik tersendiri bagi semua orang yang melihat Hyuna.

W H Y • Y O U

"Sudahlah tenanglah. Aku juga bersedih akan hal ini! Namun, bisakah Ibu sedikit memperhatikanku?! Kenapa semenjak tiga tahun yang lalu kalian seolah tidak melihatku. Semenjak saat itu kalian seolah melupakan aku. Aku juga muak dengan semua ini asal kalian tahu!"

Aku menatap pasangan paruh baya yang ada di depanku. Jujur sepertinya aku merasa bersalah karena membentak mereka dengan keras di saat seperti ini. Mataku mulai mengeluarkan air mata.

"Hyuna-ya, maafkan kami. Kami seharusnya lebih memperhatikanmu. Kau juga putri kami, hanya saja setelah kejadian itu Eunji menjadi sangat sensitif mengenaimu." Ibu berusaha memegang tanganku, tetapi langsung aku tepis dengan kasar. Aku merasa muak dengan keadaan. Rasa bersalah yang baru saja kurasakan menghilang karena perkataan ibuku.

"Jika kalian benar-benar merasa bersalah kenapa kalian bahkan enggan menatapku selama ini?! Aku membenci semuanya." Aku berkata lirih di kalimat terakhir. Kakiku berjalan mendekati pintu hendak keluar.

"Sebab ini terjadi karena kau!" Aku diam. Ingin menjawab, tetapi lidahku terasa kelu untuk membantahnya. Aku berbalik menatap sebuah bingkai foto yang terpajang. Terlihat seperti keluarga yang bahagia dan masih lengkap.

"Bahkan orang itu sudah pergi, Bu. Baekhyun sudah pergi tanpa memberi kabar. Kenapa hanya aku yang disalahkan? Kenapa kalian tidak menyalahkan Baekhyun? Apakah karena orang itu tidak ada di sini? Kesalahanku hanyalah menyukai orang yang salah." Kini aku benar-benar meninggalkan ruangan. Tidak menghiraukan teriakan dari dalam yang memanggilku kembali masuk.

"Bahkan semua orang meninggalkan aku, Oppa. Sudah 3 tahun kau tidak kembali. Ak-aku merindukanmu." Saat itulah air mataku berjatuhan.

•••••

Senin, 9 Agustus 2021.

•••••

Besok kayaknya aku bakal lumayan sibuk di rl deh. Semoga aja masih inget update. Akhir-akhir ini mau buka Wattpad aja lupa. Btw, ga kerasa udah sampe chapter 27 aja. Agaknya aku perlu cepat-cepat revisi.

Oh ya, jangan lupa cek channel Telegram @. Jungsin_W, ga perlu gabung yang penting tah info di sana.

WHY YOU? ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang