Why You? (36)

62 9 8
                                    

Sudah satu bulan semenjak Hyuna pergi meninggalkan rumah. Kedua orang tua Baekhyun tidak berkata banyak walaupun mereka ikut mengkhawatirkan keadaan Hyuna. Begitu pun dengan orang tua Hyuna, sampai sekarang mereka belum tahu ke mana putrinya pergi.

Baekhyun kembali menegak alkohol yang ada di tangannya. Memang Baekhyun tidak pernah mencoba mencari Hyuna atau semacamnya, namun jauh di dalam hatinya Baekhyun menginginkan Hyuna kembali. Pernah satu hari Jongin menampar Baekhyun karena menurutnya mereka tidak boleh menyerah seperti ini.

"Berhentilah minum, tidak baik untuk kesehatan." Sebuah tangan menghentikan pergerakan Baekhyun yang ingin memasukkan minuman beralkohol itu ke mulutnya. Baekhyun menoleh ke arah belakang, Sehun.

Seingatnya, Sehun kembali ke tempatnya setelah Baekhyun mengatakan untuk tidak mencari Hyuna. Bahkan saat ini Baekhyun tidak memedulikan tentang Yoona, Pyo Tae-Jin-kakak tiri Sehun, serta Kang Jin-Oh.

"Ughhh, bahkan tulangmu saat ini berbau seperti alkohol." Sehun kembali berucap ketika Baekhyun tidak menggubris ucapannya tadi. Baekhyun hanya mengangguk pelan, kepalanya cukup pusing untuk berbicara saat ini.

"Aku pindah ke Seoul, bersama istriku kau belum mengenalnya kan? Besok-besok akan aku kenalkan padanya." Sehun berujar sembari mengangkat tubuhnya untuk berdiri.

"Aku sangat pusing, sebaiknya aku pergi tidur." Sepertinya Sehun harus mengantar pria di depannya ini pulang. Ini sudah lebih dari jam sembilan malam. Tidak seharusnya jika Sehun meninggalkan Baekhyun di bar sendirian.

"Berikan tanganmu." Baekhyun hanya menuruti perkataan Sehun. Pria itu merangkul Baekhyun lalu membawanya keluar dari tempat ini. Sehun mengetahui Baekhyun berada di sini karena Jongin memberitahunya. Baekhyun memberikan kunci mobilnya ke Sehun agar pria itu mengantarkannya pulang.

Saat ini mereka berada di dalam mobil sambil menyalakan radio. Entah kenapa Sehun merasa sangat bosan, terlebih lagi Baekhyun sudah tertidur di kursi belakang. Sepertinya Baekhyun terlalu banyak minum hari ini. Sehun menghentikan mobil ketika lampu merah.

"Berita terkini, seorang wanita ditemukan tewas seminggu yang lalu. Polisi menemukannya dengan luka tusuk di leher. Pihak berwajib memperkirakan korban tengah hamil selama tiga bulan. Sampai saat ini identitas korban belum juga diketahui. Polisi juga memutuskan untuk mengautopsi korban."

Sehun menahan napasnya ketika mendengar berita tersebut. Seingatnya Hyuna juga tengah mengandung selama tiga bulan saat ini. Selama perjalanan Sehun berdoa agar wanita itu bukanlah Hyuna. Semenjak Baekhyun menyerah dengan Hyuna, mereka tidak pernah mengungkit-ungkit lagi tentang Hyuna di depan Baekhyun.

W H Y • Y O U

"Kau sudah bangun?" Baekhyun langsung memegangi kepalanya yang sedikit pening ketika mendengar pertanyaan itu. Sepertinya dia sudah di rumah. Baekhyun menoleh ke arah pintu. Sehun sedang berdiri di sana.

Baekhyun beranjak dari ranjang lalu keluar dari kamarnya. Dia pergi untuk membersihkan wajahnya. Walaupun setelah selesai kepalanya masih terasa cukup pusing karena semalam dia terlalu banyak minum.

"Aku membuat sup, makanlah." Baekhyun melangkah menuju ke meja makan. Di situ sudah tertata rapi nasi, sup, dan juga beberapa lauk. Pria itu duduk di salah satu kursi lalu mulai menyuap makanan ke mulutnya.

"Apakah enak?" Baekhyun hanya mengangguk sekilas. Sepertinya dia harus berterima kasih kepada Sehun setelah ini. Sehun yang ada di depannya kini sibuk dengan ponselnya.

Kini makanan yang ada di meja sudah habis menyisakan beberapa lauk yang tidak Baekhyun makan. Pria itu membersihkan sisa-sisanya lalu kembali duduk di meja makan.

"Baek, kemarin aku mendengar bahwa ada wanita ditemukan tewas karena luka tusukan. Dan dia sedang hamil tiga bulan." Baekhyun terdiam sejenak, tangannya bergerak-gerak entah sedang melakukan apa. Kini Baekhyun mengambil air putih lalu menegaknya dengan cepat.

"Benarkah? Lalu apa yang terjadi?" Baekhyun bertanya seolah tidak peduli akan hal itu. Walaupun terlihat jelas kini Baekhyun terlihat sangat khawatir.

"Jujurlah kau sekarang mengkhawatirkan bahwa wanita itu Hyuna 'kan? Jika kau tidak bisa jujur kepada kami, setidaknya jujur terhadap dirimu sendiri. Kebohongan paling menakutkan adalah ketika kita berbohong kepada diri sendiri. Ingat kata-kata itu Baek. Aku harus pergi sekarang, istriku terus mengirimi pesan. Datanglah ke rumahku jika sempat."

Sehun berjalan keluar meninggalkan Baekhyun yang masih mematung di tempatnya. Pandangannya kosong, di kepalanya terus terputar perkataan Sehun. Baekhyun memilih untuk kembali ke kamarnya.

Baekhyun tidak pernah berniat membohongi diri sendiri. Hanya saja, semuanya sudah berubah sekarang. Seharusnya Baekhyun tahu jika pergi bukanlah keinginan Hyuna. Baekhyun seharusnya mengetahui jika ada pesan terselip di surat yang Hyuna tinggalkan untuknya.

"Hyuna-ya, apakah aku salah memilih untuk meninggalkan semuanya? Kau seharusnya bahagia jika kita berpisah kan? Kita sudah benar dengan mengikuti takdir bukan? Aku harap takdir akan menuntun kita ke arah yang lebih baik." Baekhyun berkata pelan, sembari membayangkan jika Hyuna ada di depannya saat ini juga.

W H Y • Y O U

"Cepat sekali kau pulang, lain kali aku harus mengunci pintu."

"Choi Seunji, aku rindu." Wanita itu terkekeh pelan mendengar suaminya mengatakan hal itu. Padahal Sehun hanya pergi semalam. Pria itu kini memeluknya dari belakang. Membuat Seunji berusaha melepaskan pelukan tersebut.

"Cih, lihatlah kelakuanmu seperti anak kecil." Kini Sehun benar-benar melepaskan tangannya. Sehun mengecup pelan pipi istrinya lalu duduk di sofa. Pria itu langsung menghela napas, seolah sedang melepaskan bebannya.

"Apakah tentang temanmu itu lagi?" Sehun hanya mengangguk sebagai jawaban. Kini dia mengusap wajahnya, kenapa Baekhyun tidak pernah mengikuti saran mereka untuk mencari Hyuna. Karena bisa saja Hyuna dalam bahaya saat ini.

"Kau mau mengunjungi kakakmu yang berada di Seoul?" Sehun menggeleng, hal itu tidak ada gunanya. Mereka tidak pernah benar-benar dekat. Puncaknya adalah ketika kakaknya memilih pergi meninggalkan rumah, saat itulah Sehun tidak lagi menganggap orang itu sebagai kakaknya.

Bagi sebagian orang mungkin itu adalah hal sepele, tetapi tidak bagi Sehun. Setelah empat tahun silam, sosok kakak tirinya yang selama ini baik menghilang entah ke mana. Sejak itulah Sehun perlahan mulai membenci kakaknya.

"Aku tidak ingin menemuinya lagi." Seunji hanya mengangguk mengiyakan perkataan Sehun. Wanita itu tidak pernah mengenal secara dekat siapa kakak Sehun, hanya saja dia tahu bahwa orang bernama Pyo Tae-Jin sedang berada di Seoul.

"Bagaimana jika kau pergi dalam keadaan hamil tiga bulan? Menurutmu apakah aku akan mencari di mana kau berada?" Sehun bertanya, jika saja keluarganya yang mengalami apakah Sehun bisa seperti Baekhyun yang menahan diri agar tidak mencari Hyuna?

"Tentu saja kau harus mencariku, meskipun aku berkata bahwa jangan pernah mencariku. Jika aku masih mencintaimu, aku pasti berharap kau akan mencari ku ke mana pun aku pergi, kecuali jika kau tidak mencintaiku lagi. Setidaknya lakukan untuk bayi yang ada di kandunganku. Tapi, kenapa kau tiba-tiba berkata seperti itu?"

"Tidak, hanya saja itulah yang dialami Baekhyun saat ini. Dia sedang berjalan melewati masa sulitnya."

•••••

Rabu, 18 Agustus 2021.

•••••

Hai, terima kasih yang udah mau mampir buat tekan bintang, komen, atau sekadar baca huhu <3. Aku sadar ceritaku masih jauh dari kata rapi, mohon dimaklumi ya:(.

Menurutku Sehun itu tipe-tipe gemes di cerita ini (padahal mah gada yang gemes di sini wkwk). Aku juga lagi revisi dikit-dikit. Masih inget sama diary Hyuna? Entah apa alasannya aku pengen bikin extra chapter tentang itu. Tapi gada waktu haha. Aku baru keinget karena semalem sempet revisi dikit-dikit di sana.

Btw, yang mau minta link channel tele bisa langsung DM ig atau langsung DM di wp aja ya. Semua akun sosial media punyaku @. Jungsin_W. Biar ga susah juga nyarinya kan. Okey, sekian hari ini. Tenciyuu.

WHY YOU? ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang