Why You? (15)

100 17 10
                                    

"Oppa, mari melakukannya."

"Hyuna, kau yakin? Aku bisa menunggu ini semua tidak perlu dipaksakan." Hyuna menggelengkan kepalanya tegas. Perkataan Baekhyun berarti dia mau karena Baekhyun yang harus menunggu Hyuna. Sekarang Hyuna sudah tidak perlu ditunggu.

"Jika kita tidak melakukannya sekarang, aku takut Oppa meninggalkanku."

"Hyuna, ini bukan tentang jaminan. Aku berjanji tidak akan pernah meninggalkanmu. Tenanglah, kau harus benar-benar yakin tentang hal ini. Aku tidak bisa jika kau masih belum yakin."

"Tidak, Hyuna ini masalah serius." Baekhyun kembali berbicara sambil mengusap rambutnya kasar.

"Karena itulah kau harus membuktikan bahwa kau setia kepadaku. Karena itu juga kau harus melakukannya."

Baekhyun mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan. Kamar mereka remang-remang karena Baekhyun belum sempat menyalakan lampu. Dia mungkin sudah siap tetapi Baekhyun tidak yakin jika Hyuna sudah benar-benar siap. Baekhyun tidak mau menyesal, bahkan ketika Baekhyun dan Hyuna berciuman pertama kalinya dan Baekhyun pergi. Dia menyesal karena meninggalkan Hyuna.

Malam itu, menjadi malam pertama mereka seutuhnya. Malam itu mereka menyempurnakan pernikahan. Dan malam itu Hyuna jatuh, sejatuh-jatuhnya kepada seorang Byun Baekhyun. Mungkin jika Baekhyun meninggalkan Hyuna, Hyuna juga akan menghilang selamanya dari bumi.

W H Y • Y O U

"Kau yakin Baekhyun bisa?" Seorang wanita bertanya kepada lawan bicaranya. Matanya menerawang tidak jelas menatap apa.

"Baekhyun pasti bisa mengembalikan ingatan Hyuna. Aku yakin, karena mereka saling mencintai." Pria itu, Park Chanyeol menatap wanita di depannya dengan mantap. Tidak ada keraguan sama sekali di kata-katanya.

"Yeol, aku berharap mereka berhenti mencurigai kau. Tuduhan ini tidak berdasar hanya karena kau mirip dengan pelaku. Mereka menuduh kau sembarangan." Chanyeol menganggukkan kepalanya. Benar, hanya karena dia mirip dengan sang pelaku, tuduhan tidak berdasar datang kepadanya. Merusak pertemanan mereka.

"Dan kau mengirimkan e-mail itu?"

"Kau tahu jawabannya. Dan karena sudah malam, aku harus pulang. Kekasihku mungkin akan marah." Chanyeol menatap kepergian wanita tersebut. Orang yang dia percayai dan mempercayainya hingga saat ini.

W H Y • Y O U

Hari sudah pagi, matahari beranjak naik. Hyuna menatap ke sebelahnya. Baekhyun tertidur dengan sangat pulas, wajahnya terlihat sangat tampan. Astaga, bahkan Hyuna ragu ada pori-pori di wajah Baekhyun. Dengan refleks Hyuna mencium pipi Baekhyun membuat pria itu menggeliat kecil. Baekhyun mengerjapkan kedua bola matanya.

"Oh kau sudah bangun?" Hyuna hanya menganggukkan kepalanya pelan. Masih memandangi wajah Baekhyun.

"Oppa, kau harus berjanji tidak akan meninggalkanku," lirihnya.

"Hyuna-ya, aku berjanji tidak akan meninggalkan kau sendirian. Hari demi hari perasaan milikku menjadi semakin besar."

"Apakah itu pernyataan?" Baekhyun hanya tertawa kecil menanggapi pertanyaan Hyuna.

"Hyuna, kau tahu? Ke mana aku pergi selama satu tahun?"

"Tidak, apakah Amerika?"

"Ahh, terlalu mudah ditebak. Seharusnya aku pergi ke negara yang sulit ditebak. Agar kita memiliki topik obrolan saat ini. Kau menyukaiku?" Hyuna terkekeh membuat Baekhyun mengacak kecil rambutnya.

"Lain kali pergilah ke tempat yang masih sepi. Dan aku tidak menyukaimu, Oppa." Hyuna yang berniat menggoda Baekhyun malah mendapat kecupan singkat di bibirnya. Membuat pipi Hyuna memerah karena malu.

"Lalu?"

"Aku mencintaimu."

"Aku juga, dan aku harap cinta kita bertahan sampai kapan pun." Baekhyun kembali mencium bibir Hyuna hingga beberapa saat.

"Oppa, kau tahu? Jika aku melihat di drama adegan seperti ini. Biasanya pemeran utama pria akan sibuk dengan pekerjaan dan lain-lain. Tapi ternyata kau tidak sibuk sama sekali. Malah waktumu sangat luang."

"Kau benar, tapi kau senang bukan jika aku tetap berada di dekatmu." Hyuna bergumam pelan sebagai jawabannya.

"Oppa, aku merasa sedikit tidak nyaman." Sial. Mereka baru sadar jika sedari tadi tidak mengenakan sehelai kain pun. Tubuh mereka hanya ditutup oleh satu selimut saat ini.

"Lebih baik sekarang kau keluar dan segera mandi aku akan menunggu. Aku tidak akan mengintip." Baekhyun menganggukkan kepalanya patuh. Lalu pergi ke kamar mandi membersihkan tubuhnya.

Hyuna dan Baekhyun semalam benar-benar melakukannya. Dan ini bukan mimpi, entah perasaan apa yang datang ke Hyuna. Rasa senang, sedih, bercampur bahagia semua menjadi satu.

Wanita itu membawa serta selimut yang dia pakai ke kamar mandi setelah Baekhyun selesai. Tubuhnya serasa sangat remuk, bahkan berjalan saja sangat sakit. Ternyata memang benar, ketika seseorang melepas keperawanannya akan sangat sakit. Baiklah Hyuna tidak ingin membahas tentang semalam. Pipinya sudah sangat panas, dan Hyuna yakini warnanya sudah memerah.

Baekhyun pergi ke dapur untuk memasak sarapan mereka berdua. Entah mengapa suasana hati Baekhyun hari ini lebih baik daripada hari-hari sebelumnya. Apalagi kemarin merupakan hari yang sangat panjang bagi Baekhyun. Mengetahui fakta yang seharusnya sudah lama diketahui.

"Oppaaa!" Hyuna berteriak dari kamar dengan sangat keras. Baekhyun menuju ke kamar dengan sedikit berlari. Di dalam Hyuna sedang terduduk di lantai.

"Apa yang terjadi?" Baekhyun berucap cemas melihat keadaan Hyuna yang hampir menangis. Tapi Baekhyun bersyukur. Karena hal-hal kecil seperti ini keduanya menjadi lebih dekat.

"Aku terjatuh, kakiku sangat sakit. Gendong cepat." Hyuna merengek minta digendong oleh Baekhyun dengan mengangkat kedua tangannya. Baekhyun hanya mengangguk, menggendong Hyuna menuju ke meja makan. Sarapan hari ini terasa lebih menyenangkan karena obrolan-obrolan kecil yang tercipta.

"Oppa, aku penasaran sesuatu, jika aku masih perawan hingga tadi malam. Kau masih perjaka kan?" Baekhyun kaget dengan pertanyaan Hyuna yang melenceng. Lama-lama Hyuna menjadi seperti ibunya yang membicarakan hal seperti tadi di meja makan.

"Tentu, aku masih perjaka ting-ting hingga semalam."

"Kita impas." Hyuna menyeringai penuh kemenangan. Hal itu membuat Baekhyun bingung kenapa Hyuna bersikap seperti ini. Mungkin efek terlalu banyak menonton drama? Entahlah, meski seperti apa pun sikap Hyuna kepadanya, Baekhyun tetap menyukai orang di depannya ini.

"Oh ya, omong-omong tadi malam aku bermimpi tentang ingatanku. Hari ulang tahunku, aku menginginkan lelaki yang tulus mencintaiku. Namun mimpinya hanya sebatas itu. Tidak seperti biasanya yang cukup lama. Dan Oppa tahu apa yang menarik? Impianku sudah terkabul. Aku memiliki Oppa saat ini."

Baekhyun mengacak kecil rambut Hyuna, membuat sang empunya merenggut kesal. Tapi tetap saja, Hyuna tetap menyukai dan mencintai apapun yang pria itu lakukan. Katakanlah Hyuna bodoh mencintai seseorang melebihi cinta kepada dirinya sendiri.

Karena itulah, cinta yang dimiliki Hyuna sangat rawan. Dan karena itu juga Hyuna selalu meminta Baekhyun untuk tidak meninggalkan dirinya. Hyuna sama sekali tidak ingin Baekhyun pergi dari kehidupannya. Jikalau Baekhyun pergi maka orang itu benar-benar brengsek. Jika Baekhyun kembali setelah pergi, Hyuna mungkin akan memaafkannya. Dan Hyuna menyadari dirinya sangat bodoh.

•••••

Re-publish: Kamis, 29 Juli, 2021.

•••••

Belum direvisi. Aku pun hampir lupa update ini apalagi revisi. Maafkanlah jikalau ada salah atau typo.

WHY YOU? ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang